Jika Allah Menghendaki Nabi Muhammad Bisa Baca Tulis, Tapi Mengapa tidak Demikian?

Nabi Muhammad mendakwahkan kearifan Islam.

republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan seorang ummi atau buta huruf. Beliau tidak bisa membaca dan menulis. Kendati demikian, Rasulullah SAW mampu menerima ayat-ayat suci Alquran yang berbahasa Arab.

Baca Juga


Kitab suci Alquran berisi segala sesuatu yang dibutuhkan seseorang di dunia maupun di akhirat. Kitab umat Islam ini memuat ajaran berupa akidah, syariat, sastra, akhlak, kisah-kisah, dan hal-hal lain yang tidak ada habisnya.

Betapa menakjubkannya, semua itu terjadi melalui tangan seorang Nabi yang buta huruf, yang tidak pernah membaca satu surat pun, dan tidak pernah menulis sepatah kata pun dengan tangan kanannya. Oleh karena itu, buta hurufnya Nabi Muhammad justru merupakan sumber kehebatannya, keikhlasannya, dan bukti kenabiannya.

Namun, buta hurufnya nabi ini kerap menjadi sasaran para kaum skeptis dan kaum ateis. Mereka berusaha menyangkalnya dengan berbagai cara, bahkan mereka mengklaim bahwa nabi telah menyalin Alquran ini dari kitab-kitab sebelumnya.

Mereka juga mulai menafsirkan ayat-ayat yang menunjukkan buta hurufnya, dan mereka mengingkari sunnah shahih yang membuktikan buta huruf ini tanpa keraguan, dan semua kekhawatiran mereka di balik itu adalah untuk menghancurkan bukti terbesar ketulusan Nabi SAW.

Hal ini juga diikuti dengan niat baik sebagian peneliti Muslim yang menyangkal buta huruf Nabi Muhammad SAW. Mereka beranggapan bahwa hal itu tidak sesuai dengan kedudukan Nabi yang terhormat, dan buta hurufnya dianggap sebagai sifat kekurangan, bukan kesempurnaan.

Maka, para peneliti muslim berusaha dengan itikad baik untuk menghilangkan sifat tersebut dari kedudukan Nabi yang mulia. Walaupun sebenarnya, buta huruf itu justru merupakan sifat kesempurnaan dan mukjizat Nabi.

Jika menghendaki sebenarnya bisa saja Allah SWT membuat Rasulullah SAW bisa membaca dan menulis, namun mengapa tidak demikian?

Dalam artikel ini, ada beberapa bukti yang jelas dan argumen yang meyakinkan bahwa buta hurufnya nabi adalah suatu kehormatan bagi beliau. Karena, Allah SWT lah yang memilihkannya untuknya, dan mentakdirkannya agar tetap menjadi bukti kebenaran sepanjang masa.

Bukti pertama

Dalam surat Al A'raf ayat 157, Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ

Artinya: “(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka.” (QS Al A'raf: 157). 

Dalam ayat ini sangat jelas terlihat bahwa beliau adalah seorang nabi yang buta huruf. Para akademisi bahasa serta ahli bahasa juga sepakat bahwa yang dimaksud ummi atau buta huruf itu adalah seseorang yang tidak dapat membaca dan menulis.

Ibnu Qutaybah mengaitkan kata “buta huruf/Ummi” dengan bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, dan beliau berkata: “Orang yang tidak menulis dikatakan buta huruf, karena dikaitkan dengan bangsa Arab, artinya kelompoknya, dan tidak seorang pun yang menulis berasal dari orang Arab, yaitu kelompoknya, dan tidak ada seorang pun yang menulis berasal dari orang Arab kecuali beberapa". 

Bukti Kedua

Dalam surat Al Ankabut ayat 48, Allah SWT berfirman:

وَمَا كُنْتَ تَتْلُوْا مِنْ قَبْلِهٖ مِنْ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيْنِكَ اِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ

“Engkau (Nabi Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab pun sebelumnya (Alquran) dan tidak (pula) menuliskannya dengan tangan kananmu. Sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis,) niscaya orang-orang yang mengingkarinya ragu (bahwa ia dari Allah).” (QS Al-Ankabut: 48].

Ayat ini sangat jelas, Allah berfirman kepada Nabi: Wahai Muhammad SAW, sebelum Alquran diturunkan kepadamu, kamu tidak memiliki kemampuan untuk membaca buku atau menulisnya dengan tanganmu. Jika kamu memiliki kemampuan ini, orang-orang yang skeptis akan meragukan Alquran, dan mereka akan berkata: "Itu ditulis oleh Muhammad". 

Sebagaimana beliau kutip dari kitab-kitab sebelumnya yang beliau baca, apa yang dinubuatkan Alquran benar-benar terjadi. Karena ada banyak serangan terhadap Alquran, dan sebagian besar kritik yang ditujukan padanya adalah bahwa Alquran disalin dari kitab-kitab kuno.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Ayat ini sendiri merupakan mukjizat besar bagi Nabi SAW. Di mana apa yang disebutkan dalam Alquran itu benar-benar terjadi, dan akan terus terjadi selama masih ada orang-orang yang memusuhi Alquran dan meragukannya, serta tanggapan terhadap mereka sama dengan apa yang disebutkan dalam Alquran, yaitu Nabi Muhammad SAW yang buta huruf, seumur hidupnya beliau belum pernah membaca kitab ataupun menulis dengan tangan kanannya, lalu bagaimana beliau dapat menemukan Alquran?

Bukti Ketiga

Allah SWT berfirman,

وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا 

“Janganlah engkau (Nabi Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Alquran sebelum selesai pewahyuannya kepadamu dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS Taha: 114) 

Dalam surat yang lain, Allah SWT juga berfirman:

لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ ۝١٦ 

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗۚ ۝١٧

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗۚ ۝١٨

“Jangan engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Alquran) karena hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya. Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan (dalam hatimu) dan membacakannya. Maka, apabila Kami telah selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu.” (QS Al Qiyamah: 16-18). 

Ayat-ayat Alquran di atas menunjukkan bahwa ketika Malaikat Jibril turun kepadanya dengan wahyu, maka dia akan mengulangi ayat-ayat di belakangnya sebelum Jibril selesai membaca ayat-ayat wahyu tersebut karena takut dia akan melupakannya, maka Allah SWT melarang dia dari situ, dan berkata kepadanya: 

"Wahai Muhammad, jangan terburu-buru membaca karena takut lupa. Kami akan membantumu menghafalnya, dan kami akan mengumpulkannya untukmu di hatimu, agar kamu tidak melupakannya." 

Dasar dalil di sini adalah jika Nabi Muhammad SAW membaca dan menulis, maka beliau akan menuliskan wahyu ini agar beliau dapat mengkaji dan menghafalnya setelah Jibril pergi, dan tidak mengulanginya lagi. Namun ketika dia melakukan hal itu, itu menunjukkan bahwa dia buta huruf, dan seluruh ketergantungannya adalah pada menghafalnya dan bukan pada membaca dari sebuah buku.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler