LPSK Dorong Mahasiswa Korban TPPO Ajukan Permohonan Perlindungan

LPSK menyatakan lembaganya siap melindungi para korban.

Republika.co.id
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) siap melindungi mahasiswa Indonesia yang menjadi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus magang di Jerman melalui program “Ferienjob”. Modus magang yang dijanjikan belajar dan bekerja, tapi justru dijadikan buruh kasar.

Baca Juga


TPPO menjadi tindak pidana prioritas LPSK. Wakil Ketua LPSK Antonius PS. Wibowo menyatakan lembaganya siap melindungi para korban. 

"LPSK berharap kepada para korban untuk mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK, karena perlindungan yang diberikan oleh LPSK bersifat sukarela berdasarkan keinginan para korban," kata Antonius dalam keterangannya pada Sabtu (6/4/2024). 

Antonius menyebut sampai dengan saat ini, masih banyak korban TPPO yang belum mengajukan permohonan perlindungan. Padahal LPSK dapat membantu korban untuk memperjuangkan kembalinya kerugian yang telah dialaminya melalui fasilitasi restitusi. 

"Kerugian itu dapat berupa hutang korban kepada pihak universitas untuk keperluan tiket pesawat, cek kesehatan, visa, dan lainnya," ujar Antonius.

LPSK berharap proses hukum juga menyasar perusahaan yang terindikasi terlibat, antara lain dilakukan penyitaan asset perusahaan sebagai jaminan pembayaran restitusi bagi korban. Hal ini berdasarkan UU No. 21/2007 tentang Penanggulangan TPPO.  

Selanjutnya, LPSK mengajak semua pihak untuk fokus bekerjasama memulangkan mahasiswa yang masih terjebak di Jerman. "Memang tidak mudah karena jumlahnya ratusan dan tersebar di banyak tempat," ucap Antonius. 

Selain itu, Antonius mengingatkan bahwa program Jobferien tidak termasuk dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebagaimana dinyatakan oleh Kemenristekdikbud.

"Hal seperti ini jangam terjadi lagi di masa yang akan datang," ucap Antonius. 

Sebelumnya, 1.047 mahasiswa dari 33 kampus di Indonesia diduga menjadi korban TPPO berkedok magang dalam Program Ferienjob Jerman. Para korban ini di antaranya berasal dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Pelaku berdalih jika program magang Ferienjob ini bisa dikonversi menjadi 20 Sistem Kredit Semester (SKS). Program magang sendiri merupakan salah satu unggulan Program MBKM Mendikbudristek Nadiem Makarim. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler