Jazilul: PKB Jadi Bagian Pemerintah, Prabowo dan Muhaimin Akrab

Menurut Waketum, PKB belum punya pengalaman di luar pemerintahan, jadi kita lihat.

Antara/Narda Margaretha Sinambela
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat memberikan keterangan kepada awak media di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).
Rep: Eva Rianti Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menanggapi soal kemungkinan partai yang nahkodai Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tersebut bakal menjadi oposisi atau malah merapat ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.


Jazilul tak gamblang menyatakan, PKB cenderung akan berkoalisi, tapi juga menyampaikan belum siap untuk menjadi oposisi. "PKB belum punya pengalaman di luar pemerintahan. Jadi kita lihat, lagian siapa yang mau ngajak pemerintahan?" kata Jazilul kepada wartawan usai agenda pelepasan mudik di DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024). 

Baca: Prabowo Tinjau SMP di Beijing yang Sediakan Makan Siang Gratis

Saat disinggung adanya ajakan dari kubu Prabowo-Gibran untuk bergabung, Jazilul tidak membantah secara langsung. Dia hanya mengklarifikasi bahwa pihaknya belum jelas berada di posisi koalisi atau oposisi. 

"Maksud saya tunggu dulu, yang jelas selama ini PKB menjadi bagian dari pemerintahan (Koalisi Indonesia Maju)," tutur wakil ketua MPR tersebut

Adapun mengenai hubungan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Jazilul mengeklaim, keduanya memiliki kedekatan. Namun, kedekatan itu dianggap bukan berarti menunjukkan kepastian untuk melanjutkan kedekatan di pemerintahan nantinya. 

"Gerindra dengan PKB itu akrab, Pak Prabowo dan Pak Muhaimin akrab," ujar Jazilul. Baca: SBY dan Prabowo, Penghuni Paviliun 5A Akmil yang Jadi Presiden

PKB diketahui memang lama menjadi koalisi pemerintahan, setidak-tidaknya dalam 20 tahun terakhir. Jika benar nantinya bakal jadi oposisi, itu akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi partai yang didirikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler