Mengoyak Israel, Bagaimana Iran Sebarkan Kekuatan di Timur Tengah?

, Iran mampu bersaing dengan kekuatan regional tradisional di kawasan.

REUTERS/Amir Cohen
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan Iran, di Israel, Ahad (14/4/2024). Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel pada hari Sabtu. Militer Israel mengatakan Iran menembakkan lebih dari 100 drone pembawa bom ke arah Israel. Beberapa jam kemudian, Iran mengumumkan bahwa mereka juga telah meluncurkan rudal balistik yang jauh lebih merusak.
Rep: Umar Mukhtar Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah membentuk apa yang disebut Mihwar Al Muqawamah (Poros Perlawanan). Ini adalah aliansi milisi bersenjata yang meliputi sejumlah gerakan di Timur Tengah.

Baca Juga


Antara lain gerakan Jihad Islam dan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan beberapa kelompok bersenjata di Irak dan Suriah, yang berfungsi sebagai garis depan pertahanan Iran.

Melalui milisi-milisi ini, Iran mampu bersaing dengan kekuatan regional tradisional di kawasan. Ini karena Iran mendukung secara langsung atau tidak langsung terhadap lebih dari 20 kelompok bersenjata, yang sebagian besar diklasifikasikan sebagai "teroris" di Amerika Serikat.

Pemberontakan kelompok "Wagner" Rusia yang sempat terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana ancaman milisi bersenjata yang didukung Iran terhadap keberadaan negara-negara Barat.

Kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran, menggambarkan diri mereka sebagai poros perlawanan terhadap Israel dan pengaruh AS di Timur Tengah. Kelompok tersebut terbentuk dan memperoleh kekuatan selama bertahun-tahun dan bahkan selama beberapa dekade ketika menerima dukungan Iran.

1. Hizbullah di Lebanon

Pertama terkait kelompok Hizbullah di Lebanon. Hizbullah didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 dengan tujuan melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon selatan pada tahun itu. Hizbullah secara luas dipandang lebih kuat dibandingkan negara Lebanon.

Kelompok ini berfungsi sebagai model bagi kelompok lain yang didukung Teheran di seluruh kawasan dan telah memberikan pelatihan kepada beberapa kelompok tersebut. Amerika Serikat dan beberapa sekutunya di Teluk Arab mengklasifikasikan kelompok ini sebagai organisasi teroris.

Kelompok Hizbullah yang bersenjata lengkap telah melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap sasaran-sasaran Israel di seberang perbatasan antara Lebanon dan Israel sejak awal Oktober, yang memicu baku tembak terberat antara kedua negara yang bersaing tersebut sejak mereka terlibat perang skala besar pada tahun 2006.

Kelompok tersebut mengatakan serangan mereka membantu melemahkan tentara Israel dan mengusir puluhan ribu warga Israel yang meninggalkan rumah mereka di dekat perbatasan. Serangan udara dan tembakan artileri Israel juga memaksa puluhan ribu warga Lebanon mengungsi.

Sumber-sumber keamanan melaporkan bahwa serangan Israel di Lebanon telah menewaskan sekitar 240 pejuang Hizbullah, termasuk para pemimpin senior, sejak 7 Oktober, selain terbunuhnya 30 orang lainnya dalam serangan Israel di Suriah. Jumlah ini sebanding dengan total kerugian Hizbullah dalam perang tahun 2006.

2. Gerakan Houthi di Yaman

Gerakan Houthi, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh AS, memaksakan kendalinya atas sebagian besar wilayah Yaman selama perang saudara yang dimulai pada tahun 2014, termasuk menguasai ibu kota, Sanaa. Ini memaksa pemerintah yang diakui secara internasional untuk keluar dari sana.

Gerakan ini milik Syiah Zaidi dan memiliki hubungan persahabatan lama dengan Iran. Perang di Yaman menempatkan Houthi dalam konflik dengan koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi dalam perang pada tahun 2015, karena takut akan konsekuensi dari semakin besarnya pengaruh Iran, di mana koalisi tersebut mendukung pemerintah yang diakui secara internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah mendukung upaya diplomatik untuk mengakhiri perang. Pada September 2023 lalu, menjadi tuan rumah bagi perunding Houthi di Riyadh. Gerakan Houthi mengumumkan masuknya mereka ke dalam konflik pada 31 Oktober 2023 dengan meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel.

Pada November tahun lalu, kelompok Houthi memperluas peran mereka dengan menyerang kapal-kapal di Laut Merah bagian selatan, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan-pelabuhan Israel. Namun beberapa kapal yang menjadi sasaran tidak diketahui apakah memiliki hubungan dengan Israel.

Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Yaman pada Januari lalu. Houthi mengumumkan bahwa semua kapal dan kapal perang Amerika dan Inggris yang berpartisipasi dalam agresi" terhadap Yaman akan dipandang sebagai sasaran musuh.

Serangan tersebut mengganggu perdagangan internasional melalui rute pelayaran terpendek antara Eropa dan Asia, dan mendorong beberapa perusahaan pelayaran mengubah arah kapal mereka.

Amerika Serikat percaya bahwa Garda Revolusi Iran membantu Houthi merencanakan dan melakukan serangan dengan rudal dan drone, sementara Teheran menyangkal keterlibatannya dalam serangan tersebut.

Pada bulan Januari, seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa komandan Garda Revolusi Iran dan Hizbullah berada di Yaman untuk membantu mengarahkan dan mengawasi serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Di sisi lain, Houthi menyangkal partisipasi Hizbullah atau Iran dalam hal ini.

Adapun koalisi yang dipimpin Saudi telah lama dan berulang kali menuduh Iran mempersenjatai, melatih, dan mendanai kelompok Houthi. Meski demikian, gerakan tersebut menyangkal bahwa mereka adalah agen Iran di wilayah tersebut.

3. Kelompok Perlawanan Islam di Irak

Kelompok Syiah yang didukung oleh Iran muncul di Irak dan menjadi partai aktif di Irak setelah invasi pimpinan AS pada tahun 2003. Jumlah pejuang dalam kelompok ini diperkirakan mencapai puluhan ribu.

Kelompok "Perlawanan Islam" di Irak, yang mencakup kelompok-kelompok bersenjata Syiah, mulai menargetkan pasukan Amerika di Irak dan Suriah pada Oktober 2023, dengan mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk menanggapi serangan Israel terhadap Palestina dan untuk melawan kehadiran Amerika di Irak dan wilayah Suriah.

Kelompok bersenjata Syiah ini memainkan peran utama dalam perang melawan ISIS. Anggota dalam kelompok ini menerima gaji dari negara dan secara teoretis tunduk pada wewenang pemimpin Iran, namun, mereka sering melakukan operasi di luar rantai komando.

Di antara kelompok yang menargetkan pasukan Amerika dalam beberapa bulan terakhir adalah Kataib Hezbollah dan Harakat al-Nujaba. Keduanya terkait erat dengan Garda Revolusi Iran. Persenjataan mereka mencakup drone peledak, rudal, dan rudal balistik. Amerika Serikat mengklasifikasikan Kataib Hizbullah dan Harakat al-Nujaba sebagai “organisasi teroris.”

4. Suriah

Rezim Suriah, yang dipimpin oleh Bashar al-Assad, merupakan bagian dari poros perlawanan Iran, namun belum memainkan peran langsung dalam konflik saat ini. Meski begitu wilayah Suriah tidak jauh dari eskalasi. Ini termasuk serangan yang dilakukan oleh kelompok yang didukung Iran terhadap pasukan AS di Suriah timur.

Hal itu juga mencakup serangan udara yang dilakukan oleh Israel di Suriah, yang menargetkan individu dari Iran dan anggota Hizbullah, dan sesekali terjadi baku tembak antara Golan yang diduduki dan Suriah barat daya.

Pemerintah Suriah telah menjadi sekutu dekat Iran selama beberapa dekade. Pasukan yang didukung Iran telah menyebar ke sebagian besar wilayah Suriah sejak mereka tiba di sana lebih dari satu dekade lalu untuk membantu Assad dalam perang saudara di Suriah.

Sumber:

 

https://www.alhurra.com/israel/2024/04/14/%D8%A5%D8%B3%D8%B1%D8%A7%D8%A6%D9%8A%D9%84-%D8%AA%D8%A4%D9%83%D8%AF-%D8%A7%D8%B9%D8%AA%D8%B1%D8%A7%D8%B6-99-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%A6%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B3%D9%8A%D9%91%D8%B1%D8%A7%D8%AA-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%88%D8%A7%D8%B1%D9%8A%D8%AE-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D9%8A%D8%B1%D8%A7%D9%86%D9%8A%D8%A9

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler