Iran Negara Islam dengan Kemajuan Sains Dikagumi Sekaligus Ditakuti Barat, Ini Rahasianya

Iran telah menorehkan kemajuan di bidang sains dan teknologi.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pandangan umum ibu kota Teheran, Iran. Iran telah menorehkan kemajuan di bidang sains dan teknologi
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata dunia memang belakangan ini tak bisa lepas dari Iran. Iran memang telah memicu kontroversi, mulai dari pengembangan reactor nuklir, tudingan terorisme, hingga penyebaran pengaruh Syiah di kawasan Timur Tengah. 

Baca Juga


Terlepas dari kontroversi tersebut, sejatinya nuklir menjadi salah satu bukti kemajuan sains dan teknologi yang dicapai bangsa Iran. Tekad dan kemauan keras dari segenap rakyat dan pemimpin negara itu mendorong terwujudnya pencapaian penting di berbagai bidang kehidupan.

Para insinyur dan ilmuwan Iran telah mampu membuat sejumlah perangkat canggih yang tak kalah bagusnya dibandingkan dengan produk Barat. Terobosan luar biasa terutama dalam penguasaan teknologi antariksa berkat keberhasilan meluncurkan satelit ke orbit. Begitu pula pada industri militer melalui kemandirian memproduksi persenjataan tempur.

Hal serupa terjadi di dunia kedokteran, industri perminyakan, pertanian, kimia, teknologi mesin, dan banyak lagi. Bisa dikatakan, negara berpenduduk sekitar 68 juta jiwa tersebut saat ini berada di urutan terdepan negara dengan kemajuan sains dan teknologi paling pesat yang berkembang di Timur Tengah.

Negara yang mayoritas penduduknya penganut Muslim Syiah ini semakin menegaskan posisinya setelah meresmikan sebuah pusat sains dan teknologi yang terletak di kota Isfahan, bulan Juni lalu. Nama resminya adalah The Regional Centre for Science Parks and Technology Incubators Development.

Fasilitas ini diharapkan bisa menjadi pusat pengembangan sains dan teknologi di kawasan. Pengoperasiannya bekerja sama dengan negara-negara yang tergabung dalam Economic Cooperation Organization (ECO), yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyz, Pakistan, Tajikistan, Turki, Turkmenistan, Uzbekistan, dan UNESCO.

Kerja sama meliputi pengkajian, penelitian, transfer pengetahuan, pengembangan, dan sebagainya. Menurut keterangan Ali Karami, ilmuwan dari Baqiyatallah University of Medical Science, Iran, dalam beberapa tahun belakangan ini, negara Iran memang mengalami lompatan besar dalam penguasaan sains dan teknologi.

Dengan keberadaan pusat sains di Isfahan, Ali, yang merangkap sebagai editor pada Jurnal Medis dan Bioteknologi Iran ini, optimistis rakyat Iran mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara Islam lainnya demi mewujudkan kesejahteraan bersama.

Dikagumi Barat

Prestasi besar yang diraih Iran mengundang kekaguman dari banyak kalangan, termasuk para saintis Barat. Seperti dikemukakan Eric Archambault, pendiri lembaga pengkajian teknologi, Science Matrix, yang berbasis di Kanada, kemajuan teknologi Iran tak hanya paling pesat di kawasan, tetapi juga di dunia.

Sanksi ekonomi selama bertahun-tahun terbukti tidak memengaruhi laju perkembangan yang terjadi. Komunitas sains di sana tetap produktif menelurkan karya. “Output dari inovasi teknologi mereka bahkan tercatat sebelas kali lebih besar dari rata-rata pertumbuhan dunia,” katanya, dikutip dari laman SciDev.net.

Ketegangan...

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat beserta sekutunya sejak tahun 1979 membuat Iran terus- menerus mendapat tekanan. Untuk beberapa waktu, aktivitas keilmuan seolah mandek. Universitas-universitas Iran tidak diperbolehkan membeli perlengkapan riset dari luar negeri akibat sanksi ekonomi.

Begitu pula program pertukaran pelajar, mahasiswa, dan ilmuwan kontan terhenti. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dari para cendekiawan dan pemuka agama. Mereka tidak ingin negara semakin terpuruk sehingga gencar menyerukan perlunya pendekatan Islam dengan sains modern.

Sejumlah pihak lantas mengaitkan efektivitas kampanye itu terhadap kemajuan yang diperoleh kemudian. Didorong oleh perintah mencari ilmu dalam Islam, rakyat dan pemerintah Iran bahu-membahu membina sekolah-sekolah maupun lembaga penelitian hingga ke segenap penjuru negeri.

Anggaran pendidikan ditingkatkan. Hasilnya sungguh luar biasa. Jumlah mahasiswa bertambah dari 100 ribu di akhir tahun 70-an menjadi lebih dari 2 juta pada tahun 2006. Iran pun mengalokasikan dana mencapai 900 juta dolar hanya untuk kepentingan riset. Di samping itu, pemerintah masih menyediakan anggaran cukup besar untuk penelitian teknologi nano, bioteknologi, teknologi informasi, dan sel induk.

Dua lembaga riset nasional dibentuk, yakni Lembaga Riset Sains dan Teknologi Nasional serta Institut Sains dan Kebijakan. Keduanya semakin memperkuat kegiatan riset dan penelitian serta mengintegrasikan program-program keilmuan agar lebih efektif.

Para ilmuwan Iran sangat produktif menghasilkan inovasi teknologi, yaitu meliputi bidang farmasi, kimia, fisika, biologi, dan medis. Kreasi pada lingkup molekuler biofisika meraih reputasi dunia sejak era 90-an. Dari catatan lembaga registrasi nasional, sebanyak 9.570 karya riset telah terdaftar hingga tahun 2008.

Aspek penting lain di balik pencapaian tersebut adalah tradisi keilmuan yang dimiliki. Mereka mewarisi kegemilangan bangsa Persia kuno. Pada masanya, Persia merupakan salah satu kutub peradaban dunia.

Persia dikenal berkat gairah intelektualitas yang tinggi dan kekayaan teknologinya. Mereka, misalnya, membangun qanat atau saluran air yang mampu bertahan selama berabad-abad.

Tradisi itu tetap terpelihara ketika agama Islam masuk ke Persia sekitar abad ke-7 Masehi. Dari wilayah-wilayah di Persia, hadir sejumlah ilmuwan Muslim legendaris. Kontribusi keilmuan mereka turut mewarnai era keemasan peradaban Islam abad pertengahan.

Di antara nama-nama tenar adalah al-Khawarizmi yang seorang pakar matematika, Abd Al Rahman Al Sufi sang astronom terkemuka, atau saintis bidang fisika Al Razi. Karya dan pemikiran mereka sangat berpengaruh terhadap kemajuan ilmu pengetahuan berabad-abad berikutnya.

 

Tekad dan semangat para pendahulu di masa silam itulah yang ingin diteruskan oleh segenap ilmuwan Iran pada era modern ini. Mereka tidak berhenti berkarya walaupun negaranya sedang terkena embargo Barat.

Program nuklir Iran - (AP/Reuters/Aljazairah)

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler