Lima Mukjizat Nabi Muhammad SAW Menurut Imam Al Ghazali
Semua tanda keluhuran akhlak Nabi Muhammad SAW mustahil dimiliki orang kafir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan sifat, akhlak, dan adab Nabi Muhammad SAW. Serta perbuatan, kebiasaan, pengaturan dan kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW. Termasuk perilaku Nabi Muhammad SAW terhadap kelompok-kelompok manusia yang berbeda, petunjuknya yang lurus dan kepemimpinannya.
Serta jawaban Nabi Muhammad SAW yang menakjubkannya terhadap berbagai permasalahan yang sulit dan subtil, usahanya yang tidak kenal lelah untuk kebaikan dan kepentingan manusia, tuntunan kebenarannya berkenaan dengan hukum lahiriah syariat.
Semua hal yang ada pada Nabi Muhammad SAW menuntun seseorang menyimpulkan bahwa ini berada di luar kemampuan seorang manusia tanpa bantuan dan pertolongan dari tangan yang tidak nampak (yakni Allah SWT). Semua tanda keluhuran akhlak Nabi Muhammad SAW mustahil dimiliki oleh seorang kafir.
Dalam kitabnya, Imam Al Ghazali menerangkan, untuk melengkapi kebenarannya sebagai Nabi, beliau diberi oleh Allah SWT dengan berbagai mukjizat. Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat beberapa mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Lima Mukjizat Nabi Muhammad
Pertama, pada saat Rasulullah SAW diminta oleh suku Quraisy Makkah untuk membelah bulan menjadi dua, maka Rasulullah SAW memohon kepada Allah SWT. Kemudian, Allah SWT membagi bulan menjadi dua dan orang banyak menyaksikan fenomena itu dengan mata kepala sendiri.
Selanjutnya...
Kedua, pada waktu pengepungan Madinah oleh tentara sekutu kafir selama lebih dari sebulan, Rasulullah SAW memasok perbekalan bagi penduduk Madinah.
Ketiga, pada kesempatan lainnya, Rasulullah SAW memberikan makanan secara memuaskan kepada 80 orang hanya dengan empat mud tepung gandum dan satu ekor anak kambing.
Keempat, pada suatu ketika, anak perempuan Basyir memberi sedikit kurma kering kepada Rasulullah SAW, tetapi ternyata dapat memberi makan seluruh prajurit Muslim secara memuaskan dan itu pun masih tersisa.
Kelima, suatu kali, air memancar dari sela-sela jari Rasulullah SAW begitu banyak. Sehingga para prajurit perang yang sangat kehausan itu dapat minum dengan puas, dan mereka pun dapat berwudhu dengan air tersebut.