Pengamat: Gandeng PDIP dan Megawati, Prabowo Bisa Lepas dari Bayang-Bayang Jokowi
Meski sudah menang, kemenangan Prabowo hanya 58 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Ilmu Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai presiden terpilih, Prabowo Subianto, akan berupaya memperkuat legitimasinya pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Asrinaldi menyebut setelah MK menolak gugatan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Prabowo sudah tidak terbantahkan lagi sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Walau sudah menang, legitimasi Prabowo belum kuat-kuat amat. Kemenangannya hanya 58 persen. Artinya ada 40 persen lebih yang tidak memilih atau tidak mendukungnya," kata Asrinaldi, Senin (22/4/2024).
Asrinaldi menilai Prabowo akan sibuk menjalin komunikasi dengan pimpinan-pimpinan partai yang kalah atau di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mau bergabung ke dalam pemerintahannya. Menurutnya, yang paling getol didekati Prabowo adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Asrinaldi menilai, keberhasilan mengajak PDIP berkoalisi akan membuat Prabowo terlepas dari pengaruh kuat Presiden Joko Widodo. Dengan kata lain, Prabowo bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi dengan merangkul Megawati dan PDIP.
"Bila Prabowo berhasil mengajak PDIP berkoalisi, akan berdampak kepada penurunan pengaruh Jokowi," tegas Asrinaldi.
Di luar PDIP, Asrinaldi memprediksi Prabowo juga akan berupaya membujuk Partai Nasdem, PKB, dan PKS untuk bersama-sama memperkuat pemerintahan. Walau sebelumnya bertarung, Asrinaldi meyakini akan mudah bagi Prabowo dengan pentolan partai lain tersebut bersatu kembali karena budaya poilitik di Indonesia sangat menghargai pertemanan.
"Politik di Indonesia ini politik pertemanan. Bila kepentingan mereka bertemu, mereka akan kembali berteman," kata Asrinaldi menambahkan.
Diketahui Prabowo dan Gibran sudah sah menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih setelah gugatan para rivalnya ditolak oleh Mahkamah Konstitusi. Setelah putusan MK, Asrinaldi memprediksi ke depan panggung politik Indonesia akan berlanjut kepada pembicaraan bagi-bagi jatah kursi di kabinet.