Kemenparekraf dan ILO Ajak Desa Wisata Tingkatkan Pemahaman Ekonomi Hijau

Konsep ekonomi hijau dan biru dapat mendukung capaian sektor pariwisata.

Antara/Andri Saputra
Tiga anak membawa bendera merah putih di pantai dengan latar belakang Pulau Maitra (kanan) dan Pulau Tidore (kiri) dilihat dari Kelurahan Kalumata, Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (5/11/2023).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan International Labor Organization (ILO) menggelar pelatihan bertajuk "Training of Trainers (TOT) on Transitioning to a Green and Blue Economy" di Yogyakarta, DIY.

Baca Juga


Pelatihan yang digelar pada 22–26 April 2024 tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ekonomi hijau dan biru. Juga bagaimana mengimplementasikan prinsip ekonomi hijau dan biru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Kerja sama dalam bidang pemberdayaan masyarakat di desa wisata ini sejalan dengan pilar produktivitas, inklusivitas, dan keberlanjutan yang menjadi nilai-nilai yang ditekankan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam pengembangan kepariwisataan Indonesia," ujar Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Diah Martini Paham lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Ekonomi hijau, lanjut dia, mendukung praktik berkelanjutan, efisiensi sumber daya, dan transisi ke arah sumber-sumber energi terbarukan. ektor yang masuk dalam konsep ekonomi hijau adalah energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, ekowisata dan teknologi hijau.

Sedangkan, ekonomi biru adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan dan konservasi sumber daya laut. Industri yang terkait adalah pertanian,  akuakultur, transportasi laut, dan pariwisata bahari.

Diah menjelaskan, konsep ekonomi hijau dan biru dapat mendukung capaian sektor pariwisata. Adapun hingga September 2023, sektor pariwisata menyerap 21,93 juta tenaga kerja dan menyumbang devisa sebesar 10,46 miliar dolar AS.

Sedangkan, sektor ekonomi kreatif menyumbang nilai tambah sebesar Rp 1.050 triliun dan nilai ekspor ekraf sebesar 17.38 miliar dolar AS. Melalui penerapan konsep ekonomi hijau dan biru, ia optimistis Indonesia mampu mewujudkan keberlanjutan ekonomi sekaligus praktik pariwisata yang berkualitas.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf Ika Kusuma Permana Sari berharap lewat kegiatan TOT mampu menyebarluaskan praktik pariwisata berkelanjutan serta prinsip ekonomi hijau dan biru dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler