Proyeksi PKB Gabung Prabowo, Ini 4 Keuntungannya Menurut Pengamat

PKB dinilai punya kekuatan mumpuni di DPR.

Republika/Prayogi
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyambut Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Rep: Eva Rianti Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyoroti soal merapatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Khoirul menilai ada sejumlah keuntungan bagi Pemerintah Prabowo-Gibran jika PKB bergabung dalam kepemimpinan lima tahun ke depan.

Baca Juga


 "Meskipun PKB menjadi musuh utama dalam Pilpres dengan jurus 'Slepet Cak Imin' kepada pasangan Prabowo-Gibran, namun upaya menarik PKB ke dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran tetap penting untuk dilakukan," kata Khoirul dalam keterangannya, Kamis (25/4/2024). 
 
Alasan pertama hal itu penting adalah karena akan adanya tambahan dukungan politik di DPR RI mengingat PKB cukup kuat di Senayan. Hal itu bakal menguatkan pemerintahan Prabowo-Gibran. 
 
"Pertama, PKB memiliki kekuatan suara di parlemen yang bisa menambah kekurangan dukungan politik Prabowo-Gibran di parlemen. Sehingga pemerintahan baru bisa lebih stabil," tutur Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) tersebut.  
 
Lalu, kedua meskipun memiliki hubungan tidak harmonis dengan PBNU, namun PKB merupakan satu-satunya partai politik yang diyakini menjadi representasi dari kekuatan politik kaum Nahdliyyin. Ormas NU diketahui merupakan kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia. 
 
"Saat ini, di koalisi Prabowo-Gibran baru ada PAN selaku partai berbasis ormas Islam Muhammadiyah. Maka masuknya PKB akan mengokohkan dukungan politik Islam moderat terhadap pemerintahan baru Prabowo-Gibran," jelasnya. 
 
 

Khoirul melanjutkan, alasan ketiga yakni jika Prabowo-Gibran membuka pintu bagi masuknya PKB dan menahan PKS untuk berada di luar. Langkah itu akan mencitrakan komitmen ideologis pro-Islam moderat dari pemerintahan baru Prabowo-Gibran. 
 
Keempat, kedekatan Prabowo-Gibran dengan PKB akan mendekatkan pemerintahan baru dengan basis massa Nahdliyyin. Basis pemilih loyal PKB terbukti mengalami split ticket voting di Pemilu 2024 lalu. Basis pemilih loyal PKB memang tetap memberikan dukungannya di Pileg pada PKB, namun untuk Pilpres lebih banyak mendukung Prabowo-Gibran. 
 
"Karena itu, memasukkan PKB ke pemerintahan baru Prabowo-Gibran setidaknya akan mensolidkan kedekatan pemerintahan baru dengan basis Nahdliyyin yang praktis masih menjadi komunitas Muslim terbesar di masyarakat politik Indonesia saat ini. 
 
Diketahui, Presiden terpilih yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah memenuhi undangan dari PKB untuk bertandang ke DPP PKB di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024). Prabowo melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.  

Meski dalam pertemuan itu tak gamblang diungkapkan bahwa PKB akan berkoalisi dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, Cak Imin menyatakan bahwa PKB ingin terus bekerjasama dengan Gerindra. Lantas, Prabowo menyatakan menerima keinginan kerja sama dari Cak Imin untuk terus bersama membangun bangsa. PKB sendiri diketahui selama ini kerap menjadi partai yang masuk dalam pemerintahan. Eva Rianti 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler