Mengapa Timnas Indonesia U-23 Bisa Menang? Ini Analisa Media Korea Selatan

Timnas Indonesia U-23 memenangkan pertarungan penguasaan bola dengan selisih 53-47.

Republika
Timnas Indonesia
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Korea Selatan tersingkir dari Piala Asia U-23 2024 usai menelan kekalahan 13-12 dari Indonesia di babak perempat final di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB. Kekalahan lewat drama adu penalti tersebut memaksa tim sepak bola putra Korsel tidak tampil di Olimpiade 2024 untuk pertama kali sejak tahun 1988.


‘’Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, Korea tidak akan berkompetisi di turnamen sepak bola putra Olimpiade,’’ tulis Korea Times dalam laporannya berjudul ‘Korea eliminated in Olympic football qualifiers as poor defense, undisciplined play prove costly’.

‘’Pejuang Taegeuk muda hanya bisa menyalahkan diri mereka sendiri ,’’ tulisnya. ‘’Karena pertahanan buruk dan kurang disiplinnya pemain terbukti telah merugikan mereka di turnamen kualifikasi Asia di Qatar.’’

Korea Times memberikan contohnya yakni gol kedua Indonesia yang semestinya tidak perlu terjadi jika pemain Korea Selatan disiplin dalam bertahan. Bek Lee Kang-hee dan Cho Hyun-taek gagal menjaga pergerakan Rafael Struick yang menerima umpan panjang Ivar Jenner.

Jenner mengirimkan umpan panjang Hail Mary dari area pertahanannya sendiri ke arah kotak penalti Korsel. Bola melompat tepat di luar kotak penalti saat Struick mengejarnya dengan Lee dan Cho menjaga di kedua sisinya.

Tapi, menurut The Korea Times, Lee dan Cho tidak bisa membaca pergerakan bola. ‘’Dan saat Lee mencoba memblok Struick, alih-alih berusaha menghalau bola, penyerang Indonesia itu menari melewatinya dan memasukkan bola melewati kiper Baek Jong-bum,’’ sebutnya.

Faktor lainnya karena Timnas Indonesia U-23 memang juga bermain bagus dengan unggul 7-1 dalam upaya tembakan. Skuad Garuda Muda dinilainya mampu memenangkan pertarungan di lini tengah dengan tekanan yang efektif. 

Indonesia melakukan 21 percobaan tembakan berbanding hanya delapan yang dilakukan Korea. Skuad besutan Shin Tae Yong memenangkan pertarungan penguasaan bola dengan selisih 53-47.

Rizky Ridho dan kawan-kawan juga mampu mengontrol permainan dalam ruang-ruang sempit. ‘’Penyerang mereka menunjukkan beberapa keterampilan dalam melakukan umpan cepat di area sempit untuk mengurangi tekanan Korea,’’ tulisnya.

Pemberian kartu merah terhadap Lee Young-jun, pencetak gol terbanyak Korea di Qatar dengan tiga gol dalam dua pertandingan, ikut mempengaruhi permainan Korsel. Lee yang masuk dari bangku cadangan untuk memulai babak kedua, harus keluar pertandingan kurang dari setengah jam karena pelanggaran yang merugikan.

Tayangan VAR menunjukkan bahwa Lee telah menginjak pergelangan kaki kanan Justin Hubner. ‘’Pelanggaran yang tidak perlu, membuat Korea kehilangan pencetak gol paling mematikan mereka,’’ sebut The Korea Times.

Korea Selatan juga harus kehilangan pelatih Hwang Sun-hong yang diusir keluar lapangan setelah berdebat dengan wasit Shaun Evans. Korsel sebenarnya sempat bangkit setelah mampu menyamakan skor 2-2 pada menit ke-84 melalui sepakan Jeong Sang-bin melalui serangan balik. 

‘’Namun, di perpanjangan waktu, Korea tidak bisa mengatasi kelemahan pemain mereka. Mereka sudah beruntung bisa membawa pertandingan hingga babak adu penalti,’’ tulisnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler