Dalam Sehari, Gunung Merapi Muntahkan 17 Kali Guguran Lava

Dalam satu hari juga tercatat 120 aktivitas kegempaan Gunung Merapi.

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
(ILUSTRASI) Gunung Merapi.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejumlah aktivitas Gunung Merapi pada 29 April 2024. Salah satunya guguran lava.

Baca Juga


Dilaporkan selama 24 jam Gunung Merapi memuntahkan 17 kali guguran lava, yang mengarah ke Kali Bebeng. “Jarak luncur maksimum tercatat 1.700 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, Selasa (20/4/2024).

Guguran lava ini masih merupakan potensi bahaya Gunung Merapi. Selain guguran lava, selama sehari terdata juga aktivitas kegempaan sebanyak 120 kali. Paling banyak, kata Agus, gempa guguran, yang tercatat 118 kali. Selain itu, terdata satu kali gempa fase banyak dan satu kali gempa tektonik jauh.

Berdasarkan pengamatan aktivitas Gunung Merapi, BPPTKG menyebut potensi bahayanya masih berupa guguran lava dan awan panas guguran, khususnya sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara.

Di sektor selatan-barat daya, kawasan potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, serta kawasan Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Adapun potensi bahaya di kawasan sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. “Sedangkan lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” kata Agus.

Menurut Agus, berdasarkan pantauan, suplai magma masih berlangsung. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya awan panas guguran di area potensi bahaya. Karena itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya. Ia juga meminta masyarakat mewaspadai lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler