Pengamat: Uzbekistan Satu Tingkat di Atas Indonesia
Materi pemain Uzbekistan U-23 lebih matang dan lebih berpengalaman.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Akmal Marhali menyebut kekalahan timnas Indonesia U-23 dari Uzbekistan U-23 pada semifinal Piala Asia U-23 harus diakui. Sebab, level Uzbekistan berada satu tingkat di atas Indonesia. Skuad Garuda Muda gagal ke final setelah takluk 0-2 dari Uzbekistan U-23 pada laga yang berlangsung Senin (29/4/2024) malam WIB.
"Harus diakui level Uzbekistan satu tingkat di atas Indonesia. Mereka lebih berpengalaman, lebih matang, Uzbekistan dalam empat Piala Asia terakhir mereka selalu lolos empat besar. Materi pemain mereka juga lebih matang dan lebih berpengalaman," kata Akmal saat dihubungi Selasa (30/4/2024).
Ia merinci statistik pertandingan, di mana Uzbekistan U-23 unggul di berbagai sektor. Tercatat Uzbekistan U-23 mendominasi penguasaan bola hingga 62 persen. Selain itu, ada 28 percobaan ke gawang dengan empat tendangan tepat sasaran. Ada setidaknya enam kali bola membentur tiang atau mistar gawang Indonesia U-23. Sementara Indonesia U-23 hanya punya empat peluang dengan tak satu pun tepat sasaran.
"Dalam passing mereka juga unggul telak hampir 50 persen dengan 460 passing sementara Indonesia hanya 298 passing. Akurasi passing Uzbekistan U-23 juga unggul 84 persen," kata dia.
Ia mengakui ada perbedaan cara bermain timnas Indonesia saat menghadapi Uzbekistan U-23 dibandingkan saat menghadapi Australia U-23, Yordania U-23, dan Korea Selatan U-23. Dalam pertandingan tersebut tim asuhan Shin Tae-yong lebih banyak bertahan. Ada jarak yang terlalu jauh antara pemain tengah dengan pemain depan sehingga percobaan serangan balik kerap terputus.
"Posisi Ivar Jenner dan Nathan terlalu jauh untuk bertahan sehingga saat counter attack tidak ada yang mendukung lini depan kita. Ada transisi yang terputus dari lini tengah sehingga kita tidak bisa membongkar pertahanan Uzbekistan, bahkan tak ada satu pun yang membahayakan gawang Uzbekistan," kata dia.
Akmal melihat tidak ada keberanian menyerang saat melawan Uzbekistan. "Orang bilang karena faktor absennya Rafael Struick. Andai ada akan sangat berat sekali karena kita cenderung bermain bertahan dan Uzbekistan lebih cerdas dari Australia dan Yordania yang bermain terbuka menggunakan bola-bola crossing," kata dia.