Larangan TikTok di AS Juga Mengancam CapCut, Diprotes Ahli dan Kreator Konten

Pengeditan video di CapCut dinilai lebih mudah dan intuitif.

Capcut
Aplikasi Capcut. Seiring dilarangnya TikTok di Amerika, aplikasi edit video Capcut juga terancam.
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan disahkannya undang-undang yang secara efektif dapat melarang TikTok, produk utama perusahaan induk ByteDance lainnya, platform editor video pendek CapCut, juga berpotensi mendapat ancaman serupa. Beberapa staf legislatif yang mengetahui RUU tersebut, mengonfirmasi CapCut juga akan tunduk pada persyaratan divestasi atau pelarangan yang sama seperti TikTok.

Baca Juga


Hal ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan runtuhnya seluruh ekosistem video pendek, menurut pendapat sejumlah analis. Dengan video berdurasi pendek yang menjadi cara utama kaum muda mengekspresikan diri mereka secara daring, pelarangan CapCut akan menghambat ekspresi diri jutaan anak muda, menurut para pakar dan pembuat konten.

"Aplikasi populer TikTok sedang bersiap untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya di pengadilan setelah Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang menyerukan penjualan paksa atau pelarangan aplikasi tersebut di Amerika Serikat," demikian laporan, seperti dilansir The Washington Post, Rabu (1/5/2024).

Sejak diluncurkan kembali di Amerika Serikat pada 2018, TikTok telah mengubah lanskap video. Sebelumnya, sebagian besar konten video diproduksi dalam format horizontal atau persegi. 

TikTok mengarusutamakan video vertikal berdurasi cepat, diedit, dan berdurasi pendek. Ketika popularitas TikTok melonjak, video pendek menjadi bentuk ekspresi dominan bagi jutaan pembuat konten dan pengguna muda di internet. 

Fitur video pendek seperti TikTok diintegrasikan ke Instagram lewat Reels dan YouTube melalui YouTube Shorts. Bahkan Netflix dan LinkedIn telah meluncurkan konten vertikal pendek dalam umpan rekomendasi algoritmik mereka.

Namun, memproduksi konten ini hampir mustahil bagi rata-rata pengguna tanpa seperangkat alat pengeditan di aplikasi pengeditan video seperti CapCut yang juga satu grup dengan TikTok. Meskipun aplikasi dan platform pengeditan video sudah ada sebelum ByteDance memperkenalkan CapCut pada April 2020, sebagian besar aplikasi dan platform tersebut kurang menarik.

Selain itu, dirancang buruk, atau ditujukan untuk audiens yang lebih profesional, seperti Adobe Premiere. Karena itulah CapCut dianggap hadir sebagai 'game changer'.

Aplikasi ini memungkinkan....

 

 

 

Aplikasi ini memungkinkan pengguna mana pun, terlepas dari memiliki akun TikTok, bisa dengan mudah membuat video yang sangat kompleks dan menarik melalui ponsel mereka. Itu membuat tugas pengeditan yang sebelumnya membutuhkan waktu berjam-jam bisa semakin mudah hanya dengan mengklik satu atau dua tombol. 

Hal ini menjadikan CapCut sebagai alat penting bagi usaha kecil, pendidik, pembuat konten, dan siapa pun yang ingin membuat video di internet.

“CapCut adalah landasan bagi semua video vertikal berdurasi pendek di internet,” kata Brendan Gahan, CEO dan salah satu pendiri Creator Authority, sebuah agensi pemasaran influencer di California Selatan. 

Orang-orang bisa menggunakan CapCut, lalu memposting hasilnya di YouTube Shorts, Instagram, di mana saja. Sam Griffin-Ortiz, editor video dan seniman multimedia di Oakland, California, mengibaratkan CapCut untuk media sosial, seperti “gitar listrik abad ke-20.” pada dunia musik.

"Video yang dibuat di TikTok dan CapCut merepresentasikan “gaya mereka sendiri,” kata Nathan Preston, yang mengoperasikan akun meme @Northwest_MCM_Wholesale di Instagram. 

Preston, seperti kebanyakan konten kreator Instagram lainnya, memanfaatkan rangkaian alat pengeditan kreatif CapCut dan TikTok untuk membuat video, yang kemudian diposting ke platform lain. Sebagai seorang profesional desain terlatih, dia memiliki Adobe Premiere, tahu cara menggunakan Final Cut dan sebagainya.

Namun CapCut lebih mudah, dan intuitif. Dia bahkan mengaku bisa kehilangan semangat jika platform seperti CapCut harus dilarang.

CapCut telah menjadi sangat identik dengan video online. Sehingga template video yang telah diformat sebelumnya, sering menjadi tren di platform lain, seperti Instagram Reels.

"Sebanyak 90 persen dari Reels yang ada di Instagram, sata lihat itu template CapCut pro,” kata Griffin-Ortiz.

Para konten kreator melihat....

 

 

Para konten kreator melihat tidak ada platform media sosial besar lainnya yang menawarkan rangkaian alat kreatif serupa seperti CapCut. Membuat teks, animasi di layar, dan efek visual semudah mengklik satu atau dua tombol di CapCut. 

Lain halnya mengedit di platform lain. Misalnya membuat efek yang sama di Adobe Premiere atau After Effects (platform pengeditan lainnya), umumnya memakan waktu berjam-jam.

“Jika Anda membuat sesuatu secara native di Instagram, maka akan terlihat cheugy,” kata Wong, menggunakan istilah slang internet yang berarti klise dan ketinggalan jaman.

Protes yang menyayangkan potensi larangan ini masih terus bergulir. Para pembuat konten mengaku bahwa kembali menggunakan alat-alat sebelumnya akan terasa seperti sebuah langkah mundur.

“CapCut telah mengubah cara banyak pembuat konten membuat video online,” kata Connor Clary, pembuat konten Gen Z di Kansas City, Mo. 

Meskipun TikTok adalah fokus utama undang-undang AS, ketentuan tersebut dibuat untuk berlaku pada aplikasi apa pun yang memenuhi syarat sebagai “aplikasi yang dikendalikan musuh asing.” Undang-undang tersebut mendefinisikan aplikasi yang dikendalikan musuh asing sebagai aplikasi apa pun yang dioperasikan oleh ByteDance, TikTok, atau anak perusahaan dari keduanya, yang kemungkinan mencakup CapCut.

CapCut sejauh ini relatif jarang disebutkan dalam perdebatan seputar larangan TikTok. Anggota Parlemen Cathy McMorris Rodgers (R-Wash),  menyebutkan itu dua kali dalam pernyataan pembukaannya pada sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR bulan Maret.

Dia mengeklaim bahwa CapCut terkait dengan pengaruh Komunis China. Meski demikian, ia tidak memberikan bukti yang mendukung klaimnya sampai saat ini.

Larangan TikTok dinilai cukup drastis oleh pada pegiat internet. Namun jika sampai CapCut juga terkena larangan, ini dinilai bisa berdampak luas pada lanskap online. "Andai larangan CapCut diterapkan bersamaan dengan TikTok, “ada mode ekspresi diri yang akan hilang dari internet"," demikian menurut para kreator.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler