Coba Makanan Baru, Bagaimana Supaya tidak Mubazir Andaikan tak Suka Rasanya?

Orang terkadang meninggalkan begitu saja makanan yang rasanya tidak disukainya.

Dok. Freepik
Makan bersama (ilustrasi). Saat mencicipi makanan baru, pastikan untuk mencobanya sedikit dulu di wadah terpisah agar tidak mubazir.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, akun media sosial X Tanyarl (@tanyakanrl) mengunggah mention dan confess (menfess) mengenai makanan di sebuah restoran. Tampaknya makanan dan minuman tersebut tidak dihabiskan oleh pengunjung tempat makan itu.

"????Suka sedih liat orang yang makan ga habis tuh apalagi itu minum kaya ga disentuh sama sekali, huhu jangan dibiasakan yaa,” demikian bunyi menfess di akun @tanyakanrl. Emoji wajah tersenyum dengan air mata dan sebuah foto juga disertakan dalam menfess ini.

Pegiat gaya hidup halal Rika Ekawati menjelaskan, bagi konsumen Musim, ada tiga pegangan yang harus dipegang teguh terkait makanan. Pertama ialah QS. Al-Anam ayat 41.

وَلَا تُسْرِفُواۚإِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am: 141)

Kedua, QS. Al-Isra ayat 26-27.

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Isra: 26-27).


Ketiga, Hadits 1462

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – كُلْ, وَاشْرَبْ, وَالْبَسْ, وَتَصَدَّقْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ, وَلَا مَخِيلَةٍ – أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَأَحْمَدُ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ.

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Makan dan minumlah, berpakaianlah, juga bersedekahlah tanpa boros dan bersikap sombong." (HR. Abu Daud, Ahmad, dan dikeluarkan oleh Al-Bukhari secara mu’allaq). [HR. Abu Daud Ath-Thayalisi, 4:19-20; An-Nasai, 5:79; Ibnu Majah, no. 3605; Ahmad, 11:294,312. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].

Menurut Rika, faedah dari kedua surat dalam Alquran dan hadits tersebut adalah Allah SWT melarang manusia berlebih-lebihan dalam membelanjakan sesuatu, termasuk dalam hal makanan.

"Karena mubadzir adalah bagian dari memboroskan harta, dan orang yang boros adalah saudaranya setan," kata Rika.

Bagaimana kalau ternyata rasa makanannya kurang cocok dengan selera kita? Apakah harus tetap dimakan agar tidak mubadzir? Perempuan yang akrab disapa Teh Rika ini mengungkapkan biasakan mencoba sedikit dahulu di bagian pinggir jika makanan.

Alternatifnya, minta piring kosong dan ambil sebagian untuk dicoba. Minta gelas kosong lain jika yang dipesan ialah minuman yang belum pernah dikenali rasanya.

Baca Juga


Jika memang rasanya dinilai tidak cocok, lanjut Rika, konsumen bisa minta agar makanan/minuman pesanannya dibungkuskan. Makanna/minuman tersebut masih bisa diberikan kepada yang membutuhkan karena sifatnya bukan sisaan.

"Karena orang yang membutuhkan tidak akan memilah-milah soal rasa, insya Allah jauh lebih bermanfaat daripada sekedar ditaruh di meja tanpa dihabiskan yang berakhir di tempat sampah," ujarnya.

Selain itu, Rika juga memberikan tips agar tidak mubadzir saat makan di restoran:

- Pesan secukupnya.
- Pesan porsi kecil.
- Pesan menu sharing yang bisa dibagi dengan teman atau keluarga. Kalau kurang, bisa pesan lagi.
- Bungkus jika makanan tersisa karena kekenyangan.

"Habiskan ketika sampai di rumah atau bawa pulang, simpan di kulkas dan panaskan ketika ingin makan kembali atau diolah jadi masakan baru. Misal, sisa satai makan di luar bisa dibungkus dan dijadikan nasi goreng di rumah untuk sarapan esok harinya," kata Rika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler