3 Jenis Tangisan dan Keutamaannya Menurut Imam Ali Bin Abi Thalib
Tangisan mempunyai sejumlah keutamaan dalam Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaihul Ibad menukil perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhyalahu anhu. Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjelaskan tiga jenis tangisan dan keutamaannya.
وعن على رضى الله عنه البكاء على ثلاثة أوجه أحدها من خوف عذاب الله تعالى والثاني من رهبة السخط والثالث من خشية القطيعة فأما الأول فهو كفارة للذنوب وأما الثاني فهوطهارة للعيوب وأما الثالث فهوالولاية مع رضا المحبوب
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhyalahu anhu, "Ada tiga latar belakang menangis. Yaitu pertama, menangis karena takut terkena siksa Allah. Kedua, menangis karena takut terkena murka Allah. Ketiga, takut diputuskan dari rahmat-Nya. Menangis yang pertama dapat melebur dosa-dosa. Menangis yang kedua dapat membersihkan berbagai aib (cacat), dan menangis yang ketiga dapat menjadi wali atau kekasih Allah dan mendapat ridha yang dikasihi (Allah)."
فثمرة كفارة الذنوب النجاة من العقوبات وثمرة طهارة العيوب النعيم المقيم والدرجات العلى وثمرة الولاية مع رضا المحبوب حسن البشارة من الله تعالى بالرضا وبالرؤية وزيارة الملائكة وزيادة الفضيلة
"Pelebur dosa membuahkan keselamatan dari siksa. Bersih dari berbagai aib membuahkan kenikmatan yang abadi dan derajat yang tinggi (di surga). Kedudukan wali dan ridha Allah akan membuahkan kegembiraan yang memuncak dari Allah dengan limpahan ridha-Nya, serta beroleh kesempatan melihat langsung Dzat Allah, mendapat kunjungan para malaikat dan bertambah keutamaannya."
Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu juga menyampaikan bahwa delapan kebaikan tidak ada artinya jika tanpa disertai delapan hal ini.
وعن على رضى الله عنه لا خير في صلاة لا خشوع فيها ولا خير في صوم لا امتناع فيه عن اللغو ولا خير في القراءة لا تدبرفيها ولا خير في علم لاورع فيه ولاخير في مال لاسخاوة فيه ولا خير في اخوة لاحفظ فيها ولا خير في نعمة لابقاء فيها ولاخير في دعاء لا اخلاص فيه
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali radhyalahu anhu. Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata, "Tidak ada kebaikan dalam sholat tanpa kekhusyuan. Tidak ada kebaikan dalam berpuasa tanpa menahan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya. Tidak ada kebaikan dalam membaca Alquran tanpa disertai menghayati kandungannya. Tidak ada kebaikan dalam ilmu tanpa wira'i. Tidak ada kebaikan dalam harta benda yang tidak disertai kedermawanan. Tidak ada kebaikan dalam persahabatan yang tidak diikuti saling menjaga (dari kejelekan). Tidak ada kebaikan dalam kenikmatan yang tidak abadi. Tidak ada kebaikan dalam doa yang tidak dipanjatkan dengan ikhlas."