TV Saudi: Hamas Setuju untuk Bebaskan 33 Warga Israel yang Disandera

Kesepakatan terjadi dalam perundingan tidak langsung antara Hamas-Israel di Kairo.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Gedung-gedung tampak hancur di Khan Younis, selatan Gaza, setelah diserang Israel, 2 Mei 2024. Hamas dikabarkan akan membebaskan 33 warga Israel yang disandera.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, setuju untuk membebaskan 33 warga Israel yang mereka sandera, menurut laporan stasiun TV Arab Saudi Al Hadath pada Sabtu (4/5/2024). Kesepakatan itu terjadi dalam perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel di Kairo, Mesir, untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza, kata Al Hadath yang mengutip sejumlah sumber.

Di awal perundingan itu, Hamas dikabarkan telah mengatakan bahwa mereka hanya menawan 20 sandera. Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket ke Israel dari Gaza dan menerobos perbatasan, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang lainnya.

Israel lalu membalas dengan serangan habis-habisan, memblokade penuh Gaza, dan melancarkan serangan darat di dalam wilayah kantong Palestina itu untuk "menumpas pejuang Hamas dan membebaskan sandera". Sedikitnya 34.500 rakyat Palestina terbunuh di Jalur Gaza, menurut pemerintah.

Pada 24 November 2023, Qatar memediasi perundingan antara Israel dan Hamas untuk pertukaran tahanan dengan sandera dan gencatan senjata, yang memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza. Gencatan itu diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember 2023.

Baca Juga


Pada Jumat (3/5/2024), Israel dikabarkan memberi waktu satu pekan kepada Hamas untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Jika tidak, pihaknya akan melanjutkan operasi militer di Rafah.

Pernyataan tersebut disampaikan Israel di tengah perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo. Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat Mesir menyampaikan pesan Israel kepada Hamas pada Kamis (2/5/2024).

Para pejabat itu mengatakan bahwa Mesir bekerja sama dengan Israel dalam revisi usulan gencatan senjata dan disampaikan kepada Hamas akhir pekan lalu, namun pemimpin militer Hamas Yahya Sinwar belum menanggapinya, menurut laporan tersebut. Sementara itu, delegasi dari kelompok Hamas Palestina diperkirakan akan mengunjungi Kairo pada Sabtu untuk membahas upaya gencatan senjata, menurut media Mesir pada Jumat (3/5/2024).

Direktur CIA William Burns tiba di Kairo pada Jumat untuk bertemu dengan para pejabat Mesir dan membahas tentang pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. Saluran berita Al-Qahera yang dikelola pemerintah Mesir mengutip seorang pejabat senior Mesir yang mengatakan bahwa Mesir akan menerima delegasi dari Hamas pada Sabtu untuk membahas usulan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada Senin mengonfirmasi dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Arab Saudi bahwa ada usulan baru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza yang diblokade. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga mengatakan bahwa Hamas memiliki usulan yang "luar biasa, luar biasa murah hati mengenai pihak Israel."

“Mereka harus mengambil keputusan – dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat. Saya berharap mereka akan mengambil keputusan yang tepat," ujar Blinken.

Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 130 warga Israel. Sementara itu, Tel Aviv menahan lebih dari 9.100 warga Palestina di penjara Israel.

sumber : Antara, Sputnik
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler