Kekalahan 0-3 dari China Seperti Mengulang Momen Final Piala Uber 2008 di Istora Senayan
Di babak final Piala Uber 2024, Indonesia kalah 0-3 dari China.
REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU -- Tim beregu putri Indonesia meraih medali perak pada turnamen Uber Cup 2024. Para srikandi merah-putih ditaklukkan tuan rumah China 0-3 di partai final yang berlangsung di Hi Tech Zone Sports Centre, Chengdu, Ahad (5/5/2024) siang WIB.
Partai pertama di sektor tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung bertemu Chen Yufei. Gregoria sulit mengimbangi tekanan lawan. Sosok 24 tahun itu takluk dua gim langsung 7-21, 16-21.
Menuju ke partai kedua. Kali ini di sektor ganda putri. Indonesia menurunkan pasangan Siti Fadia Ramadhani/Ribka Sugiarto melawan Chen Qingchen/Jia Yifan.
Lagi-lagi awak merah-putih harus mengakui keunggulan tuan rumah. Fadia/Ribka kalah straight set 11-21, 8-21. Negeri Tirai Bambu di atas angin.
Menuju ke partai ketiga. Kembali di sektor tunggal putri. Wonderkid Indonesia, Ester Nurumi Tri Wardoyo jumpa He Bingjoao.
Seperti dia dua aksinya sebelum final, Ester nyaris melanjutkan kegemilangan. Ia unggul 21-10 di gim pertama. Bingjiao bangkit di gim kedua. Tunggal putri nomor enam dunia itu memimpin 21-15.
Menuju ke gim penentuan. Duel ketat terjadi. Pada akhirnya Ester harus takluk 17-21.
Apa pun hasilnya, ini tetap menjadi sebuah peningkatan untuk tim putri Indonesia. Sudah cukup lama, para Srikandi Tanah Air tak mencicipi atmosfer final. Sebelum edisi 2024, terakhir kali tim uber Garuda melaju ke puncak pada 2008, alias 16 tahun silam.
Situasi berulang. Saat itu, Indonesia kalah 0-3 dari China di Istora, Senayan, Jakarta. Kali ini skor dan kejadian serupa terlihat di Hi Tech Zone Sports Centre, Chengdu.
Tim Uber dan Thomas Indonesia sama-sama lolos ke final. Ini mengulang pencapaian pada 1998 di Hongkong. Sekitar 26 tahun lalu.
Saat itu, awak Merah-Putih menjadi juara Thomas Cup setelah mengalahkan Malaysia 3-2. Sementara di Uber Cup, Indonesia takluk 1-4 dari China. Para srikandi Negeri Tirai Bambu terbiasa menang di panggung ini.
Apa yang baru saja terjadi memberi pengalaman positif untuk beberapa atlet muda putri dari Indonesia. Selain Ester (19), ada Komang Ayu Cahya Dewi yang memiliki potensi untuk menjadi bintang besar.