Studi: Angka Kematian Akibat Gagal Jantung di Indonesia Tertinggi di Asia Pasifik

Indonesia masih menduduki peringkat atas kematian gagal jantung

www.maxpixel.com
Jantung (ilustrasi). Indonesia masih menduduki peringkat atas kematian gagal jantung
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Indonesia memiliki angka kematian akibat gagal jantung paling tinggi di Asia Pasifik. Menurut dia, usia rata-rata pasien gagal jantung di Indonesia ada di awal 60 tahun. 

Baca Juga


“Berdasarkan jurnal kesehatan, di Asia Pasifik negara Indonesia memiliki angka kematian paling tinggi. Dalam 1 tahun tercatat sebesar 35 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara maju di Asia (seperti Jepang dan Korea) dengan angka kematian pasien gagal jantung sebesar 15 persen,” ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Leonardo Paskah Suciadi, Koordinator Klinik Gagal Jantung di RS Siloam Kebon Jeruk itu lewat keterangannya, Rabu (8/5/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, angka kematian nasional pada pasien gagal jantung selama perawatan di rumah sakit tercatat 4-6 persen. Sementara di RS Siloam Lippo Village Tangerang dan Kebon Jeruk hanya sekitar 2 persen. Menurut dia, itu terjadi karena koordinasi dari RS Siloam dan didukung oleh tim dari multidisiplin yang turut andil dalam proses pengawasan.

Dia juga menjelaskan, gagal jantung lanjut adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Tapu, kemajuan teknologi medis melahirkan salah satu solusi untuk penanganan penyakit gagal jantung lanjut yaitu LVAD atau Left Ventricular Assist Device.

LVAD adalah perangkat mekanis yang dirancang untuk membantu jantung dalam memompa darah saat terjadi kegagalan jantung atau gangguan fungsi pompa jantung pada level tertentu. Teknis LVAD melibatkan pemasangan sebuah pompa yang ditempatkan di luar tubuh pasien secara implantasi di dalam dada yang terhubung dengan jantung dan arteri besar.

"Pompa LVAD ini berfungsi untuk mengekstrak darah dari bagian kiri jantung dan memompakannya ke arteri yang sangat dibutuhkan oleh jantung," kata dia.

LVAD, kata Paskah, dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala akibat gagal jantung lanjut, seperti sesak napas dan kelelahan yang terus-menerus. Selain itu, pasien LVAD dapat menjalani hidup yang lebih aktif dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Bagi mereka yang menderita gagal jantung lanjut tertentu dengan gejala seperti sesak napas, kelelahan kronis, dan penurunan fungsi jantung yang signifikan, LVAD bisa menjadi salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan. Tapi, tidak semua pasien cocok untuk menerima LVAD.

"Terdapat kandidat pasien yang ideal untuk menjadi pasien LVAD, karena pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan rutin yang diperlukan pasca pemasangan LVAD," jelas dia.

Menurut Paskah, perawatan pascaoperasi pasien memerlukan waktu minimal tiga pekan untuk masa pemulihan sejak dipasang LVAD.Sebab, pasien perlu adaptasi terhadap alat bantu yang terpasang, menjalani terapi untuk masa pemulihan, dan dibantu dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk aktivitas keseharian pasca pemasangan LVAD.

Grup RS Siloam memiliki pusat unggulan di bidang gagal jantung yang didukung oleh tim khusus dengan sertifikasi internasional, dokter umum dan perawat khusus yang tersertifikasi gagal jantung, serta dilengkapi dengan fasilitas dan pelayanan utama di bidang gagal jantung.

Grup RS Siloam juga mengembangkan layanan Klinik Gagal Jantung dan merupakan salah satu pelayanan yang dapat rutin dilakukan oleh tim di klinik rawat jalan maupun secara telemonitoring untuk memperoleh penanganan yang lebih optimal dan komprehensif.

Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung. - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler