Peluncuran Astronaut Pertama Boeing Starliner Ditunda hingga 17 Mei 

Penundaan disebabkan oleh kerusakan katup roket.

AP Photo/Terry Renna
Kapsul Starliner Boeing di atas roket Atlas V siap untuk misi mendatang di Space Launch Complex 41 di Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Minggu, 5 Mei 2024, di Cape Canaveral, Florida. Peluncuran dijadwalkan pada Senin malam.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran kapsul Starliner Boeing yang pertama kali dilakukan oleh awak telah ditunda satu pekan lagi. Penundaan ini disebabkan oleh katup membuka dan menutup dengan sangat cepat pada perjalanan roketnya. 

Baca Juga


Dilansir Space, Kamis (9/5/2024), peluncuran tersebut, yang akan memulai misi yang dikenal sebagai Tes Penerbangan Kru (CFT), awalnya seharusnya dilakukan Senin (6/5/2024) malam dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral Florida di atas roket Atlas V United Launch Alliance (ULA). 

Namun, tim peluncuran membatalkan upaya tersebut sekitar dua jam sebelum rencana lepas landas, setelah menyadari bahwa katup pelepas oksigen di tingkat atas Centaur Atlas V membuka dan menutup dengan sangat cepat. ULA, Boeing, dan NASA pada awalnya menunda peluncuran CFT paling lambat pada Jumat (10/5/2024). Tetapi itu bukan lagi rencananya. 

ULA telah memutuskan untuk mengganti katup, yang mengharuskan tumpukan Starliner-Atlas V dikeluarkan dari landasan peluncuran dan kembali ke gedung perakitan. Akibatnya, peluncuran CFT kini ditargetkan paling lambat 17 Mei. Hal tersebut diumumkan oleh NASA dalam pembaruan pada Selasa (7/5/2024). 

Peluncuran pada 17 Mei, jika dilanjutkan, akan dilakukan pada pukul 18.16 EDT (pukul 22.16 GMT). CFT akan mengirim astronaut NASA Butch Wilmore dan Suni Williams ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk tinggal sekitar delapan hari. CFT adalah pelayaran berfluktuasi yang dirancang untuk menunjukkan bahwa Starliner siap menerbangkan misi operasional berawak enam bulan ke laboratorium yang mengorbit. 

Setelah Wilmore dan Williams turun dari Starliner pada Senin (6/5/2024) malam dan kembali ke tempat kru mereka di dekat Kennedy Space Center, tim ULA mulai menguji dan menganalisis katup yang bermasalah tersebut. Para teknisi “berhasil memerintahkan katup ditutup, dan osilasi-osilasi untuk sementara diredam,” tulis pejabat NASA dalam pembaruan, Selasa (7/5/2024). 

Osilasi tersebut terjadi....

 

“Osilasi tersebut kemudian terjadi kembali sebanyak dua kali selama operasi pembuangan bahan bakar,” tambah mereka.

“Setelah mengevaluasi riwayat katup, data signatures dari upaya peluncuran, dan menilai risiko relatif terhadap penggunaan yang berkelanjutan, tim ULA menentukan bahwa katup tersebut melebihi kualifikasinya, dan para manajer misi setuju untuk melepas dan mengganti katup tersebut.” 

Boeing mengembangkan Starliner berdasarkan kontrak senilai 4,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) Atau sekitar Rp 67.5 triliun yang diberikan oleh Program Kru Komersial NASA pada 2014. SpaceX juga mendapat kesepakatan serupa senilai 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 41,7 triliun untuk pengerjaan kapsul Dragon-nya. 

SpaceX menerbangkan versi CFT-nya, uji terbang dua astronaut yang disebut Demo-2 pada 2020. Perusahaan tersebut telah menyelesaikan tujuh misi astronaut jangka panjang  ke ISS untuk NASA dan berada di pertengahan misi kedelapan, yang diketahui, cukup tepat, sebagai Crew-8. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler