Lala, Lihat Layang-Layang Itu
Sebuah Puisi, Klaten, 10 Oktober 2019
Aku, ingin menyelesaikan kisahku tentang lala
takut terjadi konfrontasi dan kontroversi
memaksa untuk membuat sebuah konferensi
lala, cukup saja.
tetap saja, dihatiku
aku lala padamu*
------------------
ini sajak tentang kasih mereka berdua
beradu doa mencari kerelaan Tuhannya
kisahnya bermula, pada sebuah muara
mengiringi cerita keduanya
aku, hanya bisa melihat pasangan itu dari kejauhan
seperti layang-layang
cintanya tarik ulur tak karuan
sesekali terbang, sesekali dibumikan
semusim habis padi ditanam
layang-layang digantungkan
beberapa kulihat senyuman bak taman bunga yang mekar
merekah wangi tercium di pelataran
berjalan dibumi tak mengira di perhatikan
episode ini sama
seperti layang layang saat terbang
sekali membumi, kepla turut mengikuti
hatinya pergi, berbeda azam dan saling dengki
sejatinya doanya masih menyebut nama yang sama
hanya saja...
terjadinya selalu berkala
kau tau kawan?
sejak digantungnya layang-layang
yang orang jawa menyebut layangan
tak pernah ada kabar tersiar
layang atau surat kabar pergi berhamburan
tinta putih tertuliskan
singkatnya...
kembali layang layang terbang
kali ini,ia punya saingan
saling adu kuat diatas awan
naas..
putus sejarah yang diciptakan
sang empu berusaha mengejar
sayangnya ia tak sendiri.
temannya, musuhnya, semuanya
mengikuti..
merasuk dan merajuk berlari
dalam perlombaan layang-layang ini.
kini dia tau,
bahwa dia dari dulu tak sendiri.
lala, lihat layang-layang itu
Klaten, 10 Oktober 2019
*dikutip dari Tulisan Sujiwo Tedjo.