Deklarasi KTT Bahrain: Israel Harus Menarik Pasukan dan Membuka Blokade di Palestina
Palestina belum menerima dukungan finansial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Negara – negara Liga Arab yang beranggotakan 22 negara menyerukan penarikan penuh Israel dari Gaza dan pencabutan blokade di wilayah yang sekarang porak poranda pada KTT Bahrain. Negara – negara anggota yang bertemu di Manama juga menyerukan pengerahan pasukan penjaga perdamaian internasional di Wilayah Palestina hingga penerapan solusi dua negara.
Pengumuman yang mereka kemukakan merupakan bagian dari Deklarasi Bahrain yang dikeluarkan setelah berakhirnya KTT Liga Arab di Manama. Deklarasi tersebut menegaskan tanggung jawab Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna menerapkan solusi dua negara dan mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Para pemimpin negara – negara Arab menekankan Israel harus menghentikan agresinya, menarik pasukannya dari Gaza dan membuka blokade. Mereka juga mengecam pengambilalihan perbatasan Rafah oleh pasukan Israel.
KTT Bahrain mengumumkan penolakannya terhadap semua upaya Israel mengusir warga Palestina dari rumah mereka dan menegaskan kembali bahwa upaya tersebut pasti akan ditentang oleh Israel. Dalam KTT tersebut juga menyerukan semua fraksi dan partai Palestina untuk bersatu di bawah payung Organisasi Pembebasan Palestina.
Negara Tuan rumah, Bahrain, sebelumnya menyerukan konferensi perdamaian di Timur Tengah di awal acara puncak pertemuan negara – negara Liga Arab dan didominasi oleh pembahasan perang Israel-Hamas yang telah berkecamuk di Jalur Gaza tanpa adanya gencatan senjata.
Hamad bin Isa Al Khalifa, Raja Bahrain, berpidato di depan sesama kepala negara dan pemerintahan di kelompok beranggotakan 22 orang di ibu kota Manama, setelah lebih dari tujuh bulan setelah konflik yang mengguncang wilayah tersebut.
“(Kami) menyerukan konferensi internasional untuk perdamaian di Timur Tengah, selain mendukung pengakuan penuh terhadap Negara Palestina dan menerima keanggotaannya di PBB,” kata Hamad bin Isa Al Khalifa, Raja Bahrain, dilansir dari GulfNews, Jumat (17/05/2024).
Mahmoud Abbas, Presiden Palestina mengatakan pemerintah Palestina belum menerima dukungan finansial yang diharapkan dari mitra internasional dan regional.
“Sekarang menjadi penting untuk mengaktifkan jaring pengaman Arab, untuk meningkatkan ketahanan rakyat kita dan memungkinkan pemerintah melaksanakan tugasnya,” kata Mahmoud Abbas.