Helikopter Presiden Raisi Jatuh, Rakyat Iran Doa Bersama, Tim Pencari Berburu Waktu
Cuaca buruk memperumit pencarian helikopter Presiden Iran yang jatuh di pegunungan.
REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Pejabat pemerintah Iran mengatakan helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengalami kecelakaan saat melewati daerah pegunungan di tengah kabut dalam perjalanan pulang dari perbatasan Azerbaijan.
Pejabat itu mengatakan nyawa Raisi dan Amirabdollahian "berisiko usai kecelakaan helikopter."
"Kami masih berharap tapi informasi yang datang dari lokasi kecelakaan sangat mengkhawatirkan," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, Ahad (19/5/2024).
Kantor berita IRNA melaporkan cuaca buruk memperumit upaya penyelamatan. Stasiun televisi pemerintah menghentikan semua program rutinnya untuk menayangkan doa bersama untuk Raisi di seluruh negeri.
Sementara di sudut layar mereka menyiarkan upaya tim penyelamat melakukan pencarian dengan berjalan kaki di daerah pegunungan di tengah kabut tebal. Raisi yang berusia 63 tahun terpilih dalam percobaan keduanya maju dalam pemilihan presiden pada tahun 2021.
Selama menjabat ia memperketat undang-undang moralitas, mengawasi penindakan keras protes anti-pemerintah dan bersikap keras dalam perundingan nuklir dengan kekuatan-kekuatan dunia. Sistem politik Iran bersifat dualitas, terbagi antara penguasa ulama dan pemerintah.
Pemimpin tertinggi bukan presiden yang akan memutuskan sebagian besar kebijakan-kebijakan utama. Namun banyak yang melihat Raisi pesaing kuat untuk menggantikan mentornya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang berusia 85 tahun dan sangat mendukung kebijakan utama Raisi.
Di stasiun televisi pemerintah Menteri Dalam Negeri Ahmed Vahidi mengatakan hanya satu dari tiga helikopter yang jatuh dengan keras dan pihak berwenang masih menunggu detail lebih lanjut. Raisi pulang dari perbatasan Azerbaijan untuk meresmikan proyek bendungan gabungan Qiz-Qalaisi.