Benarkah Alquran Sebut Orang Kafir tak Kekal di Neraka? Ini Jawaban Ulama

Alquran menyebutkan keberadaan orang kafir di neraka

Dok Republika
Ilustrasi laknat dan siksa neraka. Alquran menyebutkan keberadaan orang kafir di neraka
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Sebagian Muslim mungkin bertanya-tanya bagaimana nasib orang-orang kafir penghuni neraka dan apakah mereka di sana selamanya.

Baca Juga


Pertanyaan ini berkaitan dengan ayat 23 Surat An-Naba yang menyatakan:

لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ "Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama." (QS An Naba ayat 23)

Ayat tersebut memunculkan pandangan bahwa kekekalan di neraka seolah tidaklah abadi, tetapi hanya berlangsung untuk jangka waktu tertentu yang panjang. 

Atas hal ini, mantan Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar cabang Assiut, Syekh Dr Mukhtar Marzouq Abdurrahim menjelaskan jawabannya.

Dia menuturkan, kekalnya orang kafir di neraka diketahui berdasarkan Alquran dan As-Sunnah. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 68:

وَعَدَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚوَلَعَنَهُمُ اللّٰهُ ۚوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيْمٌۙ

"Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan mereka mendapat azab yang kekal."

Sedangkan al-Huqb (kata tunggal dari Ahqab) yang ada dalam Surat An-Naba ayat 23, mengacu pada waktu yang sangat lama.

Ada yang memaknainya dengan 80 tahun, dan ada pula yang berpendapat lain. Secara lengkap, penjelasan bagaimana orang kafir itu termaktub dalam Alquran, yakni pada Surat An-Naba ayat 21-26.

Syekh Marzouq menjelaskan, sebagian pendapat memahami, kata 'ahqab' dalam ayat 23 Surat An-Naba menandakan bahwa siksaan kepada orang kafir itu akan berakhir. 

Namun, Syekh Marzouq berpendapat, pemahaman tersebut keliru. Hal inilah yang kemudian dipertajam oleh Ibn al-Jawzi untuk menyelesaikan kekeliruan tersebut.

Ibn al-Jawzi mempertanyakan soal apakah 'ahqab' menunjukkan tidak adanya keabadian di neraka? Jika memang tidak ada keabadian di neraka, lalu apa maksud dari penyebutan 'ahqab' dan kekalnya orang kafir di dalam neraka (QS At-Taubah ayat 68) yang tiada akhir?

Karena itu, Syekh Marzouq menjelaskan, 'ahqab' menandakan tiadanya akhir, karena setiap kali suatu zaman berlalu, maka akan tiba zaman yang mengikutinya.

Penjelasan yang menunjukkan adanya batas masa akhir adalah ketika menyebut akan kekal di neraka selama 10 atau lima zaman. Hal ini sebagaimana pendapat Ibnu Qutaibah dan jumhur ulama.

Meski demikian, sekalipun lamanya penghuni surga dan penghuni neraka menggunakan waktu yang rinci, tetap saja tidak ada batas waktu akhirnya. 

Misalnya, dalam Alquran disebutkan mengenai waktu yang rinci seperti 'bukrotan wa 'asyiyyan (pagi dan petang, dalam Surat Maryam ayat 11), tetapi sejatinya waktu tersebut tidak ada akhirnya.

Penjelasan selanjutnya dari Syekh Marzouq tentang kekekalan orang kafir di dalam neraka, sebagaimana Surat An-Naba ayat 23, yaitu orang kafir saat di neraka tidak akan merasa dingin dan tidak akan pula minum selama masa yang panjang itu. Keabadian mereka di neraka permanen.

"Ketika zaman-zaman berlalu dan mengakhiri siksaan panas dan gelap yang ditimpakan kepada penghuni neraka, maka kemudian mereka akan disiksa dengan siksaan yang lain," jelas Syekh Marzouq.

Sumber: Masrawy   

Enam golongan orang yang masuk surga (ilustrasi) - (republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler