Uang Rusak Akibat Kebakaran, Warga di Manahan Solo Tukarkan ke BI

Di salah satu rumah yang terdampak kebakaran tersimpan uang sekitar Rp 25 juta.

Republika/Alfian Choir
Bank Indonesia (BI) Solo mengganti uang rusak milik korban kebakaran di Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (20/5/2024).
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Warga terdampak kebakaran di dekat Overpass Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, menukarkan uangnya yang rusak terbakar ke Bank Indonesia (BI). Sejumlah uang milik warga bernama Hasanudin dan anaknya, Muhammad Apriyanto, itu dapat diganti oleh BI.

Baca Juga


Kebakaran melanda sejumlah rumah di wilayah Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, pada Jumat (17/5/2024). Hasanudin mengaku menyimpan uang sekitar Rp 25 juta di rumahnya. “Disimpan di tempat berbeda. Ada yang di lemari, Rp 10 juta, di kardus Rp 10 juta, dan kotak Rp 5 juta,” ujar dia, Senin (20/5/2024).

Hasanudin mengaku mengumpulkan uang tersebut selama sekitar lima tahun, hasil berjualan angkringan. Ia tak menyangka terjadi kebakaran, yang juga berdampak terhadap uang simpanannya itu. Namun, ia mengaku bersyukur masih ada sisa uang yang dapat ditukarkan ke BI. “Alhamdulillah, disyukuri. Yang hilang, bagaimana ya, ya harus ikhlas, begitu,” kata dia.

Dengan kejadian itu, Hasanudin menyarankan warga untuk menyimpan tabungan di bank. “Kenapa enggak disimpan di bank? Karena uang untuk perputaran modal jualan. Semoga ke depannya tidak ada lagi korban, cukup saya saja. Untuk masyarakat sekitar Solo Raya, kalau ada uang cukup dan lumayan, langsung ditabungkan di bank saja,” ujar Hasanudin.

Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Dwiyanto Cahyo Sumirat mengatakan, pihaknya dapat mengganti sejumlah uang rusak milik korban kebakaran itu. “Awalnya yang bisa ditukar dengan uang layak sebesar Rp 2.536.000. Tapi, tadi pagi ada penambahan, jadi Rp 2.911.000 yang diganti dengan yang layak,” katanya.

Dwiyanto menjelaskan, uang rusak yang bisa diganti itu syaratnya masih terlihat dua per tiga dari ukuran aslinya. Selain itu, ciri uang rupiah masih dapat diidentifikasi keasliannya.

“Uang rupiah kertas rusak atau cacat masih merupakan satu kesatuan, dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap. Uang rupiah kertas rusak atau cacat tidak merupakan satu kesatuan, dan kedua, nomor seri pada uang rupiah kertas rusak tersebut lengkap dan sama,” kata Dwiyanto.

Mengantisipasi uang mengalami kerusakan, Dwiyanto menyarankan warga untuk menyimpan tabungannya di bank. “Hal ini dimaksudkan agar dana simpanan terjaga keamanannya, tidak rusak, dan dijamin oleh pemerintah,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler