Final Piala FA, Asa Terakhir MU Berlaga di Kompetisi Eropa
City bisa jadi tim pertama yang juara Liga Primer dan Piala FA dua musim berurutan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua puluh lima tahun yang lalu, Manchester United (MU) memenangi treble bersejarah, sementara Manchester City baru saja berusaha keluar dari divisi ketiga sepak bola Inggris. Roda nasib berputar. Kini City menjadi tim hebat sementara MU pecundang.
City meraih treble musim lalu dengan juara Piala FA, Liga Primer Inggris, dan Liga Champions. Real Madrid menghalangi ambisi the Citizens mengulangi prestasi serupa. Namun, skuad asuhan Pep Guardiola masih bisa mengamankan dua gelar. Setelah juara liga, City bisa mengangkat trofi Piala FA, akhir pekan ini.
City akan berhadapan dengan rival sekota MU pada final Piala FA di Stadion Wembley, Sabtu (24/5/2024), pukul 21.00 WIB. The Citizens bertekad mempertahankan gelar ganda juara Liga Primer Inggris dan Piala FA yang diraih tahun lalu.
Sebaliknya, MU punya misi berbeda. Kemenangan akan mengantarkan mereka berlaga di Liga Europa. Hanya ini satu-satunya peluang untuk itu setelah hanya finis ke delapan di klasemen akhir Liga Primer Inggris 2023/2024.
Kemenangan juga akan jadi momen revans. Sebab tahun lalu, merekalah yang menjadi korban City pada laga final di Wembley.
Hanya delapan klub dalam sejarah Inggris yang memenangkan gelar Liga Inggris dan Piala FA pada musim yang sama. MU berhasil meraihnya tiga kali dalam era kejayaan mereka.
Namun belum ada klub yang melakukannya dalam dua musim berturut-turut alias back to back. City memiliki peluang mencatatkan rekor tersebut sekaligus memberikan pukulan telak terhadap harga diri tetangganya yang jatuh setelah Sir Alex Ferguson pensiun.
Musim lalu, MU memberikan perlawanan ketat pada City meski kebobolan gol cepat dari Ilkay Gundogan dalam waktu 15 detik. Meski demikian, tim asuhan Erik Ten Hag akhirnya harus mengakui keunggulan 2-1.
Musim ini, City kembali terlihat tak tersentuh, tapi di sisi lain Setan Merah malah mengalami kemunduran. MU finis di peringkat kedelapan Liga Primer Inggris, tertinggal 31 poin dari tetangganya, mencetak 39 gol lebih sedikit dan kebobolan 24 gol lebih banyak.
MU juga menunjukkan kerentanan lini belakang mereka setelah sempat unggul 3-0 atas Coventry City di semifinal tapi kemudian disamakan. Untungnya, Setan Merah keluar sebagai pemenang lewat adu penalti untuk memastikan dua klub yang sama bersaing di final Piala FA dua tahun berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 1885.
Dengan banyaknya spekulasi mengenai masa depan Ten Hag, pertandingan Sabtu ini bisa menjadi laga terakhirnya. Andai pelatih asal Belanda itu berhasil revans dan membawa Piala FA ke lemari trofi MU, masa depannya masih tetap dalam ketidakpastian.
MU mengincar...
MU mengincar kejayaan di Piala FA pertama mereka sejak 2016. Kala itu, MU mengalahkan Crystal Palace 2-1. Namun dengan kedigdayaan dan konsistensi City, mereka akan berstatus underdog pada laga ini. Meski demikian, peluang MU tetap ada, setidaknya menurut mantan kapten mereka Roy Keane.
“Selalu ada harapan bahwa mereka akan muncul dan menghasilkan semacam penampilan, atau momen,” kata pemenang Keane kepada podcast The Overlap.
"Saya pikir mereka punya momen. Anda masih harus punya keyakinan jika Anda adalah pemain Manchester United. Apakah City lebih kuat dan lebih baik? Ya, tentu saja, tapi Anda tetap harus yakin bisa tampil di final Piala FA."
Bagi City, pertandingan ini akan diwarnai dengan penyesalan. Jika mereka tidak kalah adu penalti dari Real Madrid di perempat final Liga Champions, mereka bisa saja tiba di Wembley dengan peluang mencatatkan treble dua musim berurutan.
Itu adalah satu-satunya kegagalan dalam laju tanpa henti yang membuat mereka tidak terkalahkan dalam permainan terbuka sejak 6 Desember 2023.
Penggemar MU mana pun yang berharap Erling Haaland dkk akan lengah setelah perayaan gelar juara harus menerima anggapa mereka keliru.
“Kami fokus pada mentalitas klub karena kami akan membutuhkan mereka semua. Para pemain menunjukkan bahwa mereka siap untuk setiap tantangan dan bahkan lebih lagi ketika kita berbicara tentang final,” kata pemain bertahan City Rodri.
"Setiap final spesial karena suatu alasan dan tentu saja ketika Anda memenangkannya, itu spesial dengan caranya sendiri."