Membaca Peluang Anies Versus Sudirman Said di Pilgub Jakarta
Sudirman Said mengaku masih menjalin hubungan baik dengan Anies.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertarungan politik di Jakarta semakin seru. Sudirman Said yang menjadi co-captain timnas Amin (Anies-Muhaimin) dalam Pilpres 2024 berminat untuk maju di Pilgub DKI.
Ia pun mulai melakukan lobi-lobi politik untuk mendapat gerbong. Salah satu partai yang membuka opsi Sudirman adalah Nasdem.
"Ada banyak kandidat yang mumpuni, seperti Sudirman Said, Ahmad Sahroni dan Wibi Andrino," kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan NasDem sedang menggodok sejumlah nama yang bakal diusung menjadi bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2024. Saat ini, NasDem dalam proses menuju pleno untuk penetapan bakal cagub DKI.
Jika Sudirman Said dapat gerbong dan Anies Baswedan Maju lagi dalam Pilgub DKI, maka bukan tidak mungkin keduanya akan bertarung di kubu terpisah.
Anies seperti diketahui sudah mendapat dukungan dari sejumlah kepengurusan partai di level DKI seperti PKS dan Golkar. Partai Golkar misalnya membuka peluang memasangkan Anies dengan kader mereka, Zaki Iskandar. Sementara Nasdem dan PKB dikabarkan juga membuka peluang buat Anies.
Di tempat terpisah, eks Co-Kapten Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dalam Pilpres 2024, Sudirman Said menjawab soal isu bahwa dirinya pecah kongsibatau pisah jalan dengan Anies Baswesan.
Dia menegaskan bahwa selepas Pilpres 2024, setiap individu yang sebelumnya mendukung Anies memiliki hak untuk memilih jalan masing-masing.
"Saya mendapat banyak pertanyaan mengenai saya yang disebut pisah jalan dengan Mas Anies seiring dengan nama saya masuk bursa Pilkada Jakarta (2024)," ujar Sudirman Said kepada wartawan, Kamis (23/5/2024).
Sudirman menjelaskan, ia mengaku selalu menempatkan politik sebagai suatu ikhtiar melakukan perbaikan dan melayani publik. Sehingga dia menyebut tidak pernah bergerak karena agenda personal, termasuk namanya yang dikabarkan bakal maju di Pilkada Jakarta pada November 2024 mendatang.
"Dalam hal Pilkada Jakarta, saya bergerak karena dorongan para tokoh dan sahabat-sahabat yang satu visi untuk menjemput amanah dari rakyat Jakarta. Karena itu tidak ada hubungan seolah ada pisah jalan atau pecah kongsi dengan siapapun," ungkap mantan cagub Jateng itu.
Lantas, dia menjelaskan pula mengenai alasan tidak meneruskan langkah untuk mendukung Anies jika melanjutkan langkah di dunia politik. Dia menekankan bahwa konsep saling mendukung sejatinya berlandaskan visi misi yang sama.
"Orang itu bisa saling dukung bila nilai-nilai, moralitas, dan visinya sama. Tidak elok rasanya saya menjelaskan pada publik hal-hal yang saya ketahui. Tetapi saya bisa katakan, tidak mungkin para sahabat mendorong saya maju kalau tidak ada persoalan fundamental, lebih tidak mungkin lagi, saya melangkah seperti ini kalau tidak ada alasan yang fundamental," jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Menteri Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2014--2016 itu menyampaikan, ia tetap menjalin hubungan yang baik dengan Anies. Meski terkesan memang beda jalan, seiring dengan isu bahwa Anies juga bakal dimajukan kembali di bursa Pilkada Jakarta.
"Yang terpenting adalah hubungan pribadi persahabatan tetap kita jaga, meski ada perbedaan. Dan semua memahami setelah 22 April 2024 (Putusan MK soal Sengketa Pilpres) urusan Pilpres selesai, semua yang selama ini membantu Mas Anies punya hak untuk menata langkah masing-masing. Jadi, tak ada istilah pecah kongsi," tutupnya.
Dukungan PKS Jakarta
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta mengusulkan nama Anies Baswedan untuk dijadikan calon gubernur (cagub) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024. Dengan adanya Anies, setidaknya ada empat nama yang diusulkan oleh DPW PKS DKI Jakarta untuk menjadi cagub.
Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta Abdul Aziz membenarkan telah mengusulkan nama mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju dalam pilkada 2024. Hal itu dilakukan lantaran banyak kader yang ingin PKS kembali mengusung Anies dalam pilkada Jakarta.
"Kami mengadopsi keinginan para kader yang menginginkan Pak Anies ini dicalonkan kembali oleh PKS. Jadi kami menampung aspirasi dari para kader," kata dia, Kamis (23/5/2024).
Kendati demikian, keputusan untuk mengusung Anies menjadi cagub belum final. Pasalnya, DPW PKS DKI Jakarta tak hanya Anies yang diusulkan untuk diusung dalam pilkada Jakarta. Ada tiga nama lain yang diusulkan DPW PKS DKI Jakarta, yaitu Mardani Ali Sera, Sohibul Iman, dan Khoirudin.
Aziz menyatakan, pihaknya masih akan melakukan pembahasan lebih lanjut untuk menentukan nama yang akan diusung menjadi cagub Jakarta. Apalagi, tahapan pendaftaran pasangan calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan dimulai pada Agustus 2024.
"Kami harus melihat situasi kondisi di lapangan seperti apa. PKS juga enggak bisa mencalonkan sendiri, PKS harus berkoalisi. Kami juga harus mempertimbangkan nanti kawan koalisi," ujar dia.