Bolehkah Membicarakan Keburukan Orang Lain? Begini Penjelasannya

Utamakan Memperbaiki Diri Daripada Menilai Buruk Orang Lain.

ANTARA/Asep Fathulrahman
Ilustrasi berdzikir sebagai upaya muhasabah.
Rep: mgrol 151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali manusia cenderung menilai orang lain tanpa memperhatikan atau memeriksa diri mereka sendiri. Fenomena ini terjadi di berbagai lapisan masyarakat, dari interaksi sehari-hari hingga dalam konteks sosial dan politik yang lebih luas. 

Baca Juga


Namun, dalam kehidupan yang penuh dengan keragaman dan kompleksitas ini, refleksi diri adalah kunci untuk mengembangkan kebijaksanaan yang sejati dalam menilai orang lain.

Manusia memiliki kecenderungan alami untuk melihat kekurangan orang lain lebih jelas daripada kekurangan diri sendiri. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ego, ketidaksadaran akan kelemahan diri, atau bahkan kebutuhan untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain. 

Akan tetapi, biasanya orang yang sering menilai buruk terhadap orang lain ternyata dirinya lebih buruk. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاةَ فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذْلَ- أَوْ الجَذْعَ – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ

Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya. (HR. Bukhari).

Jika seseorang membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuannya, maka hal itu disebut dengan ghibah. Adapun Allah selalu menegaskan bahaya ghibah dalam Alquran, sebab ghibah salah satu perilaku tercela yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. 

Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 12).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler