Ecolab Umumkan Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat di WWF Ke-10

Ecolab menilai perlu regulasi yang lebih ketat untuk menekan pencemaran air

AP Photo/Firdia Lisnawati
Ecolab, perusahaan di bidang teknologi air, kebersihan, dan energi, telah mengungkapkan peta jalan terkait tata kelola air bersih
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Ecolab, perusahaan di bidang teknologi air, kebersihan, dan energi, telah mengungkapkan peta jalan terkait tata kelola air bersih dan sehat yang sejalan dengan tema besar World Water Forum Ke-10 di Bali, yakni "Air untuk Kesejahteraan Bersama."


Presiden Direktur Ecolab, Evan Jayawiyanto, menyatakan bahwa Indonesia memiliki target keberlanjutan yang sudah dicanangkan, menjadikan momen ini sangat penting dalam sektor pengelolaan air, termasuk bagi Ecolab.

“Indonesia memiliki target keberlangsungan yang sudah dicanangkan dan ini merupakan momen penting juga dalam sektor pengelolaan air termasuk kami di Ecolab,” kata Evan Jayawiyanto berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/5/2024).

Peta Jalan Tata Kelola Air Ecolab:

Mengurangi Dampak Penggunaan Air: Ecolab menargetkan pengurangan penggunaan air sebesar 40 persen per unit produksi di semua unit bisnis mereka, dihitung sejak 2018 hingga 2030.

Mengembalikan Volume Air: Mereka berkomitmen untuk mengembalikan lebih dari 50 persen dari total volume penarikan air di lokasi yang berisiko tinggi.

Mendukung Operasi Berkelanjutan: Ecolab berfokus pada operasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan menyediakan alat, solusi, teknologi, dan keahlian untuk membantu pelanggan mengadopsi praktik pengolahan air yang cerdas.

Evan Jayawiyanto menekankan bahwa tantangan utama dalam implementasi peta jalan ini adalah edukasi yang lebih optimal untuk mendukung program air bersih, baik dari sisi internal perusahaan maupun eksternal kepada para pelanggannya. Kesadaran mengenai perencanaan air juga menjadi tantangan karena perlu diselaraskan antara kebutuhan air dan pembangunan.

"Kesadaran mengenai perencanaan juga menjadi tantangan tersendiri karena perlu diselaraskan antara kebutuhan air dan pembangunan," ujar Evan.

Selain itu, Evan juga menekankan perlunya regulasi yang lebih ketat untuk menekan pencemaran air, sehingga upaya mendaur ulang limbah cair menjadi air bersih tidak terhambat.

“Kalau Indonesia akan terus melanjutkan pembangunan, itu butuh air bersih. Kalau pembangunan bagus, air bersih juga harus cukup. Itu butuh perencanaan dan yang khusus lagi adalah regulasi lebih ketat soal pencemaran air,” tambahnya.

Ecolab juga telah melaksanakan studi bertajuk Ecolab Watermark Study di Indonesia. Temuan studi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepedulian tinggi terhadap semua isu lingkungan, dengan kepedulian terbesar terhadap keberlanjutan air. Studi ini mengungkap bahwa upaya untuk menjaga air tetap bersih dan mengurangi konsumsi air merupakan prioritas utama di Indonesia.

"Dua dari lima responden Indonesia percaya bahwa upaya untuk menjaga agar air tetap bersih/aman adalah prioritas untuk mencapai keberlanjutan," dilansir dari laporan studi tersebut.

Dengan peta jalan tata kelola air yang jelas dan dukungan dari masyarakat, Ecolab berharap dapat berkontribusi signifikan dalam upaya keberlanjutan air di Indonesia dan dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler