Khutbah Jumat di Tanah Suci Bisa Didengarkan dalam Bahasa Indonesia

Khutbah Sholat Jumat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram memakai bahasa Arab.

Saudi Press Agency
Sheikh Dr Saleh Bin Abdullah Bin Humaid ketika memberikan khutbah Jumat, di Masjidil Haram Makkah..
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Karta Raharja Ucu dari Madinah, Arab Saudi

Baca Juga


 

Jamaah haji dan umroh yang mendapatkan kesempatan sholat Jumat di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi tidak perlu khawatir jika tak bisa berbahasa Arab. Karena jamaah ternyata bisa mendengarkan khutbah Jumat dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menyediakan penerjemah khutbah dalam berbagai bahasa. "Daripada tidak paham sama sekali khotbah jumatnya, lebih baik mendengarkan terjemahannya," kata Yusuf Febian, mahasiswa semester 5 jurusan Syariah di Universitas Islam Madinah di Madinah.

Dia membagikan tips bagi jamaah haji Indonesia yang ingin memahami isi khotbah jamaah haji di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. "Ada dua cara, lewat aplikasi radio atau lewat website," kata Yusuf.

Fasilitas penerjemah ini sudah ada sejak dua tahun lalu. Mahasiswa jurusan Syariah itu pun membagikan tutorial tentang mendengarkan khutbah berbahasa Indonesia itu di Instagram Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah.

Ada dua cara untuk mendengarkan khutbah Jumat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram versi bahasa Indonesia. Pertama melalui website https://manaratalharamain.gov.sa. Setelah itu klik tombol merah, lalu pilih masjid.

"Setelah dipilih masjidnya, tinggal pilih bahasa. Pilih saja bahasa Melayu," kata Yusuf. Selain bahasa Indonesia, di website itu juga ada berbagai bahasa seperti Melayu, Prancis, Urdu, Inggris, China, Rusia, Turkiye, India, Hausa (Nigeria), dan Persia.

Cara kedua yaknni menggunakan aplikasi radio. Namun jamaah harus meng-install dulu aplikasi radio dari Play Store untuk mengguna Android atau App Strore untuk pengguna iPhone. "Untuk Masjid Nabawi frekuensinya 99.0 FM. Sedangkan Masjidilharam, frekuensinya 90.50 FM," kata alumnus Pondok Pesantren Ma'had Ihya As-Sunnah, Taksimalaya itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler