Pemilih Inggris Ingin Partai Politik Bertindak Atasi Perubahan Iklim
Hujan dan serangkaian badai membuat permukaan air sungai terlalu tinggi
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lewat inisiatif “Your Voice, Your Vote”, media Inggris BBC menghubungi 60 orang mengenai isu yang paling menjadi perhatian pemilih. BBC melaporkan pemilih kembali menyuarakan keprihatinannya pada lingkungan dan krisis iklim.
Keprihatinan itu salah satunya disuarahkan oleh Tara Crist, seorang guru dayung di Berkshire. Selama delapan bulan mulai dari akhir tahun lalu dan awal tahun ini, Crist tidak dapat membawa siswa-siswi kelas dayungnya di Sungai Thames di Berkshire. Ia mengatakan hujan dan serangkaian badai membuat permukaan air sungai terlalu tinggi dan mengalir terlalu cepat.
"Kami terus-menerus memiliki kondisi yang tidak stabil dan kami tahu itu karena faktanya kita menimbulkan polusi pada planet kita, ini tidak berdampak pada kami, ini berdampak pada kita semua," kata Crist seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/6/2024).
Menurut dia, kondisi ini merupakan konsekuensi dari perusahaan-perusahaan yang membuang limbah ke sungai. Pakar dari University of Reading Sam Mudie mengatakan Inggris sudah bertindak banyak untuk mengurangi emisi, tapi masih juga banyak hal yang perlu dilakukan. "Delapan persen orang mendukung kebijakan perubahan iklim yang lebih baik, tapi bila itu tergantung pada mereka dan dompet mereka, orang-orang tidak melakukan itu," katanya.
"Mereka membutuhkan insentif, mereka memerlukan dorongan untuk mengubah perilaku yang diperlukan dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, agar kita dapat kembali ke target pengurangan karbon yang telah tetapkan secara hukum,” katanya.
Ia memperingatkan, upaya mengurangi perubahan iklim secepatnya akan jauh lebih murah dibandingkan melakukan mitigasi terhadap dampaknya di wilayah seperti Lembah Thames, yang sudah berisiko terkena banjir.
Pekan ini, Partai Buruh menerbitkan manifesto “Rencana Kemakmuran Hijau” yang mencakup menyiapkan Great British Energy untuk mendorong peralihan ke energi terbarukan. Partai Konservatif mengatakan di bawah kepemimpinan mereka, Inggris menjadi negara dengan ekonomi besar pertama yang berhasil mengurangi separuh emisinya dan akan terus memenuhi target tanpa “mmenghancurkan ekonomi rumah tangga.
Partai Demokrat Liberal berjanji meningkatkan produksi listrik dari energi terbarukan menjadi 80 persen pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi gas rumah kaca pada 2045, lima tahun lebih cepat dari target saat ini.
Kebijakan Partai Hijau adalah membatalkan izin gas dan minyak baru dan menerapkan pajak karbon atas impor bahan bakar fosil dan produksi rumah tangga sambil meningkatkan pembangkit listrik tenaga angin dan surya.