Terungkap Israel Tengah Siapkan 90 Hulu Ledak Nuklir, Apa Respons Iran?

ICAN menyebutkan, Israel meningkatkan pengeluaran nuklir 1,1 milar dolar AS per tahun

Reaktor Nuklir Israel, Dimona
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN) mengungkapkan,  Israel ternyata memiliki 90 hulu ledak nuklir. Negara penjajah itu pun kini meningkatkan belanja nuklirnya.

Dalam sebuah laporan yang meneliti pengeluaran untuk pengembangan nuklir, ICAN menemukan bahwa pendudukan Israel telah meningkatkan pengeluaran nuklirnya sebesar 2,4%, atau setara dengan 1,1 miliar dolar AS per tahun.

ICAN merilis jika belanja nuklir kolektif di seluruh dunia  mencapai 13,4%  atau 91,4 miliar dolar AS pada tahun lalu di seluruh dunia. Amerika Serikat berada di posisi pertama. Negeri pimpinan Joe Biden itu menghabiskan 51,5 miliar dolar untuk pengembangan nuklir. Belanja AS bahkan  mencakup 80% dari pengeluaran nuklir kolektif di seluruh dunia seperti ditulis Al-Mayadeen, Senin (17/6/2024), dan dikutip Republika di Jakarta.

Dalam sebuah pernyataan kepada Al-Mayadeen, Alicia Sanders-Zakre, Koordinator Kebijakan dan Penelitian di ICAN, mengulas ambiguitas Israel mengenai persenjataan nuklirnya.

Menurut Sanders-Zakre, di kalangan pakar nuklir internasional diketahui bahwa pendudukan Israel memiliki senjata nuklir. Menurut perkiraan ICAN, sebanyak 90 hulu ledak nuklir diidentifikasi sebagai milik Israel. Meski demikian, jumlah pastinya masih belum jelas karena kurangnya transparansi dan ketidakjelasan Tel Aviv mengenai kepemilikan senjata nuklir.

Mengenai laporan angka belanja nuklir Israel, ICAN berhasil menyimpulkan perkiraan tersebut dengan mengacu pada belanja militer pendudukan pada tahun 2023. Sebelumnya, ICAN mengklaim telah berdiskusi dengan  para ahli Israel untuk mengalokasikan belanja militer sebenarnya [dengan mempertimbangkan belanja tambahan akibat perang di Gaza]. Perkiraan tersebut kemudian dialokasikan untuk pengeluaran nuklir Israel.

Sanders-Zakre juga mengungkapkan keprihatinannya mengenai ancaman Israel baru-baru ini untuk menggunakan senjata nuklir di Gaza.“Ada ancaman-ancaman yang sangat memprihatinkan yang semakin tersirat dan terus terang dibandingkan apa yang kita lihat pada tahun-tahun sebelumnya dari para ahli, pejabat, atau mantan pejabat Israel, oleh karena itu penting untuk mengutuk penggunaan senjata nuklir dan segera mengingatkan kita akan hal ini tentang pentingnya mematuhi Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir,” kata dia.

Pada akhir Mei, Sekretaris Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa ancaman pejabat Israel untuk menggunakan senjata nuklir akan mengubah persamaan keamanan di Asia Barat karena akan mendorong negara lain untuk merevisi doktrin nuklir mereka.

Sikap Iran...

 

Sekretaris Jenderal Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri di Iran Abbas Araghchi memperingatkan, ancaman Israel untuk menggunakan senjata nuklir dapat meningkatkan ketegangan di Asia Barat. Pejabat itu menyebutkan dukungan Senator AS Lindsey Graham baru-baru ini terhadap penggunaan bom nuklir oleh Israel di Gaza.

Araghchi mencatat meskipun Israel mempertahankan kebijakan ambiguitas strategis mengenai persenjataan nuklirnya, kejadian baru-baru ini, khususnya genosida di Gaza, telah memaksa para pejabat Israel untuk mempertimbangkan kembali pendirian tersebut. Dia memperingatkan bahwa sikap Israel mungkin akan meningkat dari retorika menjadi penggunaan senjata nuklir secara nyata.

Berbagai jenis rudal Iran jarak jauh dan pembawa roket dipajang di sekitar pameran pertahanan Teheran di Teheran, Iran, Jumat (24/2/2023). (Dikeluarkan Sabtu (25/2/2023). Menurut kantor berita Iran Amir Hajizadeh kepala pasukan kedirgantaraan Garda Revolusi mengatakan Jumat malam bahwa Iran telah mengembangkan rudal jelajah yang disebut Paveh dengan jangkauan 1.650 km menambahkan bahwa rudal Paveh telah ditambahkan ke gudang rudal negara. - (EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENARE)

Untuk menyerukan Asia Barat yang bebas nuklir, Araghchi bersikeras agar senjata rezim Israel dilucuti terlebih dahulu. Pejabat tersebut menegaskan penolakan Iran terhadap apa yang disebut solusi dua negara, dan menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina. Sebaliknya, Iran mengusulkan negara kesatuan yang dibentuk melalui referendum yang melibatkan seluruh penduduk asli, termasuk Muslim, Yahudi, dan Kristen.

Araghchi juga menekankan pentingnya mengakui dan menghormati kemampuan pencegahan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon di tengah antisipasi perubahan regional.

Doktrin nuklir Iran bisa berubah... 

Meningkatnya eskalasi di timur tengah akibat kebiadaban zionis Israel membuat Iran kembali menegaskan sikapnya terkait fasilitas nuklir yang tengah dikembangkan. Menurut Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Kamal Kharrazi, Teheran akan mengubah doktrin nuklirnya bila Israel mengancam eksistensi Iran.

Sebelum eskalasi berlangsung, Teheran selalu mengatakan tidak berencana memiliki senjata nuklir. Pemerintah negara-negara Barat curiga Iran ingin mengembangkan teknologi nuklir untuk membangun bom. Program nuklir Iran menjadi inti dari sanksi-sanksi Barat.

Saat terjadi ketegangan dengan Israel yang diyakini juga memiliki senjata nuklir, pada April lalu, seorang komandan senior Garda Revolusi Iran mengatakan ancaman Israel dapat mendorong Iran mengubah doktrin nuklirnya.

"Kami belum memutuskan untuk membangun bom nuklir tapi jika eksistensi Iran terancam, kami tidak memiliki pilihan selain mengubah doktrin militer kami," kata Kharrazi seperti dikutip media Iran, Student News Network, Kamis (9/5/2024).  

Program nuklir Iran - (AP/Reuters/Aljazairah)

Pada 2022 lalu, Kharrazi mengatakan secara teknis Iran mampu membangun sebuah bom nuklir tapi belum memutuskan untuk melakukannya. Khamenei, pemberi wewenang terakhir dalam program nuklir Iran, melarang pengembangan senjata nuklir lewat fatwa pada awal 2000-an.

Pada 2019 lalu, ia menegaskan kembali dengan mengatakan membangun dan membuat bom nuklir itu salah dan menggunakannya haram. Pada 2021, menteri intelijen Iran saat itu mengatakan tekanan Barat dapat mendorong Teheran menuju senjata nuklir. “Dalam kasus serangan rezim Zionis terhadap fasilitas nuklir kami, daya tangkal kami akan berubah,”  kata Kharrazi dalam pernyataan terbarunya.

Iran ancam fasilitas nuklir Israel...

Sebelumnya, Panglima Garda Revolusi  Brigjen Ahmad Haghtalab menegaskan, Iran mengetahui lokasi nuklir Israel. Haghtalab yang bertugas menjaga situs-situs nuklir Iran memperingatkan, negaranya akan membalas bila Israel mengincar situs nuklir dikutip dari Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.

"Fasilitas-fasilitas nuklir musuh Zionis sudah diidentifikasi dan semua informasi yang diperlukan dari semua target sudah kami miliki," kata Haghtalab seperti dikutip Aljazirah, Kamis (18/4/2024). "Jari kami berada di pelatuk untuk menembakan rudal kuat untuk menghancurkan target yang ditetapkan dalam merespon setiap potensi serangan mereka," tambah dia.

Secara terbuka, Komando Nuklir Garda Revolusi  menyinggung lokasi nuklir Israel setelah beberapa serangan sabotase ke fasilitas nuklir Iran yang diduga dilakukan Israel pada Maret 2022 lalu. Haghtalab juga menyinggung Teheran mungkin mempertimbangkan kembali kebijakan untuk tidak memiliki bom nuklir.

"Bila rezim palsu Zionis ingin menggunakan ancaman menyerang pusat nuklir negara kami sebagai alat, mempertimbangkan kembali doktrin dan kebijakan Republik Islam Iran dan menyimpang dari pertimbangan-pertimbangan yang telah disampaikan sebelumnya adalah hal yang mungkin terjadi dan bisa dibayangkan," kata dia.

Pada Rabu, Ori Vialkov, seorang peneliti yang berspesialisasi dalam perang Israel, mengatakan kepada Maariv, analisis citra satelit berkualitas rendah mengungkapkan setidaknya ada satu atau dua serangan di salah satu bangunan di Reaktor Nuklir Dimona akibat serangan Iran pada Ahad (14/4/2024) lalu.

Meski demikian, Juru Bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Ramezan Sharif menyebut pemberitaan media Zionis bahwa gedung pembangkit listrik Dimona dirusak akibat serangan hukuman Iran terhadap rezim Zionis adalah salah. Sharif menyebutnya sebagai tindakan jahat sejalan dengan operasi psikologis musuh, tulis kantor berita Iran, IRNA.

Dia mengatakan, pembangkit listrik Dimona bukanlah sasaran tindakan hukuman baru-baru ini. Dia mengatakan, itu adalah tindakan jahat yang sejalan dengan operasi psikologis musuh untuk menipu opini publik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler