Cuaca Ekstrem di Cina Timbulkan Korban Jiwa
Banyaknya peristiwa cuaca ekstrem disebabkan perubahan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dampak perubahan iklim membuat membuat Cina dilanda dua cuaca ekstrem sekaligus. Wilayah selatan Cina dilanda musibah banjir dan longsor, sementara bagian utara menghadapi masalah kekeringan.
Di daerah selatan Cina, sembilan orang meninggal dunia dalam longsor yang dipicu hujan deras. Hujan juga memadamkan listrik seluruh desa dan menyebabkan banjir yang menenggelamkan ladang-ladang.
Sebanyak empat korban jiwa dan dua lainnya hilang di Kabupaten Wuping di Provinsi Fujian akibat longsor yang disebabkan hujan deras. Pihak berwenang mengatakan curah hujan yang mulai mengguyur selama 24 jam sejak Ahad (16/6/2024) mencapai 372, 4 militer.
Pada Selasa (18/6/2024), kantor berita Xinhua melaporkan sekitar 378 rumah di Wuping ambruk dan 880 hektare ladang rusak. Total kerugian ekonomi kabupaten itu akibat bencana ini sekitar 415 juta yuan atau 57,2 juta dolar AS.
Sementara, longsor yang dipicu banjir besar di di Kota Meizhou, selatan Provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong, menewaskan setidaknya lima orang. Media lokal melaporkan sebanyak 15 orang dinyatakan hilang. Pada Senin (17/6/2024), lebih dari 130 ribu rumah di Meizhou mengalami pemadaman listrik.
Pihak berwenang setempat mengatakan tiga helikopter dan lebih dari 200 anggota tim penyelamat mencari penyintas dan mengirimkan bantuan ke daerah-daerah terdampak bencana.
Lebih dari 11 ribu orang terpaksa mengungsi usai Sungai Hanjiang di lembah Sungai Mutiara, selatan Cina, banjir, menenggelamkan ladang pertanian dan menggenangi rumah-rumah. Lebih dari 1.100 orang di Provinsi Guizhou juga dievakuasi karena banjir di beberapa wilayah.
Sementara itu, beberapa hari terakhir wilayah utara Cina termasuk Ibu Kota Beijing, dilanda suhu panas. Namun menurut Biro Cuaca Nasional Cina, hujan mulai akan turun di daerah yang dilanda kekeringan dalam 10 hari ke depan.
Kementerian Penanggulangan Kedaruratan Cina mengatakan bencana banjir bulan lalu menewaskan dan menghilangkan sejumlah orang di 17 provinsi. Pemerintah Cina sudah berulang kali mengeluarkan seruan untuk meningkatkan kesiapan dan penanggulangan bencana sebagai antisipasi banyaknya peristiwa cuaca ekstrem karena perubahan iklim.