Muhadjir: Keterbatasan Lahan Jadi Alasan Jamaah Haji tak Dapat Tenda

Menurutnya, ada tiga titik krusial yang jadi masalah jamaah haji tak dapat tenda.

AP Photo/Rafiq Maqbool
Jamaah haji beristirahat di tenda kemah Mina saat menunaikan ibadah haji, dekat kota suci Mekah, Arab Saudi, Jumat, 14 Juni 2024.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan keterbatasan lahan menjadi salah satu alasan jamaah haji di Mina, Arab Saudi tidak mendapatkan tenda.

“Kalau itu (jamaah haji tidak mendapatkan tenda) terjadi, saya kira memang belum ada solusi, karena memang tempatnya yang sangat terbatas, termasuk juga toilet. Saya mengusulkan itu supaya toiletnya dibuat beberapa lantai, tidak satu lantai sehingga menghabiskan tempat. Karena untuk toilet saja bisa habis banyak tempatnya sehingga harus dinaikkan di Mina itu,” katanya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Untuk mengatasi hal tersebut, Muhadjir menegaskan dirinya akan meninjau langsung ke Arab Saudi pada 3 Juli 2024. Ia sekaligus akan mengevaluasi pelaksanaan ibadah haji.

“Nanti kira-kira pada 3 Juli saya akan ke sana (Arab Saudi) untuk mengecek dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada,” ujar dia.

Muhadjir juga mengaku sudah memberikan arahan kepada direktur haji luar negeri terkait permasalahan tenda untuk jamaah haji tersebut.

“Memang waktu saya ke Arab Saudi ingin meninjau tetapi tidak diperbolehkan karena masih dalam proses percepatan pembangunan, tetapi saya sudah wanti-wanti kepada direktur haji luar negeri waktu itu agar itu mendapatkan perhatian, walaupun saya tidak bisa meninjau,” ucapnya.

Menurutnya, ada tiga titik krusial yang menjadi permasalahan jamaah haji kesulitan mendapatkan tenda, yakni di Mina, Arafah, dan Muzdalifah. Namun, skema mabit (bermalam) di Muzdalifah dengan cara murur atau melewati kawasan Muzdalifah dengan tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan) untuk langsung menuju tenda di Mina dinilai cukup membantu.

“Mina itu memang masih menjadi masalah, tetapi waktunya kan tidak lama di Mina itu. Di Arafah juga sebetulnya ada masalah, tetapi kan sangat sebentar, di Muzdalifah sekarang juga ada kebijakan hanya lewat saja tidak perlu mabit. Itu memang tiga titik krusial,” tuturnya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler