Jenderal Suryo Ceritakan Suasana Tegang di Markas Kostrad Ketika Insiden Trisakti
Kala terjadi penembakan mahasiswa Trisakti, Suryo di kantor Prabowo bersama Sjafrie.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagi menjelang siang itu, tanggal 12 Mei 1998, Kolonel Czi Johannes Suryo Prabowo resmi dilantik sebagai wakil gubernur Timor Timur (wagub Timtim) oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal TNI Raden Hartono. Pelantikan yang berlangsung di Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang kini bernama Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (Jakpus), sedianya dihadiri Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Prabowo Subianto.
Lokasi Prabowo berkantor di Markas Kostrad (Makostrad), Jalan Medan Merdeka Timur, Jakpus, berjarak selemparan batu dari dari Depdagri. Prabowo sudah berjanji untuk datang menghadiri pelantikan Suryo sebagai orang nomor dua di provinsi ke-27 RI itu. Hubungan Prabowo dan Suryo sangat dekat. Jika Prabowo abiturien Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) yang sekarang menjadi Akmil 1974 maka Suryo peraih Adhi Makayasa Akmil 1976.
Bisa dikatakan, Prabowo adalah kakak asuh Suryo. Keduanya pun menghuni Paviliun 5A Akmil. Penghuni lainnya adalah Sjafrie Sjamsoeddin (Akmil 1974) dan Susilo Bambang Yudhoyono (Akmil 1973).
Sayangnya, tiba-tiba Prabowo mendapat panggilan mendadak dari Wakil Presiden (Wapres) BJ Habibie. Menantu Presiden Soeharto itu pun urung hadir di pelantikan juniornya tersebut. Prabowo memilih menuju Istana Wakil Presiden (Wapres) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus untuk menghadap RI 2.
Suryo pun akhirnya beristirahat di hotel di sekitar Jakpus. Ternyata, ia sudah ditunggu sahabat lama Pak Lafaik. Dia adalah tokoh kharismatik dari Viqueque, Timtim. Pak Lafaik sekarang 'mengasingkan diri' di Jakarta setelah gagal menjadi bupati Viqueque. Keduanya pun berbincang intens di hotel.
Siang itu, suasanya Jakarta terasa panas. Bukan semata karena terik matahari menyengat, melainkan berbagai demonstrasi yang dilakukan sejumlah mahasiswa dengan tuntutan penggulingan Presiden Soeharto terus berlangsung.
Sebagai ganti batal hadir di acara pelantikan, Prabowo mengundang Suryo untuk datang ke Makostrad. Mantan komandan jenderal Komando Pasukan Khusus (danjen Kopassus) ini ingin tetap merayakan pencapaian Suryo dengan menyediakan makanan ringan. Menjelang sore, Suryo dan istri pun meluncur ke Makostrad.
Di Makostrad, Prabowo tidak sendirian. Dia ditemani beberapa rekan dekatnya, seperti Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen ABRI (BIA) Mayjen Zacky Anwar Makariem, Kepala Staf Kostrad (Kaskostrad) Mayjen Kivlan Zen, dan Gubernur Timtim Abilio Jose Osorio Suares.
Selama pertemuan di ruang kerja Prabowo, kelima perwira tinggi (pati) TNI AD tersebut bersendau gurau sekaligus nostalgia tentang penugasan operasi di Timtim. "Dan mereka tidak habis pikir, mengapa orang seperti saya ini, bisa terpilih menjadi wakil gubernur?" kata Suryo dalam buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'.
Saat momen peluncuran buku di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (22/6/2024), Suryo menjelaskan secara detail momen bersejarah yang dialaminya dan suasana tegang di Makostrad. Dia pun menjelaskan, ketika para pati TNI AD masih dalam suasana saling canda karena bisa bertemu di ruangan Pangkostrad, tiba-tiba suasana berubah 180 derajat.
Mendadak dari handy talky (HT), Prabowo mendapat laporan dari pasukan di lapangan jika terjadi penembakan terhadap mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta Barat. Berdasarkan laporan resmi, nyawa empat mahasiswa melayang tertembak peluru dari aparat keamanan yang menjaga aksi demonstrasi. Hingga kini, tidak diketahui siapa yang menembak dan memberi instruksi tersebut.
"Jam 16.00 sore kaget. Zacky, Sjafrie, Prabowo kaget karena dapat informasi penembakan di Trisakti," kata Suryo merespons pertanyaan pembawa acara. "Ya kaget," ucap mantan kepala staf umum (kasum) TNI ini menegaskan.
Saking tegangnya suasana di Makostrad, Suryo sampai sekarang masih terngiang dengan jelas ucapan spontan Prabowo saat itu. Prabowo geram lantaran terjadi penembakan terhadap mahasiswa.
"Itu harusnya dibikin satu buku sendiri, yang jelas di situ ada kata-kata yang saya ingat (dari Prabowo). 'Dulu Bung Karno yang hebat bisa jatuh hanya karena ada satu mahasiswa (era Orde Lama ditembak aparat) Arif Rahman Hakim. Ini (mahasiswa ditembak) lebih dari itu'. (Yang bicara Pak Prabowo) ya," kata Suryo menirukan perkataan seniornya yang akan dilantik menjadi Presiden ke-8 RI kepada MC.
Sekali lagi, ia tidak mau kesaksiannya dikaitkan dengan masalah politik. Suryo berani menjamin, wajah-wajah di dalam kantor Prabowo kala itu mendadak muram. Mantan wakil komandan Pasukan Pengamanan Presiden (wadan Paspampres) era Wapres Megawati Soekarnoputri ini melihat, para seniornya itu tidak tahu apa-apa terkait penembakan di lapangan.
Ïni gak ada kaitannya dengan pilpres lho ya kok kaitannya nanya ke situ, sudah lewat ya? Saya bisa sebutin nama-namanya itu, bisa diwawancara jadi satu buku sendiri. Kalau saya bilang, nanti ah itu historinya Suryo saja," ucap Suryo protes menjawab pertanyaan pembawa acara.
"Tapi yang jelas di situ, orang yang di situ tidak tahu apa yang terjadi di sana, kecuali mereka pinter akting di depan saya," kata Suryo mengakhiri kesaksiannya.
Laporan dari HT itu pula yang membuyarkan pertemuan di ruang kerja Prabowo. Para jenderal itu langsung bergegas pergi. Adapun Suryo bersama istri lekas meninggalkan Makostrad menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk mengejar penerbangan ke Kota Dili, ibu kota Timtim pada pukul 18.00 WIB.
Benar saja prediksi Prabowo. Hari demi hari, demonstrasi semakin besar. Tuntutan reformasi semakin kencang. Situasi Ibu Kota pun semakin tidak menentu. Akhirnya, delapan hari berselang sejak penembakan mahasiswa Trisakti, Presiden Soeharto memilih mundur pada 21 Mei 1998. Soeharto menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada BJ Habibie yang naik dari posisi wapres menjadi presiden ke-3 RI.
Tidak betah jadi wagub...
Menjadi wagub Timtim bukan keinginan pribadi Suryo. Jabatan setara bintang satu atau brigadir jenderal (brigjen) di TNI AD tersebut merupakan perintah atasan. Suryo pun menunjukkan ketidaksukaan ketika akan ditunjuk menjadi wagub.
"Jangankan menjadi wagub, ditunjuk untuk menjabat sebagai gubernur pun saya tidak mau," celutuk Suryo. Meski begitu, takdir berkata lain. Dia resmi menggantikan posisi yang ditinggalkan Brigjen TNI J Haribowo.
Meski begitu, ia akhirnya tetap menjalani aktivitas sebagai wagub di Kota Dili. Suryo berseloroh, ternyata ada enaknya juga menjadi wagub. "Saya gaji dapat Rp 50 juta selama enam bulan. Gaji kolonel Rp 400 ribuan," kata Suryo membandingkan gaji yang diterimanya.
Nominal besar bulanan yang didapatkan itu tidak membuat Suryo tergiur. Dia pun hanya enam bulan menduduki jabatan sipil tersebut. Akhirnya, Suryo memilih meletakkan jabatan ketika sudah berganti era kepemimpinan Presiden Habibie.
Keputusan itu bukan tanpa konsekuensi. Nasib Suryo di TNI AD menjadi tidak jelas. Dia selama hampir dua tahun nonjob. "Saya empat kali disidang mahmil (mahkamah militer) dianggap mbalelo," kata Suryo.
Setelah Timtim berpisah dari RI dan menjadi negara merdeka usai jajak pendapat pada 19 Oktober 1999, Suryo kembali bisa menapaki karier militer secara normal. Pada akhir 2000, Suryo mendapat jabatan sebagai Asisten Intelijen Komandan Paspampres. Dia pun pensiun dengan pangkat bintang tiga atau letjen.