Mungkinkah Anies Bisa Maju dan Menang tanpa Dukungan PKS?

Anies belum mendapatkan perahu untuk maju di Pilgub DKI.

Republika/Thoudy Badai
Spanduk bergambar mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dipasang saat acara Silaturahmi Idul Adha bersama sejumlah elemen warga di Jakarta, Rabu (19/6/2024). Pada kesempatannya, Anies menerima aspirasi dari warga yang tergabung dalam kelompok Masyarakat Peduli Jakarta agar maju dalam ajang pemeilihan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024 yang digelar pada November mendatang.
Rep: Bayu Adji P/Teguh/Antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PKS telah memutuskan untuk memajukan kader mereka Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur DKI, alih-alih Anies Baswedan. Padahal, selama Pilgub DKI 2019 dan Pilpres 2024, PKS dan Anies berada di gerbong yang sama.

Beragam pertanyaan muncul, mungkinkah Anies bisa maju tanpa ada PKS? Ini mengingat PKS memiliki suara kursi signifikan di DKI yakni 18 kursi, terbanyak dibandingkan partai lain.

Dukungan PKS dapat mambuka peluang bagi Anies mendapat perahu di Pilkada DKI. Karena Anies butuh dukungan 22 kursi di DPRD DKI jik ingin maju di Pilgub.

Tak hanya itu, PKS juga memiliki basis massa yang cukup signifikan di DKI. PKS merupakan partai dengan peroleh suara terbesar Pileg di DKI. PKS nenorehkan 1.012.028 suara atau 16,68 persen suara.

PKS memiliki kader solid di Jakarta yang selama ini menjadi salah satu mesin suara dari Anies. Artinya, kalau pun Anies bisa maju, mungkinkah tetap bisa menang?

Juru bicara (Jubir) relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan, mengaku menghargai keputusan yang telah diambil oleh partai pemenang dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 di DKI Jakarta itu. Keputusan itu dinilai merupakan hasil rembuk dari internal PKS.

"Kami menghargai proses yang berjalan di internal PKS," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin (24/6/2024).

Kendati demikian, peluang PKS untuk mendukung Anies disebut masih sangat terbuka. Keputusan PKS juga dinilai masih bisa berubah menjelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Iwan mengatakan, proses pendaftaran calon baru akan dilakukan pada akhir Agustus 2024. Artinya, masih banyak kesempatan untuk PKS mengubah keputusannya.

"Karena itu, kami yakin PKS akan tetap bersama kami (Anies), karena selama ini sudah menjadi sebuah tim yang hebat di Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2024," kata mantan jubir Timnas Amin itu.

Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS mengajukan Sohibul Iman menjadi bakal cagub DKI Jakarta. Menurut dia, sebagai partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan mengusung kadernya sendiri.

"Sebagai partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai cagub DKI Jakarta. Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," ujar Mabruri dalam melalui keterangannya yang dikonfirmasi Republika, Ahad (23/6/2024).

Sementara itu, Nasdem yang menjadi pendukung Anies di Pilpres juga belum memberikan lampu hijau.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa pihaknya bakal melihat situasi dalam beberapa waktu ke depan untuk mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Petinggi partai itu mengaku baru sekitar 2 hari yang lalu berkomunikasi dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, sejauh ini belum ada keputusan terkait dengan dukungan terhadap Anies sebagai calon gubernur.

Baca Juga



"Belum tentu tinggal deklarasi, coba kita lihat beberapa waktu ke depan ya," kata Surya Paloh usai menghadiri kegiatan peluncuran buku Pancasila di Rumahku di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.

Sejauh ini, kata dia, berbagai survei elektabilitas mencatat bahwa nama Anies Baswedan selalu menjadi yang tertinggi sebagai bakal calon Gubernur Jakarta.
Menurut Surya Paloh, pihak-pihak lain pun sudah enggan untuk menghadapi sosok tersebut di Jakarta.

"Ya memang Anies Baswedan yang saat ini amat sangat mendominasi skor daripada seluruh survei, peringkatnya nomor satu, saya pikir capek juga orang menghadapi dia di Jakarta ini," katanya.

Di samping itu, dia mengatakan bahwa tidak ada yang salah jika pihaknya tetap mendukung Anies walau sosok tersebut sudah kalah pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Karena kekalahan tersebut, menurut dia, bukan merupakan sebuah kesalahan.

"Kalau itu masih bisa dipertahankan, baik dong, logikanya 'kan apa yang salah dengan perjalanannya. Apakah kekalahan dalam pilpres itu sebuah kesalahan? 'Kan tidak," kata dia.

PKB yang juga mendukung Anies di Pilores juga belum menyatakan dukungan secara resmi. Dukungan baru disampaikan oleh pihak DPW PKB Jakarta.

Sikap PDIP

Di luar, PKS, Demokrat dan PKS, partai pimpinan Megawati, PDIP juga ikut melirik Anies. Hanya saja PDIP tetap fokus untuk mengusung kadernya sendiri.

Juru Bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Chico Hakim menilai langkah PKS itu merupakan hal yang sangat wajar. Pasalnya, sebagai partai pemenang dalam Pemilu Legislatif (Pileg) DKI Jakarta 2024, PKS pasti ingin kadernya maju dalam Pilgub DKI Jakarta.

"Kami saja dari PDIP yang berada di peringkat dua juga merasa sangat pantas bagi kader kami menjadi calon gubernur ataupun calon wakil gubernur," kata dia saat dihubungi wartawan, Senin (24/6/2024).

Karena itu, Chico mengatakan, PDIP masih fokus untuk menjaring kader internal untuk diusung dalam Pilgub DKI Jakarta 2024. Apalagi, beberapa nama kader PDIP cukup populer untuk diusung menjadi calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta.

"Beberapa nama sudah muncul seperti Pak Ahok, Djarot, Bu Risma, Pak Andika Perkasa, Mas Pras Ketua DPRD, dan juga Charles Honoris," kata Chico.

Menurut dia, PDIP jug masih terbuka untuk menjalin komunikasi politik dengan partai lain, termasuk PKS. Namun, fokus utama PDIP saat ini adalah mencermati dan menggodok calon yang akan diusung dari internal partai.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler