Jelang Kiamat yang Mengaku Imam Mahdi tak Terhitung Jumlahnya, Setiap Abad Selalu Ada

Selalu ada tokoh dengan pengikut yang banyak mengaku sebagai Imam Mahdi.

Istimewa
Pria Kudus Mengaku Sebagai Imam Mahdi
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemunculan Imam Mahdi merupakan nubat dari Nabi SAW. Dalam buku Kiamat dalam Perspektif Quran dan Sains terbitan Balitbang Kemenag menyebutkan, Nabi Shallallāhualaihi wa sallam telah menekankan kepastian kedatangannya kepada para sahabat dalam banyak hadits. Dalam teks keagamaan disebutkan bahwa al-Mahdi adalah pemimpin masa depan bagi orang yang beriman. Mereka hendaklah menyambut dan bersiap menyongsong kedatangannya. Kemunculan Imam Mahdi bahkan disebut sebagai salah satu tanda datangnya kiamat. 

Baca Juga


Al-Mahdi datang untuk membasmi kejahatan dan menebar perdamaian di seluruh dunia. Di akhir zaman, penganut tiga agama samawi menenantikan juru selamat mereka. Kaum muslim menanti al-Mahdi dan Isa, kaum Nasrani menanti Isa, sementara kaum Yahudi menunggu juru selamat mereka.

Lalu sejak kapan harapan akan munculnya  harapan dan sosok yang diklaim sebagai Imam Mahdi itu muncul?  Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, begitu banyak pengklaim Imam Mahdi dalam sejarah peradaban Islam. Guru Besar  Studi Islam pada  Universitas Universitas Georgetown, Amerika Serikat  (AS) itu mengungkapkan,  istilah Imam Mahdi dikembangkan oleh kalangan Syiah untuk menjuluki Muhammad Ibnu Hanafiyah.

Putra Khalifah Ali yang mengorganisasikan sebuah revolusi pada 685 M itu sangat dihormati oleh pengikut Syiah.  Muhammad Ibnu Hanafiyah, kata Esposito,dipandang sebagai ‘’orang yang mendapat petunjuk’’, tidak dianggap mati, tetapi diyakni tersembunyi.

"Dia diyakni memiliki pengetahuan esoteris yang diperlukan untuk membebaskan para pengkitnya dari penindasan dan untuk menegakkan masyarakat yang adil,’’ papar Esposito. Kaum Syiah juga menganggap Muhammad bin Hasan Al-Askari – Imam ke-12 – yang gaib pada tahun 878 M, dianggap sebagai Imam Mahdi.

Dalam perkembangan sejarah Islam, sosok yang mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi tak terhitung jumlahnya. Pada setiap abad, selalu ada saja tokoh yang memiliki pengikut yang banyak sebagai seorang Imam Mahdi.  Pada abad ke-10 M, misalnya, Khalifah Dinasti Fatimiyah yang pertama, Muhammad Ubaid Allah (wafat 934 M) mengaku sebagai Imam Mahdi.

"Dengan menampakkan  diri di Jabal Massa yang terletak di wilayah Maghribi (Afrika Utara),  dia mengaku sebagai keturunan dari anak perempuan Nabi SAW, Fatimah, dan sebagai saudara laki-laki dari Imam ke-12 yang tersembunyi,’’ ungkap Esposito.

Pada abad ke-12 M, pendiri gerakan reformasi Al-Muwahhidun, Muhammad Ibnu Tumart (wafat 1130 M), juga mengaku sebagai Imam Mahdi yang berasal dari keturunan Khalifah Ali.  Memasuki abad ke-15, berbagai kelompok Islam mulai menghidupkan kembali harapan mereka akan masa depan yang lebih baik.

Di kota suci... 

 

 

 

 

 

Di kota suci Makkah dan Madinah, papar Esposito, sejumlah ulama menulis pendapat mereka  untuk mempertegas keyakinan umum akan kemunculan seorang mujaddid  (pembaru) pada abad peralihan.

Bahkan, seorang ahli fikih Sunni terkemuka, Ibnu Al-Hajar Al-Maliki, menyatakan Imam Mahdi akan muncul pada milenium itu. Menurut Ibnu Al-Hajar, Imam Mahdi itu berasal dari keturunan Fatimah, putri Nabi. Namanya akan sama dengan nama Nabi, serta orangtuanya sesuai dengan nama orangtua Nabi. 

Pada abad ke-15 M, di anak Benua India juga bermunculan tokoh yang mengaku sebagai Mahdi.  Pada 1495 M, seorang tokoh bernama Sayyid Muhammad dari Jaunpur mengaku sebagai Imam Mahdi. Uniknya, ia mengaku sebagai Imam Mahdi saat berada di Makkah, sembari  melaksanakan tawaf mengelilingi Ka’bah.

Saat kembali ke India, di Masjid Utama Taj khan Salar di Ahmebad, Sayyid Muhammad kembali mengumumkan klaimnya sebagai Imam Mahdi.  Untuk memperkuat pengakuannya sebagai Mahdi, disebutkan pula bahwa nama kedua orangtuanya adalah Abdullah dan Aminah.

Tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi. - (republika)
 

Esposito mencatat, datangnya abad ke-13 Hijriah (1785-1883) sempat memunculkan harapan besar dari kaum Muslim akan datangnya Imam Mahdi. Pada zaman itu, paling tidak ada tiga orang pemimpin gerakan reformasi di Afrika Barat yang mengaku sebagai Mahdi untuk memperkuat jihad yang mereka lakukan. Ketiganya adalah Syeik Usuman Dan Fodio dari Sakoto, Syekh Ahmadu Bari dari masina, dan Al-Hajj Umar Tal dari Kerajaan Tukolor.

Harapan akan datangnya Imam Mahdi dari Timur, kata Esposito, sempat menarik gelombang imigran Afrika Barat sampai ke Nil. Pada abad ke-19, lalu muncullah seorang yang mengaku Imam Mahdi di Sudan, bernama Mahdi Muhammad Ahmad dari Sudan.

Di Mesir juga sempat muncul beberapa tokoh yang mengaku sebagai Imam Mahdi. Para tokoh yang mengaku sebagai Mahdi itu menjadi pemimpin pemberontakan rakyat melawan penjajah Prancis. Bahkan, menjelang akhir abad ke-19 M, revolusi Mahdi melawan penjajah Eropa merebak di berbagai negara berpenduduk Islam, seperti India, Aljazair, Senegal, Ghana, dan Nigeria.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler