Kemenag Mimika Harap MTQ Jadi Forum Silaturahim Lintas Etnis

MTQ merupakan momentum menyebarluaskan kearifan Islam.

Republika/Agung Supri/c
Suasana lomba MTQ (ilustrasi).
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah berharap ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) menjadi forum silaturahim lintas budaya dan etnis yang religius.

Baca Juga


Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika Lucas Yasi melalui rilis di Timika, Minggu, mengatakan bahwa lantunan kalam ilahi yang indah dan merdu yang menggema selama MTQ ke-30 menghadirkan suasana penuh kesejukan batin bagi masyarakat setempat.

"Kami berharap MTQ menjadi forum silaturahmi yang mengandung nilai-nilai positif dan memperkuat ikatan persaudaraan internal umat Muslim serta umat beragama lainnya pada lintas budaya dan etnis," katanya.

Ia menjelaskan MTQ salah satu upaya mewujudkan dan membudayakan baca tulis indah Al Quran umat Muslim di Papua.

"Saat ini peningkatan kualitas kehidupan umat beragama menjadi sangat penting, seiring perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan juga teknologi," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa membaca dan mengamalkan isi Al Quran dibutuhkan usaha untuk mempelajari, mendalami, dan mengambil hikmah dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

"MTQ juga merupakan kegiatan rutin yang menjadi tradisi melekat pada budaya umat Muslim di Indonesia, " katanya.

Dia menambahkan MTQ selalu memiliki daya tarik tersendiri dalam kehidupan umat Muslim, juga menjadi wadah dakwah serta syiar keagamaan yang efektif dan menambah wawasan penghayatan keislaman secara nyata.

"Kami sangat menghargai kerja keras ketua panitia dan seluruh anggota, yang setia bekerja siang dan malam untuk mensukseskan MTQ ke-30 di Kabupaten Mimika," ujarnya.

Perkuat persatuan

Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere menyebut Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-10 tingkat provinsi itu menjadi ajang memperkuat tali silaturahim dan mempererat persaudaraan antarumat Muslim di daerah setempat.

"MTQ jangan hanya dimaknai sebagai kompetisi tapi juga sebagai upaya memperkuat ukhuah islamiyah atau mempertemukan saudara seiman, ukhuah wathanuiyah atau persatuan dalam ikatan kebangsaan, dan ukhuwah basyariah atau persaudaraan sesama umat manusia," katanya saat membuka MTQ ke-10 Provinsi Papua Barat di Manokwari, Senin.

Ia mengatakan MTQ maupun kegiatan keagamaan lain perlu lebih sering diselenggarakan di Provinsi Papua Barat sebagai provinsi yang majemuk dan plural.

Menurut dia, acara keagamaan selain meningkatkan ketaqwaan dan keimanan umat juga bisa dijadikan sarana perekat dan pilar memperkokoh toleransi, persatuan, dan kesatuan bangsa.

"Pada agama apapun, pesannya adalah jika mau dekat dengan Tuhan, perbaiki hubungan sesama manusia dan alam," katanya.

Ia mengatakan seni membaca atau menulis Al Quran jangan hanya dijadikan ajang lomba, tetapi juga diselami dan dihayati sehingga bisa menjadi petunjuk kehidupan.

Kunci perbaikan kualitas umat Islam, kata dia, dengan menghayati kandungan Al Quran dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bupati Manokwari Hermus Indou menyatakan MTQ sarana pendidikan, membangun wawasan, dan meningkatkan iman, sekaligus ajang kompetisi yang berperan penting dalam membangun kualitas keimanan umat Islam di Provinsi Papua Barat.

"Perspektif MTQ adalah sebagai ibadah dan wujud penghormatan atas eksistensi umat Islam di Papua Barat. Sebagian umat Islam telah memilih Tanah Papua sebagai rumah, karena itu jadikan MTQ sarana membangun kebersamaan dan moderasi beragama," ujarnya.

Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Papua Barat Musa Kamudi mengatakan MTQ ke-10 tingkat provinsi setempat diselenggarakan pada 1-4 Juli 2024 dengan diikuti 215 peserta berasal dari enam kafilah, yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondama.

Jumlah peserta terbanyak dari kafilah Teluk Bintuni, yakni 50 orang, sedangkan paling sedikit Manokwari Selatan dengan 16 peserta. Tuan rumah, Manokwari mengirimkan 38 peserta.

Sebanyak sembilan cabang dilombakan pada MTQ ke-10 Papua Barat, yaitu murotal Al Quran, tilawah, qiraat, hifzil, tafsir Al Quran, fahmil Al Quran, kaligrafi, karya tulis ilmiah Al Quran, dan syahril Quran.

"MTQ dinilai oleh 30 anggota dewan hakim yang sebagian hakim tingkat nasional. Nantinya, peserta terbaik akan diikutsertakan pada MTQ Nasional ke-30 di Provinsi Kalimantan Timur. Semoga Papua Barat menjadi yang terbaik dalam MTQ nasional tersebut," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler