Ketika Setan Menyarankan Baca Ayat Kursi

Setan yang berwujud manusia ini sempat diringkus oleh Abu Hurairah.

republika
Ayat Kursi
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menugaskan Abu Hurairah untuk menjaga gudang gandum di dekat Masjid Nabawi. Di sanalah, Rasulullah SAW menyimpan gandum yang telah dipungut dari para pembayar zakat fitrah.

Baca Juga


Seperti biasa, Abu Hurairah patuh. Sang sahabat Nabi pun berjaga di depan lumbung itu dengan penuh kesigapan.

Matahari terbenam. Saat malam kian larut, Abu Hurairah memergoki seorang laki-laki yang berbadan kekar mengendap-endap di sekitar gudang. Dengan cepat, pria misterius itu membuka pintu tempat penyimpanan gandum itu.

Langsung saja, Abu Hurairah meringkus si penyusup. Walaupun badannya besar, lelaki yang menyelonong masuk ke lumbung itu toh tidak berdaya saat disergap.

"Akan kuadukan kau kepada Rasulullah SAW esok pagi!" kata Abu Hurairah.

"Duh, kumohon padamu, jangan bawa aku ke hadapan Rasulullah," ujar si penyusup, memelas kepada Abu Hurairah.

Karena merasa kasihan, Abu Hurairah pun melepaskannya. Sebelum pergi, lelaki tersebut diperingatkannya agar berjanji, tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Esok harinya, Abu Hurairah bertemu dengan Nabi SAW. Tidak disangka, Rasulullah SAW terlebih dahulu bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan pada orang yang kamu tangkap tadi malam?”

Abu Hurairah pun menceritakan peristiwa semalam kepada beliau. Nabi SAW kemudian berkata, “Awasilah, nanti malam dia akan datang lagi.”

Benar saja. Pada malam berikutnya, si penyusup yang sama datang lagi dan hendak mencuri gandum. Abu Hurairah menangkapnya lagi, tetapi si lelaki misterius kembali memohon-mohon sehingga sahabat Nabi tersebut melepaskannya.

Esok harinya, Nabi SAW bertanya hal yang sama kepada Abu Hurairah. Yang ditanya pun menjawab, si penyusup kembali dilepaskannya. Rasul SAW berkata, “Ingatlah, nanti malam dia akan datang lagi.”

Abu Hurairah mulai curiga ....

Abu Hurairah mulai curiga, mengapa si penyusup terus melakukan perbuatannya itu. “Nanti malam, aku tidak akan lepaskan dia!” katanya.

Benar saja. Pada malam ketiga, penyusup yang sama datang lagi dan lagi-lagi berusaha mencuri gandum hasil zakat!

Abu Hurairah lantas menangkap dia. "Kali ini, kau tak akan kulepaskan!" katanya.

Namun, penyusup itu meminta kepada Abu Hurairah agar diberi waktu untuk berbicara, sebentar saja. “Hai Abu Hurairah," katanya, "maukah kamu saya beri amalan-amalan?”

Abu Hurairah syok. “Ini maling kok mau memberi tahu amalan-amalan. Jangan-jangan dia seorang yang alim,” pikirnya.

“Amalan apakah yang kau maksud itu?” tanya sahabat Nabi itu.

Si penyusup tadi menjawab, “Bacalah ayat Kursi sebelum engkau tidur, maka Allah akan menjaga kamu semalaman dari godaan setan.”

Dalam hati, Abu Hurairah berkata, “Orang ini benar-benar seorang alim." Ia pun melepaskan dan membiarkan pergi lelaki misterius itu.

Esok harinya, Rasulullah SAW kembali menanyakan hal yang sama kepada Abu Hurairah. Kali ini, sang sahabat Nabi menceritakan bahwa si penyusup telah memberikan amalan kepadanya. Karena itu, orang tadi dilepaskannya.

“Amalan apakah itu?” tanya Nabi SAW.

Abu Hurairah menjawab seperti yang dikatakan orang misterius itu tadi malam.

“Amalan yang dia berikan itu benar, tetapi dia sendiri adalah pembohong,” ujar Rasulullah SAW.

Melihat Abu Hurairah masih bingung, Nabi SAW menjelaskan maksudnya.

"Tahukah kamu siapakah yang datang tiga malam berturut-turut itu?”

"Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui," jawab Abu Hurairah.

“Dia itu adalah setan.”

KH Ali Mustafa Ya’qub mengomentari kisah yang termuat dalam kitab Shahih al-Bukhari itu. Menurut dia, riwayat tersebut memiliki banyak pelajaran.

Pertama, setan ternyata dapat menjelma menjadi manusia. Kedua, dalam rangka mengecoh dan mencari korban, setan dapat menjelma menjadi seorang yang kelihatannya saleh atau alim. Maka, jangan terkecoh penampilan.

Selanjutnya, kalau sebuah ibadah dilakukan tidak dalam rangka menjalankan perintah Allah dan atau Rasul-Nya, maka ibadah itu bukan lagi lillahi Ta'ala.

Dalam kasus Abu Hurairah, ia diberitahu Rasulullah SAW bahwa wiridan yang disampaikan si setan adalah benar. Jadi, pada akhirnya sang sahabat Nabi melakukan amalan tersebut bukan karena mengikuti perintah setan, tetapi dengan arahan beliau

Berikut ini adalah Ayat Kursi, yakni Alquran surah al-Baqarah ayat ke-255

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ  لَا تَاۡخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوۡمٌ‌ؕ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَشۡفَعُ عِنۡدَهٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِهٖ‌ؕ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۚ وَلَا يُحِيۡطُوۡنَ بِشَىۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ‌ۚ وَلَا يَـــُٔوۡدُهٗ حِفۡظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الۡعَلِىُّ الۡعَظِيۡمُ

Artinya, "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.

Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler