Kaesang Sambangi Relawan Jokowi Saat Blusukan di Tanjung Priok

Kaesang mengunjungi mereka setelah sholat jumat.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep melakukan blusukan di pemukiman kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (5/7/2024). Dalam kunjungaannya, Kaesang melaksanakan shalat Jumat di Masjid Nurul Qulub dilanjutkan dengan menyapa warga dan bagi-bagi buku serta menyambangi salah satu rumah tokoh warga setempat untuk berdialog bersama perwakilan warga.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyambangi rumah salah seorang relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat blusukan ke pemukiman warga di wilayah Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.

Kunjungan putra bungsu Jokowi itu dilakukan setelah dirinya melaksanakan Shalat Jumat di masjid warga.

Baca Juga


Dia melakukan silaturahmi dengan relawan tersebut selama sekitar satu jam, sambil menyantap makan siang.

"Sambil sowan sama relawannya pak Presiden, dan dulu Sang Pisang (bisnis kuliner milik Kaesang) dapurnya di sini," kata Kaesang usai bertemu dengan relawan.

Walaupun begitu, dia tak menyebutkan maksud kunjungannya tersebut ke sebuah rumah yang ada di pemukiman padat itu.

Dia menyebut kunjungan ke relawan tersebut adalah sebagai kegiatan sowan.

Saat kunjungan tersebut, warga sekitar pun mendapatkan buku tulis dari politisi muda itu yang bertuliskan nama Kaesang, berwarna putih dengan motif tulisan merah. Sejumlah warga pun dipersilakan untuk berswafoto bersama Kaesang.

Sementara itu, Agus Hidayanto yang merupakan relawan Jokowi dan tokoh masyarakat setempat, mengaku Kaesang tidak menjelaskan motif politik terkait kunjungan itu kepada dirinya.

Menurutnya, kunjungan Kaesang itu hanya dalam rangka silaturahmi saja. "Tapi nggak ada bicara politik maupun bicara pilkada. Masih normatif. Tadi saya coba pancing-pancing gitu juga dia nggak jawab," kata Agus.

Setelah itu, dia mengaku menitipkan cenderamata kepada Kaesang untuk diserahkan kepada Jokowi yakni sebuah kitab terkait agama Islam.
Menurutnya, kitab itu diberikan hanya kepada orang-orang tertentu.

"Saya ngasih di akhir masa jabatannya, kalau di depan kan terkesan politis. Kalau di akhir jabatan kan rasanya plong dan nggak ada tendensi apa-apa," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler