Dua Alasan Mengapa Rasulullah tak Sholat Dhuha Setiap Hari

Nabi Muhammad SAW tak sholat Dhuha kecuali saat baru pulang dari perjalanan.

Republika
Sholat Dhuha dan Keutamannya
Rep: Pusat Data Republika Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, digambarkan mengenai apakah Nabi Muhammad SAW melaksanakan sholat dhuha setiap hari atau tidak.

Berikut hadits yang menggambarkan hal tersebut:

عن عبد الله بن شَقيق، قال: قُلت لعائشة: هل كان النبي صلى الله عليه وسلم يُصلِّي الضُّحَى؟ قالت: «لا، إلا أن يَجِيء من مَغِيبِه».

Diriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq RA, dia bertanya kepada Aisyah RA, "Apakah Nabi SAW biasa melaksanakan sholat Dhuha?" Aisyah RA menjawab, "Tidak, kecuali ketika beliau baru tiba setelah bepergian." (HR. Muslim)

Dalam hadits tersebut, Aisyah RA ditanya tentang sholat Dhuhanya Rasulullah SAW. Lalu Aisyah RA menjelaskan, Nabi Muhammad SAW tidak melaksanakan sholat kecuali saat beliau baru pulang setelah melakukan perjalanan.

Hal itu menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memang melaksanakan sholat Dhuha tetapi tidak secara teratur. Nabi SAW melaksanakan sholat Dhuha dalam keadaan yang berbeda-beda, dan tidak melaksanakannya secara teratur atau setiap hari, karena khawatir akan dianggap wajib oleh umat beliau.

Namun, tentu dibolehkan bagi setiap Muslim untuk melaksanakan sholat Dhuha secara teratur atau setiap hari, karena keutamaan yang terdapat di dalam sholat Dhuha sebagaimana hadits-hadits lain yang menyebutkan tentang hal tersebut.

Ada beberapa faedah yang dapat dipetik dari hadits tersebut. Pertama, Nabi Muhammad SAW tidak melakukan shalat Dhuha secara teratur. Ada dua kemungkinan, yaitu karena Nabi SAW memiliki kesibukan yang lain sehingga tidak sempat merutinkan sholat Dhuha, atau karena khawatir sholat Dhuha dianggap wajib.

Kedua, hadits tersebut menunjukkan bahwa Aisyah RA dimintai pendapatnya tentang kebiasaan sholat Dhuha Rasulullah SAW. Dan Aisyah RA adalah wanita yang paling mengetahui tentang keadaan rumah tangganya bersama Nabi SAW.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW biasa melaksanakan sholat Dhuha ketika beliau baru pulang dari sebuah perjalanan. Keempat, seorang laki-laki boleh meminta pendapat dan menanyakan sebuah pengetahuan kepada perempuan.

Baca Juga


Niat sholat dhuha dan keutamaannya...

Dalam hadits diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW memberitahukan ihwal keutamaan sholat dhuha. Beliau SAW bersabda:

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى » أخرجه مسلم

"Pada setiap pagi, wajib bagi setiap anak Adam untuk bersedekah atas setiap persendian yang ada di tubuhnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap ajakan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Semua itu tercukupi dengan dua rokaat (sholat) dhuha." (HR Muslim)

Sholat dhuha seperti sedekah untuk tubuh, khususnya pada setiap persendian, karena dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian. Setiap persendian memerlukan sedekah sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.

Adapun niat sholat dhuha, beserta bacaan doa setelahnya, bisa mengikuti tuntunan berikut ini:

NIAT SHOLAT DHUHA

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَينِ لله تَعَالَى اللهُ أَكبَر

Ushollii sunnatadh dhuhaa rok'ataini lillaahi ta'aalaa allaahu akbar.

Artinya: Aku berniat mengerjakan sholat sunnah dhuha dua rokaat karena Allah ta'ala.


DOA SETELAH SHOLAT DHUHA

Seusai mengerjakan sholat dhuha, bisa membaca doa berikut ini, sebagaimana tercantum dalam Panduan Shalat Praktis dan Lengkap oleh Ust. Syaifurrahman El-Fati.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Bacaan Latin:
 
"Allahumma innad dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kaana rizqi fis samaa-i fa-anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrij-hu, wa in kaana mu'assaron fa yassir-hu, wa in kaana harooman fathoh-hir-hu, wa in kaana ba'ii-dan faqorrib-hu bi haqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwaatika, wa qudrotika, aatini maa atayta 'ibadakas shoolihin".
 

Terjemahan doa:
 
"Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
 

Lima fakta penting shalat Dhuha..

 
 

 
 
 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler