Jadi Penyebab Utama Kematian pada Pria, Ini Beberapa Pemicu Utama Kanker Paru
Paparan asap rokok, termasuk rokok elektrik penyebab utama Kanker Paru
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru merupakan penyakit serius dan kerap fatal jika tidak dideteksi dan diobati sejak dini. Di Indonesia, kanker paru menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian bagi laki-laki dan peringkat keenam bagi perempuan setelah kanker payudara.
"Faktor risiko utama untuk kanker paru antara lain adalah merokok, paparan asap rokok, termasuk rokok elektrik, pajanan silika/asbes, riwayat fibrosis paru, riwayat kanker pada keluarga," jelas dokter spesialis paru konsultan onkologi toraks dari RS MRCCC Siloam Semanggi Sita Andarini, Senin (8/7/2024).
Dia menjelaskan, pencegahan kanker paru dapat dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang meningkatkan risiko. Selain itu, memeriksakan diri sebagai langkah deteksi dini merupakan hal yang juga penting untuk dilakukan karena dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Menurut dia, salah satu metode skrining kanker paru yang efektif dan direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terutama untuk individu dengan risiko tinggi, adalah menggunakan Low Dose CT scan Thorax (LDCT).
Sita menerangkan sejumlah langkah diagnosis yang dilakukan pada kanker paru. Pertama, dengan anamnesis, tahap awal dalam proses diagnosis penyakit. Dalam tahap ini, dokter akan melakukan wawancara dengan pasien untuk mengumpulkan informasi.
"Tentang faktor risiko, riwayat kesehatan, gejala yang dialami, dan faktor risiko yang mungkin terkait dengan kanker paru," jelas dia.
Kedua, proses skrining dan deteksi dini kanker paru melalui LDCT. Menurut dia, LDCT merupakan salah satu metode skrining yang efektif untuk mendeteksi kanker paru pada tahap awal. Metode itu menggunakan sinar-X dalam dosis radiasi rendah untuk menghasilkan gambaran detail paru, termasuk struktur dan tekstur jaringan paru.
"Dibandingkan dengan rontgen toraks konvensional, LDCT memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dalam mendeteksi kanker paru pada tahap awal, bahkan ketika tumor masih dalam bentuk lesi kecil yang sulit terlihat dengan metode lain," jelas dia.