Ini Permisalan Fenomena Ruwaibidhah Tanda Kiamat yang Muncul Akhir-Akhir ini
Ruwaibidhah merupakan orang-orang yang dijelaskan berikut ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sebuah hadits futuristik yang menjelaskan bahwa akan datang tahun-tahun kemunculan Ruwaibidhah atau orang-orang bodoh yang berbicara tentang urusan publik termasuk urusan agama. Ulama menjelaskan bahwa Ruwaibidhah dalam konteks sekarang dapat merusak agama.
Pakar hadis, KH Ahmad Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hadits yang menyebutkan tentang Ruwaibidhah ini sangat relevan dengan fenomena yang bisa dilihat sekarang.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
سيأتِي على الناسِ سنواتٌ خدّاعاتٌ؛ يُصدَّقُ فيها الكاذِبُ، ويُكذَّبُ فيها الصادِقُ، ويُؤتَمَنُ فيها الخائِنُ، ويخَوَّنُ فيها الأمينُ، وينطِقُ فيها الرُّويْبِضَةُ . قِيلَ : وما الرُّويْبِضةُ ؟ قال : الرجُلُ التّافِهُ يتَكلَّمُ في أمرِ العامةِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Pendusta dianggap jujur, orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat diberi amanah, orang yang amanah dianggap pengkhianat, dan Ruwaibidhah berbicara.”
Lalu ada sahabat Nabi SAW yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?”
Nabi Muhammad SAW menjawab, “Orang yang bodoh berbicara tentang urusan banyak orang.” (HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
Kiai Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hadits tersebut adalah hadits mustaqbaliyah atau hadits futuristik. Yaitu hadis yang berbicara tentang hal yang akan terjadi di masa datang.
"Hadits tersebut termasuk nubuwat Nabi Muhammad SAW," kata Kiai Ubaidi Hasbillah kepada Republika, Selasa (9/7/2024)
Akan tetapi, Kiai Ubaidi Hasbillah menjelaskan, hal-hal yang sifatnya futuristik seperti itu adalah ranah iman. Jadi hadits itu tidak untuk menghakimi atau menghukumi bahwa si A dan si B adalah Ruwaibidhah. Ini adalah sosok pendusta yang disebut dalam hadits itu.
Pakar hadits ini menegaskan, ranahnya bukan seperti itu. Melainkan ini adalah ranah iman terhadap hari akhir, hari kehancuran umat, yang tanda-tandanya di antaranya telah disebutkan dalam hadits tersebut.
Kepada umat Islam, Kiai Ubaidi Hasbillah berpesan, hadits tersebut memberikan kewaspadaan dan perintah untuk menyiapkan diri menghadapi fenomena itu.
"Jadi bukan sibuk mencari sosok-sosok yang disebutkan ciri-cirinya dalam hadis itu. Demikian karakter hadits-hadits bergenre mustaqbaliyah tersebut," ujarnya.
Ruwaibidhah Dalam Konteks Sekarang
Lihat halaman berikutnya >>>
Kiai Ubaidi Hasbillah menerangkan, Ruwaibidhah dalam konteks ini merujuk pada orang-orang yang tidak memiliki kapasitas atau pengetahuan yang memadai namun berbicara atau mengurusi perkara umum, termasuk urusan agama.
Ia menegaskan, ini memang salah satu yang merusak agama adalah ketika orang tidak berilmu, tidak berkompeten, tampil berbicara dan berfatwa untuk publik. Kompetensi, keilmuan, dan keahlian tidak lagi diperlukan. Melainkan yang diperlukan sekedar misalnya popularitas atau hal-hal lain yang tidak mendasar.
"Fenomena sekarang, di mana banyak orang dengan pemahaman agama yang dangkal berbicara di saluran publik (seperti media sosial), mencampuradukkan agama dengan perdukunan atau mengaku bisa berbicara dengan makhluk gaib, malaikat, arwah para nabi, dan lain-lain adalah salah satu cerminan dari apa yang dimaksud dengan Ruwaibidhah ini," ujar Kiai Ubaidi Hasbillah.
Menurutnya, sebenarnya fenomen seperti itu hal yang mungkin saja terjadi. Namun masalahnya Ruwaibidhah itu menjadikan hasil pertemuan dengan mahluk gaib itu sebagai dasar hukum atau pedoman kebenaran. Mereka seringkali tidak memiliki dasar ilmu agama yang kuat dan malah menyesatkan masyarakat dengan klaim-klaim yang tidak berdasar.
"Fenomena ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebingungan di tengah umat, merusak akidah, dan menyebarkan pemahaman yang keliru tentang agama," jelas Kiai Ubaidi Hasbillah.
Oleh karena itu, Kiai Ubaidi Hasbillah mengingatkan, penting bagi semua untuk berhati-hati dan mencari ilmu dari sumber-sumber yang terpercaya dan memiliki keilmuan yang diakui.
"Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus belajar dan memahami agama dengan benar serta menjauhkan diri dari segala bentuk penyimpangan," ujarnya.