FBI: Penembakan Terhadap Trump adalah Upaya Pembunuhan
FBI masih menggali motif pelaku yang melakukan upaya pembunuhan terhadap Trump.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Federal Amerika Serikat (FBI) mengonfirmasi penembakan pada kampanye mantan presiden Donald Trump pada Sabtu malam sebagai percobaan pembunuhan.
“Malam ini, kami melakukan apa yang kami sebut sebagai upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden kami Donald Trump,” kata Kevin Rojek, agen khusus yang bertanggung jawab di kantor lapangan FBI di Pittsburgh, berbicara pada konferensi pers di Butler, Pennsylvania.
Dia mengatakan pihak berwenang bekerja dengan cepat untuk mencoba mengidentifikasi individu yang melakukan hal ini. Termasuk motif di balik upaya pembunuhan tersebut. FBI meminta masyarakat untuk memberikan informasi apa pun yang mungkin bisa membantu.
"FBI telah mengerahkan agen investigasi, tim respons bukti, dan personel lain dari seluruh negeri," katanya.
Sebelumnya, tersangka dalam insiden penembakan mantan Presiden AS, Donald Trump dilaporkan tewas. Namun tidak hanya tersangka, seorang warga sipil lain yang ikut menjadi pengamat di kampanye juga dilaporkan terbunuh. Demikian di jaksa wilayah setempat Richard Goldinger kepada Associated Press dan media lokal.
CBS, mitra berita BBC di AS, juga melaporkan agen dinas rahasia terlibat adu tembak dengan tersangka. Dua sumber penegak hukum mengatakan kepada CBS bahwa tersangka laki-laki sudah tewas.
Tiga sumber penegak hukum dikutip CNN mengonfirmasi bahwa penembak berada di luar lokasi rapat umum mantan presiden Donald Trump di Pennsylvania.
Dua dari sumber tersebut mengatakan, penembak berada di atap, di luar lokasi. Berbagai sumber penegak hukum menyebut individu ini sebagai penembak jitu, meskipun rincian tambahan mengenai hal itu tidak jelas.
Jaksa Wilayah Butler County Richard Goldinger mengatakan dia diberitahu oleh kepala detektifnya bahwa penembak berada di sebuah gedung yang berdekatan dengan properti tersebut dan tidak memiliki rincian tambahan tentang orang tersebut.
Mantan Presiden AS Donald Trump menjadi sasaran tembak saat kampanye di negara bagian Pennsylvania. Dia terluka di bagian terluka dan dikawal turun oleh anggota dinas rahasia.
Greg Steube, politikus yang mewakili sebuah distrik di Florida, mencoba menarik hubungan antara masalah hukum Trump dengan insiden penembakan tersebut.
“Mereka mencoba memenjarakannya dan sekarang mereka mencoba membunuhnya,” katanya dalam sebuah postingan di X.
“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi negara kami. Berdoa untuk Presiden Trump, keluarganya, dan semua orang di Pennsylvania yang terkena dampak kekerasan yang tidak masuk akal saat ini.”
Trump menghadapi empat tuntutan pidana, termasuk atas upayanya membatalkan pemilu 2020. Pada bulan Mei, juri di New York memutuskan dia bersalah karena memalsukan catatan bisnis sehubungan dengan pembayaran uang tutup mulut yang diberikan kepada seorang aktris film dewasa menjelang pemilu tahun 2016.
Mantan presiden AS Donald Trump diduga menjadi sasaran tembak saat melakukan kampanye. Bagian telinga Donald Trump terlihat berdarah usai rentetan tembakan yang terdengar.
Keterangan Saksi
Berbicara kepada Aljazirah, seorang saksi mengatakan, dia bekerja sebagai sukarelawan dan duduk di baris pertama tepat di depan Presiden Trump ketika insiden itu terjadi.
“Dia sedang berbicara. Tiba-tiba kami mendengar 'pop, pop, pop', terdengar sangat mirip kembang api. Lalu kami menyadari semua Secret Service, setidaknya ada empat orang, melompat ke atas panggung, mendorongnya hingga jatuh,” katanya.
“Ada kabar dari orang-orang yang ada di sekitar mereka di depan, mereka mendorong semuanya hingga jatuh ke tanah,” tambah saksi itu.
Agen Rahasia lantas mengawal mantan Presiden AS Donald Trump dari panggung setelah terdengar suara seperti suara tembakan di sebuah rapat umum di Pennsylvania.
Rekaman menunjukkan dia meringis dan mengangkat tangan ke telinganya, sebelum merunduk. Ia pun tampaknya terkena oleh tembakan tersebut.