Kendalikan Inflasi dan Panic Buying, Pemkot Yogya Mulai Kasak Kusuk Cari Pasokan Pangan
Yogyakarta pernah diterpa inflasi tinggi sampai 6,49 persen pada 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan penjajakan dengan daerah-daerah penghasil pangan melalui kerja sama antara daerah (KAD) untuk menjaga pasokan bahan pangan. Kerja sama ini juga dilakukan untuk menstabilkan harga pangan, sehingga tidak terjadi panic buying di masyarakat.
Selain itu, upaya tersebut juga dilakukan guna pengendalian inflasi di Kota Yogyakarta. “Pelaksanaan kerja sama tersebut perlu dilakukan perumusan strategi lebih lanjut, sehingga terwujud suatu penguatan kerja sama pengendalian inflasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan,” kata Kepala Bagian Perekonomian dan Kerjasama Kota Yogyakarta, Rr. Andarini belum lama ini.
Salah satu daerah yang diajak bekerja sama dalam menjaga pasokan bahan pangan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kota Yogyakarta yakni Kabupaten Sleman. Kerja sama dengan Sleman ini khususnya dalam penyediaan pasokan komoditas cabai.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Kabupaten Bantul untuk penyediaan pasokan komoditas beras, cabe, dan bawang merah. Sedangkan, untuk penyediaan pasokan telur ayam ras, pihaknya menggandeng Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
“Kota Yogyakarta bukan sebagai daerah produsen pangan, sehingga isu ketahanan pangan dan jaminan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok menjadi sangat penting bagi Kota Yogyakarta,” jelas Andarini.
Andarini menuturkan, pada 2022 Kota Yogyakarta sempat mengalami inflasi yang cukup tinggi yakni 6,49 persen. Namun inflasi di Kota Yogyakarta mengalami penurunan signifikan pada 2023 menjadi 3,17 persen.
“Diharapkan, penguatan pengendalian inflasi dengan berkolaborasi bersama daerah lain dapat menekan inflasi di Kota Yogyakarta,” ucap Andarini.
Dikatakan, untuk mengendalikan inflasi pada aspek keterjangkauan harga, pemerintah melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya menyalurkan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada 27.236 keluarga penerima manfaat (KPM).
Tak hanya itu, katanya, juga telah dilaksanakan pasar murah di tingkat kemantren yang sudah berlangsung pada 26 Februari hingga 18 Maret 2024. Bahkan, juga telah diresmikan Kios Segoro Amarto di Pasar Sentul dengan harga bahan pangan yang lebih terjangkau.
Pihaknya juga melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Perum Bulog tentang penyelenggaraan Kios Segoro Amarto, dan pengendalian inflasi daerah melalui warung Mrantasi.