5 Kemenangan Palestina Atas Israel di Kancah Internasional Sejak Perang Gaza
Perang Gaza membawa sisi lain yaitu kemenangan Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perang Israel di Jalur Gaza yang berlangsung hampir satu tahun sejak 7 Oktober 2023, memposisikan negara Zionis itu pada posisi tak menguntungkan.
Republika.co.id. merangkum kerugian Israel di kancah internasional selama Perang di Jalur Gaza yaitu sebagai berikut:
Pertama, terbukti genosida
Ketua Hakim Mahkamah Internasional (ICJ) Joan Donoghue membacakan putusan sela atas gugatan Afrika Selatan terhadap genosida yang dilangsungkan Israel di Jalur Gaza. Mahkamah Internasional memerintahkan Israel mengambil semua langkah mencegah genosida dan memastikan pasukannya tidak melakukan genosida.
“Israel harus secara efektif dan segera melakukan upaya-upaya pencegahan pelanggaran Artikel 2 Konvensi Genosida,” baca hakim Donoghue dalam persidangan di Den Haag, Jumat (26/1/2024).
Yang dimaksud Artikel 2 tersebut adalah membunuh anggota kelompok tertentu; Menyebabkan kerugian fisik atau mental yang serius terhadap anggota kelompok;
Dengan sengaja menimbulkan kondisi bagi kelompok tertentu yang bisa menuju kehancuran fisik seluruhnya atau sebagian; Menerapkan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran di dalam kelompok; dan memindahkan secara paksa anak satu kelompok ke kelompok lain. Putusan itu tak secara eksplisit memerintahkan Israel mengehentikan penyerangan ke Gaza.
Kedua, perintah penangkapan Netanyahu
Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan pada Senin (201/5/2024) mengatakan dirinya meyakini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant memikul tanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Atas dasar itu, pihaknya telah mengajukan permintaan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Selain itu, dia juga mengajukan surat perintah penangkapan untuk pemimpin gerakan Palestina Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, Kepala sayap militer Hamas Mohammed Diab Ibrahim Masri dan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh.
"Hari ini saya mengajukan permohonan surat perintah penangkapan di hadapan Kamar Pra-Peradilan I Pengadilan Kriminal Internasional dalam Situasi di Negara Palestina ... Yahya Sinwar, Mohammed Diab Ibrahim Al-Masri (Deif), Ismail Haniyeh ... Benjamin Netanyahu, Yoav Gallant," kata Khan dalam sebuah pernyataan.
Jaksa itu menambahkan, para pejabat tersebut bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan mulai Oktober 2023 berdasarkan bukti yang dikumpulkan dan diperiksa oleh kantornya.
Hal tersebut diakhiri dengan permintaan pengadilan dari Israel untuk memberikan informasi tentang kondisi kemanusiaan yang ada di zona evakuasi yang ditentukan di Jalur Gaza.
Ketiga, pengakuan...
Ketiga, pengakuan kemerdekaan Palestina
Bertambahnya pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Palestina
Norwegia, Irlandia, dan Spanyol pada Rabu (22/5/2024) menyatakan, bahwa mereka akan mengakui negara Palestina.
Pemimpin Irlandia menyatakan, negara mereka akan mengakui Palestina sebagai negara namun tidak menentukan kapan waktu tepatnya, sementara pemimpin Norwegia dan Spanyol menyatakan pengakuan mereka akan negara Palestina akan secara resmi diumumkan pada 28 Mei 2024.
Pernyataan resmi atas pengakuan negara Palestina akan digelar secara bergiliran secara terpisah. Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store membuat pengumuman di Oslo, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Madrid, dan dan Perdana Menteri Irlandia mengumumkan pengakuan negara Palestina di Dublin.
Dengan langkah ketiga negara Eropa tersebut, berarti 146 dari 193 negara anggota PBB kini mengakui negara Palestina. Dari 27 negara anggota EU, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceska, Polandia, Slovakia, Romania, dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina.
Keempat, Kejahatan perang dan genosida yang terus dilanjutkan Israel di Jalur Gaza membuat negara itu semakin terasing di antara negara-negara dunia. Dengan korban jiwa yang telah mencapai lebih dari 37 ribu jiwa, kebanyakan anak-anak dan perempuan, banyak negara kini terbuka matanya atas kejahatan negara Zionis tersebut.
Warga Palestina dan negara-negara mayoritas Muslim sejak lama menyoroti kejahatan penjajahan Israel sejak 1948 silam. Namun, dengan kekejaman terkini yang mendapat sorotan penuh di berbagai media, negara-negara barat tak bisa lagi memalingkan muka.
“Sudah terlalu lama komunitas internasional memalingkan muka,” kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada konferensi pers semalam.
“Mereka berpikir bahwa tanpa menyelesaikan konflik ini kita bisa hidup damai dan stabil. Apa yang terjadi selama delapan bulan ini telah membuka mata dunia.”
PBB menambahkan tentara Israel ke dalam “daftar hitam” negara-negara yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata pekan lalu. Chris Guinness, mantan juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan ini adalah “daftar yang paling memalukan”.
Menurutnya, masuk ke dalam “daftar hitam” PBB yang berisi negara-negara yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak akan meningkatkan isolasi negara tersebut dan semakin menggerus reputasi internasionalnya.
“Ini adalah daftar hitam terburuk yang dialami Israel karena pembunuhan anak-anak melanggar tabu,” kata Gunness kepada Aljazirah.
“Beberapa kelompok dan negara yang masuk dalam daftar ini antara lain Boko Haram, ISIS, al-Qaeda, Rusia, Myanmar. Hal ini menempatkan Israel dalam daftar rezim dan kelompok yang paling mengerikan di dunia,” kata Gunness.
“Hamas dan Jihad Islam juga ada di sana, termasuk pemukim Israel atas apa yang mereka lakukan di Tepi Barat.”
Menurutnya, semakin...
Menurutnya, semakin terungkapnya kejahatan Israel akan memiliki konsekuensi. Ia mengingatkan bahwa komunitas internasional Mahkamah Internasional (ICJ), Mahkamah Pidana Internasional (ICC), dan laporan Dewan HAM PBB yang akan memukul Israel.
Kelima, terpuruknya ekonomi termasuk pariwisata
Mungkin sektor ekonomi Israel yang paling menderita di tengah perang ini adalah pariwisata yang menyumbang 2,6 persen dari PDB sebelum pandemi pada 2019, sebelum turun menjadi 1,1 persen pada tahun 2021. Baik pariwisata asing maupun domestik di Israel telah mendatar sejak dimulainya perang.
Di seluruh Israel, restoran dan toko-toko tetap kosong. Segera setelah serbuan Hamas ke Israel selatan dan meletusnya perang di Gaza, banyak maskapai penerbangan yang membatalkan atau menangguhkan sebagian besar penerbangan mereka ke Tel Aviv, dan banyak wisatawan yang membatalkan rencana mereka untuk mengunjungi Israel.
Meskipun demikian, beberapa maskapai besar seperti Lufthansa dan beberapa anak perusahaannya, termasuk Swiss International Air Lines dan Austrian Airlines, melanjutkan penerbangan mereka ke Israel pada awal bulan ini.
Sebelum Operasi Banjir Al Aqsa, jumlah pengunjung ke Israel mencapai lebih dari 300 persen orang setiap bulannya. Pada bulan November, angka tersebut dilaporkan merosot menjadi 39 persen.
"Perang tidak hanya tragis, tapi juga mahal. Dampaknya terhadap pariwisata, misalnya, sangat nyata dan tidak bisa diabaikan," kata Fuld kepada Al Jazeera.