Gede Pangrango Capai 0 Derajat, Apa Penyebab dan Sampai Kapan Suhu Dingin di Pulau Jawa?

Suhu udara mengalami penurunan tajam sejak beberapa terakhir.

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
Gunung Gede Pangrango. Suhu udara di Gunung Gede Pangrango mencapai 0 derajat pada puncak musim kemarau 2024.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan, Lintar Satria Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Suhu udara dingin hampir terjadi di semua daerah di Pulai Jawa saat ini. Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat bahkan membeku di puncak musim kemarau pada Juli 2024. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mencatat suhu mencapai 0 derajat Celcius.

Baca Juga


Kawasan alun-alun Suryakancana membeku akibat suhu udara yang menurun tajam terutama pagi hari. Pendaki diimbau berhati-hati dan mengenakan perlengkapan sesuai standar agar tidak mengalami hipotermia.

Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Deni mengatakan, suhu udara mengalami penurunan sejak beberapa terakhir. Bahkan hal yang sama dapat dirasakan di kawasan pintu masuk pendakian Cibodas dan Gunung Putri.

"Suhu di kawasan Alun-alu Suryakancana sempat dilaporkan sampai 0 derajat saat pagi hari, penurunan suhu terjadi lebih dingin dibandingkan biasanya, untuk pastinya kami masih menunggu laporan petugas," katanya, di Cianjur, Kamis (18/7/2024).

Seiring penurunan suhu tersebut, pihaknya meminta pendaki untuk ekstra hati-hati dalam melakukan aktivitas pendakian, patuhi aturan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku serta mematuhi anjuran petugas di pintu masuk pendakian. Setiap pendaki diminta mempersiapkan diri dengan matang termasuk kesehatan fisik, teknis, dan perlengkapan yang dibutuhkan dipastikan sesuai standar keselamatan agar terhindar dari hipotermia karena suhu dingin.

"Kami juga menempatkan petugas di sepanjang jalur pendakian hingga Alun-Alun Suryakancana, guna memastikan pendakian masih dapat dilakukan serta mengimbau pendaki menggunakan peralatan terutama pakaian yang dapat menghangatkan tubuh," katanya.

Sementara membekunya kawasan Alun-alun Surakancana Gunung Gede, sempat dibagikan sejumlah pendaki di akun media sosialnya seperti yang disiarkan pendaki asal Bogor Muhammad Fikri. Dia menyebut saat pagi dan malam hari tenda yang ditempatinya diselimuti es.

Bahkan saat pagi hari, ungkap dia, rerumputan di kawasan tersebut dipenuhi embun yang membeku akibat suhu udara yang turun drastis sedangkan pada malam hari suhu lebih dingin sehingga dia dan sejumlah rekannya terpaksa menggunakan jaket rangkap dua.

"Biasanya tidak sedingin ini, saat malam hari lebih dingin, ketika pagi di atas tenda tertutup es termasuk di rerumputan, es tersebut baru mencair menjelang siang," katanya.

Warga memancing di dekat pohon yang meranggas di pinggiran Pantai Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela, Mataram, NTB, Kamis (21/7/2022). Menurut data BMKG NTB menyatakan wilayah NTB mulai masuk puncak musim kemarau 2022 sehingga masyarakat perlu mewaspadai terjadinya kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat mengganggu aktivitas warga. - (ANTARA/Ahmad Subaidi)

Analisis penyebabnya menurut BMKG.. baca di halaman selanjutnya.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Analisa tim meteorologi BMKG mendapati pada saat yang bersamaan suhu permukaan laut di perairan Samudera Hindia juga dalam kondisi yang relatif lebih rendah, sehingga berpengaruh membawa suhu dingin pada wilayah Indonesia. Menurutnya, fenomena seperti itu akan menyasar wilayah bagian selatan ekuator atau khatulistiwa dalam hal ini, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terasa akan lebih dingin dari biasanya.

Namun biasanya Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi, seperti Banjarnegara Jawa Tengah (Dieng), Lumajang hingga Pasuruan di Jawa Timur (Semeru, Bromo), kemudian Wonosobo dan Temanggung (Gunung Sindoro-Sumbing) dan Lembang Bandung di Jawa Barat.

BMKG memprakirakan sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa waktu ke depan masih bersuhu lebih dingin pada pagi, dengan titik minimumnya berlangsung pada malam hari. Hal demikian juga dipengaruhi oleh posisi matahari yang sedang berada di belahan utara bumi, sehingga wilayah Indonesia khususnya bagian selatan khatulistiwa menerima sedikit sinar matahari secara langsung dan menjadikan suhu udara lebih rendah.

Dalam kondisi tersebut BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mengonsumsi air minum secara cukup. Masyarakat diminta melengkapi makanan atau minuman mengandung vitamin C, dan vitamin D, sehingga imun tubuh tetap terjaga menghadapi fenomena penurunan suhu.

BMKG Bandung memberikan tips agar tetap dalam kondisi fit di tengah cuaca dingin yang terjadi di Kota Bandung. "Suhu dingin pada pagi hari bisa berdampak pada kondisi kesehatan," ucap Muhammad Iid prakirawan BMKG Bandung, Rabu (17/7/2024).

Ia mengimbau masyarakat menjaga kondisi badan agar tetap fit dengan memakai jaket tebal di luar ruangan, memakai selimut pada malam hari. Selain itu, banyak mengonsumi air putih hangat, dan lebih sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.

Iid mengatakan dalam sepekan terakhir suhu minimun terpantau terendah di angka 16,2 derajat Celsius. Sedangkan suhu pada siang hari berkisar antara 29-30 derajat Celsius.

Ia melanjutkan angin monsun Australia membawa udara yang dingin dan kering di wilayah Australia ke wilayah Indonesia. Selain itu, penyebab lain adalah pada saat musim kemarau tutupan awan relatif sedikit. Akibatnya, Iid mengatakan panas radiasi matahari saat siang hari maksimal. Sedangkan pada malam hari bumi akan melepaskan energi.

"Karena tidak ada awan, maka pada malam hari radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan dilepaskan secara maksimal," kata dia. Akibatnya, pada malam hingga dini hari sudu udaranya akan terasa dingin di wilayah Jawa Barat.

Lantas, sampai kapan suhu dingin ini akan terjadi? Baca di halaman selanjutnya.

 

Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli-September). "Dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga September," kata Ida.

Dalam Ikhtisar Cuaca pada 15 Juli yang berlaku sampai 17 Juli 2024, BMKG mengatakan Indeks Seruakan Dingin (cold surge) bernilai -0,6 yang menunjukkan indikasi fenomena seruakan massa udara dingin tidak signifikan terhadap wilayah Indonesia.

Indeks Seruakan Dingin (Cold Surge Index, CSI) adalah suatu metrik yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan intensitas aliran massa udara dingin yang bergerak ke selatan dari daratan Asia menuju Indonesia.

Ida menambahkan, suhu dingin di musim kemarau biasanya terjadi pada malam hari, setelah cuaca cerah di siang hari.

Ia menjelaskan, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan.

Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.

"Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi," katanya.

Ida menjelaskan, pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin karena adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia.

Hal itu menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler