Mengapa Gunung Gede yang Saat Ini 'Membeku' Diciptakan Allah?

Keadaan Gunung Gede di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilaporkan 'membeku'.

BTN GN Gede Pangrango
Puncak Gunung Gede
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Keadaan Gunung Gede di  wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilaporkan 'membeku' di puncak musim panas pada Juli 2024. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango  bahkan mencatat suhu mencapai 0 derajat celcius.

Di kawasan alun-alun Suryakancana, dilaporkan membeku akibat suhu udara yang menurun tajam terutama pagi hari. Pendaki harus berhati-hati dan mengenakan perlengkapan sesuai standar agar tidak mengalami hipotermia.

Sementara membekunya kawasan Alun-alun Surakancana Gunung Gede, sempat dibagikan sejumlah pendaki di akun media sosialnya seperti yang disiarkan pendaki asal Bogor Muhammad Fikri. Dia menyebut saat pagi dan malam hari tenda yang ditempatinya diselimuti es.

Bahkan saat pagi hari, ungkap dia, rerumputan di kawasan tersebut dipenuhi embun yang membeku akibat suhu udara yang turun drastis sedangkan pada malam hari suhu lebih dingin sehingga dia dan sejumlah rekannya terpaksa menggunakan jaket rangkap dua.

"Biasanya tidak sedingin ini, saat malam hari lebih dingin, ketika pagi di atas tenda tertutup es termasuk di rerumputan, es tersebut baru mencair menjelang siang," katanya.

Terlepas dari kondisi Gunung Gede saat ini,

Baca Juga


pernahkah bertanya mengapa Allah menciptakan banyak gunung, termasuk gunung Gede?

Salah satu kuasa Allah yang nampak oleh makhluk-Nya adalah wujud alam semesta. Seperti Allah menciptakan gunung-gunung beserta maksud dan tujuan tertentu sebagai bagian dari ciptaan-Nya.

Mengenai diciptakannya gunung-gunung, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An Nahl ayat 15, “Wa alqa fil-ardhi rawaasiya an tamida bikum wa anhaara wa subulan la’allakum tahtadun.”

Yang artinya, “Dan Dia mencampakkan di bumi gunung-gunung supaya ia tidak goncang bersama kamu; dan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Mishbah menjelaskan, dalam ayat-ayat sebelumnya dalam Surat An Nahl ini diuraikan tentang ciptaan dan anugerah-Nya yang terpendam. Sedangkan dalam ayat tersebut, diuraikan ciptaan dan nikmat-Nya yang menonjol dan menjulang ke atas dengan menyatakan; “Dan Dia mencampakkan di permukaan bumi gunung-gunung” yang sangat kokoh tertancap.

Gunanya adalah agar ia, yakni bumi, tempat hunian manusia dan segala makhluk tidak guncang bersama. Kendati ia lonjong dan terus berputar, dan Dia menciptakan juga sungai-sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum, dan selanjutnya di bumi itu Allah menjadikan juga jalan-jalan yang terhampar agar manusia mendapat petunjuk lahiriah menuju arah yang dikehendaki dan petunjuk batiniah menuju pengakuan keesaan dan kekuasaan Allah SWT.

Kata “Alqa”mencampakkan di bumi, yakni melempar ke arahnya, memberi kesan bahwa kehadiran gunung, sungai dan jalan-jalan, terjadi sesudah penciptaan bumi. Dan karena itu, kata Prof Quraish, ayat ini tidak menggunakan kata “menciptakan gunung-gunung”.

Boleh jadi, Prof Quraish menjelaskan, pencampakan yang dimaksud adalah terjadinya benturan yang besar, atau gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan lahirnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut terjadi.

Adapun kata “rawasi” terambil dari kata “ar rasw” atau “ar rusuwwu”, yakni kemantapan pada suatu tempat. Dari sini gunung-gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, ditunjuk dengan kata “rawasi” yang merupakan bentuk jamak dari kata “rasin”.

 

 

 

Mengapa warna gunung beragam?

Indonesia termasuk di antara negara yang memiliki gunung-gunung terbanyak di dunia. Bahkan gunung-gunung di Indonesia, termasuk Gunung Gede memiliki keindahan yang mengagumkan lengkap dengan beragam ekosistem hayatinya. Semua itu adalah anugerah Allah ta'ala yang wajib disyukuri. 

Dan bagi orang-orang yang mau berpikir ia akan mendapati banyak tanda-tanda kebesaran Allah SWT pada gunung-gunung yang menjulang tinggi itu. Cobalah perhatikan saja warna gunung-gunung yang begitu indah. Bahkan antara satu gunung dan gunung yang lainnya memiliki karakteristik warnanya masing-masing. 

Alquran Al Karim yang diturunkan Allah ta'ala kepada nabi Muhammad SAW di negeri Arab yang justru kebanyakan wilayahnya adalah padang pasir justru telah mengungkapkan tentang keindahan gunung-gunung yang memiliki keragaman warnanya. Ini menunjukan mukjizat Alquran. Allah ta'ala berfirman : 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ۚ وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ

Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (Alquran surat Fathur ayat 27). 

Bagaimana bisa gunung-gunung itu memiliki ragam warna? Dr. Nadiah Thayyarah dalam Mausu’ah al I’Jaz al Qur’ani yang diterjemahkan menjadi Buku Pintar Sains Dalam Alquran: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah menjelaskan  penelitian-penelitian ilmiah telah menunjukan bahwa air hujan mempengaruhi terbentuknya gunung dengan warna yang berbeda-beda. 

“Warna gunung sebenarnya dipengaruhi oleh unsur logam yang dikandung bebatuannya, sementara warna unsur logam ditentukan oleh kadar oksidasinya yang salah satunya terjadi berkat bantuan air. Pada titik inilah air mempunyai peran dalam membentuk ragam warna bebatuan gunung, seperti hitam pekat, putih, dan merah,” (Lihat Mausu’ah al I’Jaz al Qur’ani karya Dr. Nadiah Thayyarah terbitan Dar al Yamama, Abu Dhabi yang diterjemahkan menjadi Buku Pintar Sains Dalam Alquran: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah oleh penerjemah M Zainal Arifin, Nurakib, Imam Firdaus, Nur Hizbullah, penerbit Zaman pada 2013 halaman 496). 

Menurut Dr. Nadiah Thayyarah kondisi ini seperti halnya buah-buahan yang mempunyai aneka ragam warna, bebatuan pun demikian. Air hujan membuat bebatuan mengalami reaksi kimiawi sehingga warnanya menjadi beragam. Ia bisa berwarna putih, merah, hitam, sesuai dengan unsur logam yang dikandungnya. Warna hitam dan merah dimiliki oleh bebatuan yang mengandung banyak unsur besi dan nikel, sementara warna putih dimiliki oleh bebatuan yang mengandung banyak unsur aluminium dan magnesium. 

Ini semua menunjuk pada susunan kimiawi dan logam semua gunung yang mengandung batuan beku asam atau batuan beku intermediate. Gunung jenis ini pada dasarnya terbentuk dari batuan granit dan semi-granit, dan didominasi oleh dia warna, yaitu putih dan merah dengan tingkat kecerahan yang berbeda-beda. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler