Alasan Elektabilitas Irjen Ahmad Luthfi Perlu Diuji di ‘Kandang Banteng’

Adi Prayitno mengingatkan, Jateng adalah salah satu lumbung suara PDIP.

Republika.co.id/Muhammad Noor Alfian Choir
Baliho bergambar Irjen Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen bertebaran di berbagai wilayah Jateng.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, Elektabilitas Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi yang diusung Partai Gerindra di Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2024 perlu diuji signifikansinya dalam menggempur 'kandang banteng'. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengingatkan, Jateng adalah salah satu lumbung suara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Baca Juga


"Apa pun di Jawa Tengah itu adalah selalu disebut dengan kandangnya banteng, jadi nanti tinggal diuji apakah elektabilitasnya Luthfi signifikan itu bisa menggempur dan merebut 'kandang banteng' ataupun tidak," kata Adi Prayitno ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (23/7/2024).

Elektabilitas Ahmad Luthfi, menurut dia, perlu dilihat dalam beberapa bulan ke depan untuk membandingkannya dengan para kandidat yang akan dijagokan oleh partai politik lain.

"Tinggal kita lihat selama beberapa bulan ke depan ini apakah elektabilitasnya akan terus naik atau justru sebaliknya karena calon-calon penantang belum kelihatan melakukan kampanye-kampanye politik, terutama penantang dari PDI Perjuangan," ujarnya.

Adi lantas mengingatkan adanya kecenderungan pemilih militan PDI Perjuangan di Jawa Tengah.

"Jadi siapa pun yang diusung oleh PDI Perjuangan nantinya sangat potensial mesin mereka terus mendidih, tinggal diuji siapa yang kuat, tentu kerja-kerja politik yang nyata dan terukurlah yang akan membuktikan segala-galanya," tuturnya.

Untuk itu, dia menilai kondisi Pilkada Jawa Tengah 2024 bisa saja mirip seperti Pilkada Jawa Tengah 2013. Kala itu, PDI Perjuangan bukan menjadi partai penguasa dan partai pemenang pemilu. Namun, lanjut dia, Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dengan elektabilitas yang awalnya terbilang rendah berhasil mengalahkan petahana Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada Pilkada Jawa Tengah 2013.

"PDI Perjuangan kalau bicara tentang pilkada punya success story, 2013 saat itu jagoannya tidak kuat, namanya Ganjar Pranowo, saat itu PDI Perjuangan bukan penguasa. Akan tetapi, mampu memenangkan pilkada," ucapnya.

Meski demikian, dia tak menampik serta mengamini elektabilitas Ahmad Luthfi yang saat ini terbilang relatif kuat dan signifikan ketimbang sejumlah nama lainnya yang masuk dalam bursa Pilkada Jawa Tengah 2024 berdasarkan sejumlah hasil survei.

"Saat ini Ahmad Luthfi punya modal sosial, modal politik, yaitu elektabilitasnya unggul dibandingkan yang lain, termasuk dari jagoan PDI Perjuangan. Yang kedua ya di-support oleh mesin politik KIM (Koalisi Indonesia Maju), partai pemenang pilpres di Jawa Tengah," kata dia.

Sebelumnya, Senin (22/7/2024) Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra mengumumkan mengusung Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi sebagai bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024.

"Jawa Tengah, Pak Prabowo putuskan adalah Irjen Pol. Drs. H. Ahmad Luthfi menjadi bakal calon gubernur," kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Muzani menambahkan bahwa keputusan Partai Gerindra mengusung Ahmad Luthfi pada Pilkada Jateng 2024 telah dikomunikasikan dengan partai politik lain yang tergabung dalam KIM.

Ketua Tim Pemenangan Pilkada Nasional PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan, partainya tidak ingin tergesa-gesa dalam mengusung bakal calon kepala daerah dalam Pilkada serentak 2024. Hal ini disampaikan Adian guna merespons Partai Gerindra yang resmi mengusung Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi sebagai bakal calon gubernur Jawa Tengah pada Pemilihan Kepala Daerah 2024.

“Bagus. Tidak apa-apa. Siapa pun yang dicalonkan oleh pihak mana pun, itu tidak akan membuat kita harus kemudian tergesa-gesa, tidak,” kata Adian di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Mantan aktivis 98' itu pun menyadari seorang kepala daerah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap seluruh anggaran yang dipercayakan oleh rakyat pada dia. Kemudian, bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang dikeluarkan.

"Itu bertanggung jawab terhadap masa depan generasi di wilayah itu. Bagaimana kemudian kesehatan ibu dan anak dan sebagainya,” ujarnya.

Adian yang juga Wasekjen DPP PDIP ini menyatakan partai berlambang banteng moncong putih itu selalu mengedepankan pertimbangan yang matang dan mendalam dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini juga termasuk untuk Pilkada Jateng yang akan digelar pada  27 November 2024.

“Jadi untuk mengambil keputusan siapa kepala daerah, kita harus bertimbang jauh lebih matang, lebih dalam memeriksa track record-nya, keberpihakannya dan sebagainya. Kira-kira begitu,” jelas Adian.

Namun begitu, saat ditanya apakah PDIP memiliki kekhawatiran dengan pencalonan Ahmad Luthfi oleh Partai Gerindra berpotensi terjadi penyalahgunaan kekuasaan di Pilkada Jateng nanti, Adian kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak gentar dengan segala potensi tersebut.

Sebab, PDIP sudah terlatih untuk berjuang sekeras-kerasnya demi kebenaran.

“Kita lebih takut kalau rakyat miskin, kita lebih takut kalau rakyat menderita, kita lebih takut kalau kemudian rakyat memilih pemimpin yang salah. Kita tidak pernah ragu dan takut dalam pertarungan, sekeras apapun, selama kebenaran berada di pihak kita. Merdeka."

Adapun, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya akan memprioritaskan mengusung kader internal pada Pilkada Jawa Tengah, Bali, dan sejumlah daerah lain yang menjadi basis dari partai berlambang banteng moncong putih itu. Hal itu disampaikan Hasto menjawab wartawan seusai mengisi pengarahan Pilkada Serentak 2024 di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

"Ya PDI Perjuangan Jateng, Bali, dan daerah-daerah basis, partai akan mendorong kader internal partai," kata Hasto.

Menurut dia, mengusung kader internal dalam kontestasi pilkada serentak merupakan bagian dari muruah partai dan kaderisasi yang autentik terjadi di tubuh PDI Perjuangan.

"Oleh karena itu, bagian dari pride dan juga bagaimana kaderisasi dan percaya terhadap kader partai sendiri," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai peluang mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purn. Andika Perkasa untuk diusung di Pilkada Jateng, Hasto menyatakan bahwa elektabilitas Andika Perkasa cukup tinggi meskipun belum bergerak di lapangan.

"Loh Pak Andika belum bergerak, elektoralnya sudah masuk lima besar di Jateng," ucap Hasto.

Meski begitu, pria asal Yogyakarta itu menegaskan bahwa keputusan final mengenai pencalonan Andika Perkasa masih harus menunggu keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Tapi nanti Ibu Mega yang akan memutuskan karena ada yang mengusulkan Pak Andika juga untuk di Jakarta," tutupnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler