Innalillahi wa Innailaihi Raji'un, Hamas Akui Ismail Haniyeh Syahid

Haniyeh syahid dibunuh di Teheran.

EPA-EFE/IRANIAN FOREIGN MINISTRY
Ismail Haniyeh
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengakui syahidnya pemimpin biro politik mereka Ismail Haniyeh. Haniyeh dikabarkan syahid dalam serangan di Teheran, Iran pada Rabu (31/8/2024).

Baca Juga


“Saudara pemimpin, syahid, mujahid Ismail Haniyeh pemimpin gerakan tersebut, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran,” bunyi pernyataan resmi Hamas yang diterima Republika pagi ini.

Dalam pernyataan tersebut, Hamas menyertakan kutipan Alquran surah Ali Imran ayat 169. “Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah orang yang mati, melainkan mereka masih hidup dan diberi rezeki oleh Tuhannya.”

Hamas mengatakan bahwa Haniyeh terbunuh dalam “serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran”. Garda Revolusi Iran telah mengkonfirmasi bahwa Haniyeh dibunuh bersama salah satu pengawalnya, lapor media pemerintah Iran.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut namun kecurigaan langsung tertuju pada Israel, yang telah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Selasa. Iran tidak memberikan rincian tentang bagaimana Haniyeh dibunuh, dan Garda Revolusi mengatakan serangan itu sedang diselidiki.

Analis di televisi pemerintah Iran segera menyalahkan Israel atas serangan itu. Israel sendiri tidak segera berkomentar namun sering kali tidak memberikan komentar terkait pembunuhan yang dilakukan oleh badan intelijen Mossad mereka. Belum ada reaksi langsung dari Gedung Putih. Pembunuhan tersebut terjadi pada saat yang genting, ketika pemerintahan Biden berusaha mendorong Hamas dan Israel untuk menyetujui setidaknya gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera.

Didahului syahid keluarganya... baca halaman selanjutnya

Pada April, Tiga putra Haniyeh syahid dalam serangan udara Israel di Gaza. Hamas dan keluarga Haniyeh mengatakan Hazem, Amir, dan Mohammed meninggal dunia dalam serangan ke mobil yang mereka kendarai di kamp Al-Shati.

Media Palestina mengatakan dua cucu Haniyeh juga syahid dalam serangan tersebut. Satu cucunya juga ikut terluka. “Tuntutan kami jelas dan spesifik dan kami tidak akan mengambil konsensi, musuh akan delusional bila mereka mengira mengincar putra-putra saya, di klimaks negosiasi dan sebelum gerakan mengerahkan respon, akan mendorong Hamas mengubah posisinya," kata Haniyeh kala itu pada Aljazirah.

“Darah putra-putra saya tidak lebih berharga dari darah rakyat kami," kata Haniyeh yang berada di Qatar.

Kemudian pada Juni, Israel kembali membunuh anggota keluarga Ismail Haniyeh dalam serangan ke Gaza. Adik perempuannya salah satu yang syahid dalam serangan itu. Namun serangan itu tidak menyurutkan nyali Haniyeh. Ia akan terus berjuang membela Palestina.

Haniyeh saat itu menyatakan, jika Israel berpikir menyakiti anggota keluarga akan mengubah sikapnya dalam perlawanan terhadap pendudukan maka mereka salah. "Itu adalah delusi,” ujarnya menegaskan. Haniyeh menambahkan, setiap orang yang terbunuh di Jalur Gaza sudah seperti anggota keluarga baginya.

Haniyeh yang ditunjuk untuk memimpin Hamas pada 2017 lalu berpindah-pindah dari Turki dan Doha, Qatar. Ia menghindari larangan berpergian yang diterapkan Israel di Gaza dan membuatnya dapat bertindak sebagai negosiator dalam negosiasi gencatan senjata atau berkomunikasi dengan Iran, salah satu sekutu terkuat Hamas.

Israel menganggap seluruh pemimpin Hamas sebagai teroris dan menuduh Haniyeh dan pemimpin kelompok perjuangan itu terus "menjalankan organisasi teror Hamas." Namun, seberapa jauh Haniyeh mengetahui tentang serangan lintas batas 7 Oktober yang dilakukan Hamas yang berbasis di Gaza masih belum jelas. Rencana serangan yang disusun oleh dewan militer Hamas di Gaza tersebut merupakan rahasia yang dijaga ketat sehingga beberapa pejabat Hamas di luar negeri tampak terkejut dengan waktu dan skalanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler