JK Kenang Perjumpaan Terakhir dengan Haniyeh, Sang Pemimpin Hamas Mau ke RI Sebelum Syahid
JK turut berduka cita atas berpulangnya Ismail Haniyeh, dan sebut sebagai pejuang.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh gugur dibunuh oleh Israel. Media Iran melaporkan Haniyeh terbunuh oleh 'proyektil berpemandu udara' yang menghantam kediaman tempat ia menginap di utara ibu kota, Teheran.
Haniyeh diketahui merupakan pemimpin politik yang kerap melakukan diplomasi di berbagai negara. Belum lama ini, Ismail Haniyeh terlibat dalam pembicaraan di Doha. Bahkan Haniyeh sempat bertemu dengan mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla.
“Saudara Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Hamas, dan sejumlah pemimpin gerakan tersebut, menerima Dr Jusuf Kalla, ketua Dewan Masjid di Indonesia dan mantan Wakil Presiden Indonesia, di ibu kota Qatar, Doha,” demikian bunyi pernyataan yang dilansir Hamas dan diperoleh Republika pada Sabtu (13/7/2024).
Menurut pernyataan itu, dalam pertemuan JK menyampaikan belasungkawa atas syahidnya sejumlah putra, cucu, juga saudara perempuan Ismail Haniyeh. Pada April, serangan udara Israel di Gaza menewaskan tiga putra dan empat cucu Haniyeh.
Dalam pernyataan teranyar Rabu (31/7/2024), Jusuf Kalla mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Ismail Haniyeh. Menurut JK, Ismail merupakan seorang pejuang.
“Innalillahi, wa inna ilahi rojiun, atas wafatnya Ismail Haniyeh hari ini (31/7/2024). Haniyeh adalah seorang pejuang Palestina dari Gaza yang memiliki kepemimpinan kuat di kalangan Palestina,” kata Jusuf Kalla kepada Republika, Rabu (31/7/2024).
“Kita semua mengharapkan cita-cita, dan perjuangan Ismail Haniyeh untuk kedamaian di Palestina bisa tetap tercapai,” kata Jusuf Kalla.
Menurutnya, meskipun situasi peperangan di Jalur Gaza tetap mengeras, kedukaan atas wafatnya Ismail Haniyeh segera lekas. “Kita semua berdoa, semoga arwah Ismail Haniyeh diterima di sisi Allah Subhana Wata’ala, dan cita-cita Ismail Haniyeh untuk perdamaian dan kemerdekaan Palestina tetap bisa tercapai dan diraih,” ujar Jusuf Kalla.
Perjumpaan terakhir
Jusuf Kalla mengingat, perjumpaan terakhirnya dengan Ismail Haniyeh sekitar tiga pekan lalu di Doha, Qatar. Dalam pertemuan tersebut, Jusuf Kalla mengenang Ismael Haniyeh sangat komitmen untuk segera membuat situasi perdamaian di Palestina.
Pun, kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh sangat komitmen dalam upaya persatuan di Palestina. Komitmen tersebut kata Jusuf Kalla, tampak dari kemauan yang gigih dilakukan Ismail Haniyeh untuk setuju dengan Deklarasi Beijing bersama pemimpin faksi-faksi di Palestina.
Dalam pertemuan di Doha tersebut, kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh juga menyampaikan janjinya untuk datang ke Indonesia. Kata Jusuf Kalla, Ismael Haniyeh menyampaikan rencana kedatangannya ke Jakarta, bersama-sama pemimpin faksi Palestina-Fattah, Mahmoud Abbas.
Hamas dan Fattah adalah dua faksi politik terbesar di Palestina, yang berbasis di Jalur Gaza dan Ramallah. Jusuf Kalla mengatakan, niat mulia Ismail Haniye, dan juga Mahmoud Abbas tersebut merupakan usaha-usaha untuk memperkuat persatuan Palestina untuk terlepas dari penjajahan Zionis Isreal.
“Tiga pekan lalu saya bertemu dengan Ismail Haniye di Doha. Dan dalam pertemuan tersebut, sebenarnya dia menyampaikan keinginannya yang sangat ingin mencapai perdamaian dan penyelesaian yang adil untuk Palestina,” ujar Jusuf Kalla.
“Dan Ismail Haniye, juga menyampaikan untuk menuntutaskan persoalan Hamas-Fattah di Beijing (China), dan akan berkunjung ke Indonesia, bersama pemimpin Fattah, Mahmoud Abbas,” kata Jusuf Kalla.
Namun kata Jusuf Kalla, Sang Maha Pemilik Nyawa memberikan takdir lain. “Allah Subhana Wata’ala lebih dahulu memanggilnya ke rahmatullah. Dan kita semua mendoakan beliau. Dan semoga apa yang diperjuangkan oleh Ismail Haniyeh untuk perdamaian, kemerdekaan, dan keadilan untuk rakyat Palestina tetap dilajutkan,” begitu ujar Jusuf Kalla.
Ismail Haniyeh dinyatakan syahid pada Rabu (31/7/2024) di Teheran, Iran.